Jungkook hanya memandang Lalisa sekilas, sebelum melanjutkan berjalan kearah dapur untuk makan malam.

Lalisa sudah makan malam sebelum Jungkook datang, dan kini ia tengah berdiskusi tentang pekerjaan dengan John diruang tengah.

Pria bermarga Jeon itu menghabiskan makanannya tanpa membuka suara. Ia juga tidak tertarik dengan apa yang sedang dibicarakan Lalisa dan John. Jungkook sengaja makan dengan cepat, karena mulai jengah dengan situasi yang ada.

Tepat saat akan membuka pintu kamarnya untuk istirahat, suara Lalisa dibelakang tubuhnya menghentikan langkahnya.

"Aku sudah mentransfer uang sekolahmu. Untuk sekolah kau bisa memakai mobilku, kau bebas mau memilih yang mana. Atau jika kau menginginkan mobil lain, kau bisa minta tolong pada John untuk mengurus pembeliannya." setelah itu, Lalisa berlalu memasuki kamarnya yang ada disebelah kamar Jungkook.

Flashback on

"Ayah, akan tetap menikahkanmu dengan Lalisa, sesuai dengan wasiat kakek." Jeon James Giorgio. Sang ayah masih tetap pada pendiriannya.

"Tidak, aku menolak. Aku tidak akan pernah sudi dijodohkan dengan wanita tua seperti dia, Ayah!" teriak Jungkook pada ayahnya.

"Lalisa wanita dewasa. Dia memiliki pola pikir yang cemerlang, sifat yang baik, dan wanita yang cantik. Dengan alasan apa lagi kau menolak pernikahan ini?!" sentak sang ayah pada putranya.

Jungkook membuang tatapannya saat melihat kemarahan sang ayah, ia mengalihkan perhatiannya pada wanita yang duduk tidak jauh dari tempatnya. Sedari awal wanita itu datang, wanita itu belum membuka suaranya.

Karena tersulut emosi, Jungkook bangkit untuk menghampiri Lalisa yang dari tadi hanya diam, tanpa membantunya agar pernikahan ini dibatalkan.

"Kau!" Jungkook menunjuk wajah Lalisa dengan jari telunjuk yang mengacung. "Apa kau tidak lihat aku ini masih sekolah. Aku tidak mau menikah dengan kau, lagi pula aku sudah memiliki kekasih. Carilah pemuda lain yang bersedia kau nikahkan!" saat Jungkook akan melangkah maju, John sudah menghalanginya.

"Minggir! aku akan memberi pelajaran pada wanita tua ini." Jungkook berusaha menyingkirkan John agara berhenti menghalanginya.

"Cukup! Apa yang kau lakukan?" James menarik kerah baju anaknya agar berhenti menghakimi Lalisa.

"Bukan Lalisa yang meminta agar dinikahkan denganmu, tapi ini wasiat dari kakekmu. Ayahku yang meminta agar anakku dinikahkan dengan cucu dari sahabatnya. Jadi sekarang aku mencoba untuk memenuhi wasiat dari kakekmu. Jika kau ingin marah? ayo marah padaku." ucap James panjang lebar.

Lalisa yang dari tadi hanya menyimak dan mendengarkan kini bangkit, ia menghampiri Tuan Jeon. "Paman, kalau begitu aku pulang dulu. Dan paman tidak perlu memaksa jika Jungkook menolak pernikahan ini. Aku cukup memahami, emosi remaja yang masih meledak-ledak." setelah membungkuk sebentar ia berlalu meninggalkan kediaman Jeon, diikuti dengan John dibelakangnya.

"Kau lihat bagaimana ia mengontrol emosinya saat kau sebut dirinya wanita tua?" James menatap lekat wajah sang putra. "Kau masih bisa melanjutkan sekolahmu. Lalisa tidak pernah memaksa apa keinginanmu. Bahkan jika kau benar-benar menikah dengannya, ia bersedia membiayai seluruh fasilitas selama kau masih sekolah. Mulai dari biaya sekolahmu hingga kendaraan mewah ia menyanggupinya. Tidakkah kau malu?" ucap James lirih.

Jungkook masih menahan sesak didadanya saat mendengarkan ucapan sang ayah.

"Selama aku hidup, aku tidak pernah menuntut apapun darimu. Tapi untuk kali ini, tolong penuhi wasiat kakekmu."

"Untuk sekarang, ayah akan mengizinkan Lalisa untuk menafkahimu, karena kau masih sekolah. Tapi ayah berharap setelah kau lulus dan dapat pekerjaan, kau harus belajar untuk menafkahi keluarga kecilmu."

Flashback end

Jungkook menyugar rambutnya saat kembali mengingat pertemuan awalnya dengan Lalisa. Ia membasahi bibirnya yang sedikit kering. Matanya memandang langit-langit kamar sebelum jatuh tertidur ke alam mimpi.

Π•••••Π

Lalisa Belleva

Jeon Jungkook Giorgio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeon Jungkook Giorgio

30 comment pertama untuk chapter selanjutnya!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

30 comment pertama untuk chapter selanjutnya!


regards,

taniakyleee

why you still here // lizkookWhere stories live. Discover now