Tok tok tok...

Suara ketukan dari luar pintu kamar Raya membuyarkan aksi baper mereka. Raya mematikan kompornya karna nasinya juga sudah matang. Dan segera ia membuka pintu. Ia sudah tahu pasti Galang yang mengetuknya. Semalam sebelum ia tertidur, ia sempat mengirimkan jadwal baru untuk Galang hari ini. Dan tentu saja Galang menyetujuinya. Al hasil jadilah mereka kini sarapan nasi goreng bertiga di kamar Raya.

"Senang bisa bertemu secara langsung dengan anda tuan Dafi.." awali Galang saat mereka selesai sarapan.

Perlu diketahui, sekarang itu masih jam 07.00, tadi Dafi datang dari jam 6 pagi dan Galang menyusul setengah jam kemudian.

Rencana akan masak sarapan jam setengah 8 gagal karna Dafi datang lebih awal dan Galang juga ikutan datang sebelum jam 8.

Flashback on

Suasana ruangan mendadak jadi tegang saat Galang terkejut melihat Dafi sudah datang lebih awal darinya. Mereka saling menatap entah apa artinya, Raya tidak mengerti maksud dari 2 pria itu. Ia lebih memilih untuk fokus dengan kegiatannya.

"Sebenarnya para pria ini kenapa sih..?? Disuruh datang jam 8 eh malah datang jam 6" gerutu Raya lirih saat ia menyiapkan nasi gorengnya.

"Pagi sekali anda sudah sampai disini..?" Sindir Galang pada Dafi. Jelas sekali Raya mendengarnya, karna posisi mereka ada di meja makan tepat dibelakangnya.

"Anda sendiri...?? Kenapa belum jam 8 sudah kesini..??" Tanya balik Dafi

Tak ada suara lagi dari keduanya. Raya sendiri heran dengan mereka. Padahal baru saja bertemu, tapi kenapa seolah ada hawa permusuhan diantara mereka..??

"Kitaa.. sarapan dulu mas... pak..." ajak Raya pada keduanya. Sebelumnya posisi mereka masih saling menatap. Tapi kini mereka sudah melihat kearah Raya. "Di sofa depan saja makannya" ajak Raya lagi, ia benar benar ketakutan melihat wajah tegas keduanya.

Mereka makan dalam diam. Tak ada suara yang memulai untuk berbicara. Hanya suara sendok dan piring yang saling beradu.

Flashback off

"Tidak saya sangka. Kita bisa bertemu disini pak Galang.." jawab Dafi.

Raya memandang mereka dengan rasa takut. 'Sebenarnya apa yang terjadi diantara mereka...??' Batin Raya bergejolak.

"Benar sekali.. lama tidak jumpa dengan anda. Tidak saya sangka anda sekarang sudah benar benar sukses." Ucap Galang

Raya bahkan menelan ludahnya kasar mendengar kalimat Galang tadi. Apa sebelumnya mereka sudah saling mengenal..?

"Ehemmm... ini jadi bahas masalah perjanjian itu apa tidak..?? Kalau tidak, saya mau mencuci piring.." ucap Raya menunggu jawaban mereka berdua.

Lama tak ada jawaban. Raya pun memilih pergi ke dapur dari pada ia harus menyaksikan pertengkaran 2 pria itu.
"Dasar kekanakan..!!" Gumam Raya saat ia sudah sampai didapur.

Diruang tamu, Dafi dan Galang masih saja dengan ekspresi yang sama.

"Apa anda menawarkan diri membantu saya hanya untuk mencari perhatian dari Raya...??" Tuduh Galang pada Dafi

"(Dafi tersenyum sinis) Apa anda tidak membutuhkan pertolongan dari saya..??" Pancing Dafi tak mau kalah.

Tong teng...

Suara notiv dari HP Dafi berbunyi. Menampilkan layar depan di HP nya. Galang tersenyum sinis melihatnya. Ia saja tidak berani untuk memajang foto Raya pada HP nya. Tp Dafi dengan terang terangan memasang Foto Raya pada layar HP nya.

 Tp Dafi dengan terang terangan memasang Foto Raya pada layar HP nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa sekarang anda sudah mulai terang terangan pada Aufa...??" Tanya Galang sinis pada Dafi.

"Bukan hanya terang terangan. Saya bahkan sudah memulainya.."

Rahang Galang mengetat, ia serasa gondok mendengar kalimat Dafi tadi.

"Saya tidak akan membiarkan anda mendapatkan Aufa dengan mudah.." janji Galang

"Silahkan saja," jawab Dafi santai.

Raya kembali keruang tamu lagi dan ia melihat posisi mereka masih saling menatap seolah mengibarkan bendera permusuhan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Raya kembali keruang tamu lagi dan ia melihat posisi mereka masih saling menatap seolah mengibarkan bendera permusuhan.

"Ok... saya nggak tahu permasalahan diantara kalian itu apa. Tapi Saya hanya ingin masalah perjanjian ini cepat selesai." Ucap Raya. Ia sudah tidak tahan melihat kelakuan mereka.

"Tidak ada yang mau bersuara...??? ok... silahkan kalian berdua bisa keluar dari kamar saya." Ucap Raya sambil berdiri setelah lama menunggu suara mereka untuk menjawab, tapi tak ada 1 pun kata yang keluar dari mereka. Karna geram, Raya hendak berjalan menuju pintu, namun kedua tangannya ditarik oleh Dafi dan Galang.

"Duduk.." perintah Dafi lembut pada Raya. Raya menurut. Ia melepaskan paksa pegangan kedua pria itu di tangannya.

"Jadi bagaimana..??" Tanya Raya memastikan saat ia sudah duduk di tengah tengah keduanya.

"Saya tidak mau...!! Lebih baik saya rugi dari pada harus bekerja sama dengan dia.." ucap Galang memulai. Ia tahu keputusannya itu sangat egois bagi perusahaannya.

"Tapi pak... kita bisa rugi besar kalau tidak menerima bantuan dari mas Dafi.." bujuk Raya pada Galang. Ia berharap Galang tidak bersikap egois. Dafi memandang Galang sinis.

"Demi karyawan yang lain pak..." tambah Raya lagi. Galang melihat kearah Raya dengan perasaan iba, ia sebenarnya juga tidak mau bersikap egois seperti ini, namun ia juga tidak mau kehilangan Raya untuk kedua kalinya.

"Coba bapak pikirkan untuk kedepannya, untuk sementara lupakanlah permasalahan kalian berdua. Saya memang tidak tahu apa masalahnya, tapi saya memikirkan nasib teman teman saya disana." Ucap Raya panjang lebar.

Bip bip...

Suara notiv dari HP Galang membuyarkan percakapan mereka. Galang melihat siapa yang mengiriminya chat pagi pagi sekali.

Pak Alex
Bagaimana pak Galang. Apa anda sudah memikirkan syarat yang saya ajukan..?

Seketika wajah Galang menjadi tegang. Raya khawatir melihatnya, sedangkan Dafi tetap dengan ekspresi datarnya.

"Kenapa pak..??" Tanya Ray hati hati pada Galang. Galang menghembuskan nafasnya kasar. Ia sepertinya memang harus menerima tawaran dari Dafi.

"Baiklah... saya terima tawaran anda tuan Dafi Alfarezi."

Seketika senyum Raya mengambang. Sedangkan Dafi tersenyum menang kearah Galang.

"Alhamdulillah... terima kasih atas keputusan bijak dari pak Galang.." ucap Raya dengan senang.

Pria Misterius (Tamat)Where stories live. Discover now