Satu || Ruang Arsip

5.9K 684 98
                                    

Tepat pukul sebelas kurang lewat lima, sebagian pekerja memilih pergi kekantin untuk isi perut yang kosong. Padahal bekerja baru berjalan tiga jam tapi perut mereka sudah bergemuruh

Sementara itu di sisi lain ruangan ada si pekerja baru. Ia baru masuk minggu lalu —team arsip dokumen. Di saat yang lainnya pergi ke kantin mencari makan, si pegawai baru harus memutar langkah naik ke lantai sebelas kantornya

Salah satu ruang arsip perlu di bersihkan sesegera mungkin, jadi ini adalah bagiannya sebagai pekerja baru.

Felix—si pekerja baru— tentu saja merengut kesal. Ia juga lapar! Butuh makan dan camilan, sialnya tugas belum selesai, plus! Ia tak bisa membantah atasan. Pekerjaan ini sulit di dapat, jadi mau tak mau ia telan saja rada lapar

KLIK'

Felix terbatuk. Debu dalam ruang penyimpanan berkas sungguh berdebu, sepertinya sudah cukup lama tak di buka. Tapi apa harus sebegini kotornya hingga sekali ketuk saja debu langsung beterbangan tinggi

"Ck! Tukang kebersihan kerjanya apasih" rutuknya.

Felix gulung kemeja putihnya hingga siku. Masukan id card kedalam kantung kemeja agar tak mengganggu kegiatan bebersih dan pencarian dokumen—sialan—nya itu

"RCB-220 nomor 8"

Tungkai yang dibalut celana bahan dongker itu di bawa menuju lorong dengan deret loker dokumen tersekat. RCB yang felix cari ada di sana, terletak di deret loker paling ujung dekat dengan kaca yang mengarah pada parkiran. Tapi ini di lantai sebelas jadi pemandangan yang felix mampu lihat hanya gedung dan awan

"Mm—hmm" felix mulai fokus mencari dokumen pesanan si senior. Laci dengan angka 8 ia tarik terbuka, felix sisir map-map dokumen berwarna coklat tersebut dengan teliti

Poni pirangnya jatuh kenai ujung mata, buat hidung kecil mancungnya mengerut gatal. Felix garuk hidungnya yang terkena anak rambut, tepat pada freckless manisnya

"AHA!"

Dokumen yang ia cari berhasil di temukan. Rasanya melegakan mengingat setelah ini felix bisa langsung mengambil jatah istirahatnya

Ia masukan berkas itu kedalam map biru. Felix bangkit berdiri

TUK'

Satu buah buku jatuh. Felix mengerut dan ambil buku tersebut. Ia tatap cover depan buku tersebut, polos dengan ukiran menghias di ujung. Ada gambar bunga mawar abstrak dengan tinta keemasan, cocok dengan warna background si buku yang berwarna biru lembut

Felix dan selera warna yang aneh

"Ih lucu banget bukunya. Punya siapa ya?" felix cemberut. Rasanya ingin ia bawa pulang, tapi takut ada yang punya. Tapi jika memang ada yang punya, kenapa harus di simpan di ruang arsip?

Tanpa felix ketahui, ada dua ekor hewan mungil memantau dari atas lemari loker.

🐹 : ayo ambil bukunya kiddo

🐰 : kiddo?

🐹 : bahasa gaul dari kids! Ih udah lama di ruang arsip masa kamu ga pinter-pinter!

🐰 : ruang arsip di sini isinya dokumen keuangan sama data pekerja hani, ga ada buku edukasi jadi jangan sok

🐹 : udah bodoh banyak alesan. Pantes aja papa wolf mau pecat kamu

🐰 : kok di sini kamu jadi jahat gitu? Udah ga mau jadi partner aku lagi?

🐹 : ... Udah bodoh, sensian lagi. Huh!

🐰 : diem. Sekarang mending kamu urus bocah itu, bujuk dia biar bukunya di bawa

🐹 : bocah itu juga sama bodohnya. Aku jadi harus turun tangan deh

Felix letakan kembali buku jurnal aneh itu kembali pada tempatnya. Sebenarnya felix benar-benar ingin membawanya pulang tapi seingin-inginnya felix bawa buku itu, felix tidak mau ambil barang milik orang lain. Itu sama saja dengan mencuri jadi felix letakan kembali di tempat semula

"Laper~"

Felix putar langkahnya menuju pintu keluar. Membuat toki dan hammy mendesah kecewa karena mereka harus kembali menganggur di ruang arsip yang penuh debu ini

Hammy merengek, mau tak mau toki harus menenangkan hammy gendutnya dengan sepotong acorn curian. Dengan dua tangan gemuknya si toki membuka ransel mini kuning di punggung, hendak keluarkan acorn sebelum melihat felix yang berlari kembali ke dalam lorong dan curi buku jurnal itu bersamanya

Toki dan hammy saling bertatapan kaget, kemudian mereka bersorak senang. Tidak ada yang mendengar karena pada dasarnya mereka memang tak akan terlihat oleh mata manusia.

Toki angkat tangan kecil berbulunya ke udara dengan susah payah, mantra dirapal lucu oleh mulut mungil dengan kumis putih panjang. Samar cahaya kecil muncul di udara membuat hammy lompat dengan perut serta bokong gembulnya

Kemudian keduanya melompat lewati portal

Mereka akan ikut kemanapun felix membawa buku itu.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[03] Choose ur Character || ChanglixWhere stories live. Discover now