Dafi menyandarkan kepalanya diceruk leher Raya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dafi menyandarkan kepalanya diceruk leher Raya. Ia mengusel seperti seorang anak pada ibunya. Raya yang sudah mulai stabil berusaha untuk melepaskan pelukan Dafi. Ia tidak bisa konsentrasi memasak kalau Dafi terus saja menggodanya.

 Ia tidak bisa konsentrasi memasak kalau Dafi terus saja menggodanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raya mendorong Dafi agar bisa terlepas dari pelukan Dafi. Dan berhasil terlepas, namun itu hanya sebentar karna Dafi kembali memeluk Raya dari belakang. Karna kesel, Raya berbalik dan hendak memarahi Dafi. Namun tiba tiba... cup...

Dafi mencium bibir Raya sekejap kemudian langsung melepaskannya kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dafi mencium bibir Raya sekejap kemudian langsung melepaskannya kembali. Raya yang mendapat perlakuan tiba tiba dari Dafi membuatnya jadi salah tingkah, langsung saja ia memukul dada Dafi dan berbalik memunggungi Dafi.

Dafi tak menyerah, ia tetap saja memeluk Raya dari belakang. Bermanja manja pada Raya. Ia ingin menghabiskan saat saat bersama Raya dengan kenangan yang manis agar selalu diingat olehnya dan juga oleh Raya disaat mereka tidak sedang bersama karena sibuk dengan kegiatan mereka masing masing.

 Ia ingin menghabiskan saat saat bersama Raya dengan kenangan yang manis agar selalu diingat olehnya dan juga oleh Raya disaat mereka tidak sedang bersama karena sibuk dengan kegiatan mereka masing masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raya menyerah. Ia segera menyelesaikan kegiatan memasaknya agar ia bisa menghindar segera dari Dafi.

"Baby girl... kenapa akhir akhir ini kamu selalu mengganggu konsentrasi saya dalam bekerja. Pekerjaan saya jadi berantakan saat saya tidak bisa melihatmu walau sedetik saja." Ucap Dafi lembut tepat ditelinga Raya. Seketika tubuh Raya menegang bagai tersengat listrik. Sedangkan Dafi tersenyum merasakan reaksi tubuh Raya atas kalimatnya tadi.

"I love you Baby girl..." tambah Dafi lagi. Kali ini Raya merasakan nafas Dafi menerpa leher Raya. Ia merasa geli dan ada sensasi aneh yang menjalar ditubuhnya. Entah apa itu, Raya tidak mengetahuinya. Yang ia tahu, sepertinya ia telah terbuai oleh cinta Dafi.

"Mas...!!! Masa bilang cinta momennya nggak pas banget gini. Mana tempatnya didapur lagi. Nggak romantis banget sih..??" Ejek Raya setelah tadi ia mendapat kekuatan untuk protes.

"Sekarang belum saatnya Baby girl. Tunggu sampai kita menikah. Akan ada banyak kejutan yang tiba tiba dari saya. Siapkan mental kamu ya..." jawab Dafi masih dengan posisi yang sama.

" jawab Dafi masih dengan posisi yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas. Gimana kalau kita nikahnya setahun lagi aja...??" Usul Raya untuk menggoda Dafi. Segera Dafi melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuh Raya untuk menghadap kearahnya.

"No..!! Baby girl... saya tidak mau kita menunda pernikahan kita. Kamu tidak tahu betapa sakitnya saya yang hanya bisa melihatmu dari jauh, tidak bisa memilikimu, tidak bisa menyentuhmu. Betapa beratnya selama ini saya memendam perasaan yang tidak bisa saya ungkapkan kepada kamu Baby girl."

Dafi terdiam sejenak untuk mengambil nafasnya. Ia sedikit takut dengan kalimat Raya tadi. Ia takut Raya pergi meninggalkannya setelah ia berhasil mendapatkan Raya. "Dan sekarang tinggal selangkah lagi saya bisa memilikimu seutuhnya, kamu meminta saya untuk menahannya.. big no..!! Baby girl... kamu tidak tahu. Betapa sulitnya saya menahan perasaan saya selama ini sama kamu..." ungkap Dafi membuat Raya merinding.

"Ap... apa maksud mas Dafi..??" Tanya Raya bingung.

Tanpa menjawab, Dafi langsung memeluk tubuh Raya dengan erat. Seakan ia tidak ingin kehilangan Raya untuk selama lamanya.

"Mas..." panggil Raya lirih.

"Biarkan seperti ini dulu, Baby girl.." pinta Dafi manja pada Raya.

"Mas... itu..." panggil Raya lagi, namun ia menunda kalimatnya.

"Kamu kenapa Baby girl.. ada yang sakit..? Apa pelukan saya terlalu erat..??" Tanya Dafi sambil mengurai pelukannya. Ia merasa mendengar keraguan dalam suara Raya. Dafi merasa khawatir dengan Raya. Ia takut pelukannya terlalu menyakiti.

Raya menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Dafi. Raya kemudian menunjuk dengan dagunya kearah belakang Dafi. Dafi yang mengerti segera ia membalikkan badannya dan ia melihat sosok wanita dan pria tua sedang menatap mereka dengan senyum yang lebar.

"Oma.. opa... sudah bangun..??" Tanya Dafi yang salah tingkah karna kepergok oleh mereka. Ia segera menyalimi tangan oma dan opanya. Begitu juga dengan Raya, ia langsung mendekat dan menyalimi tangan kedua orang tua itu.

"Kalian kapan sampainya..?" Tanya Opa.

"Semalam opa. Waktu opa sama oma sudah tidur." Jawab Dafi.

"Kamu masak apa ndo..??" Kini giliran oma yang bertanya pada Raya.

"Ah.. ini... sayur sop sama ayam semur oma.." jawab Raya lirih.

"Oma bantuin yah..??" Tawari oma.

"Tidak usah oma. Tidak apa apa. Ini sudah selesai kok. Tinggal disiapin aja." Tolak Raya. Ia merasa tidak enak pada oma dan opa karena kelakuan Dafi tadi.

"Oma sama opa duduk dulu ya. Biar Raya siapin makanannya." Ajak Dafi pada mereka berdua untuk duduk di ruang makan.

Pria Misterius (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang