Break the Wall

30 2 4
                                    

"Chuuya kemari juga?"

"Diam, Dazai sialan. Kita gak ada urusan."

"Ah, Chuuya. Aku sakit hati, nih."

"Bodo amat."

"Chuuya kemari untuk orang-orang itu juga?"

"Pikir saja sendiri, idiot."

"Aku anggap itu iya."

Di depan mereka kini terdapat sebuah pintu kayu yang terkunci. Bukan masalah, kalau masalah dobrak mendobrak, serahkan saya kepada seorang Chuuya.

Meskipun diutus dua pihak yang berbeda, tujuan mereka sebenarnya sama. Menyelamatkan siapapun yang berada di balik pintu ini. Walaupun, jelas saja apa yang akan dilakukan kedua pihak kepada sandera yang diselamatkan pasti berbeda.

"Aku agak kaget, loh, Chuuya. Pertama, apa motivasi Mori-sensei menyelamatkan orang-orang ini? Kedua, kenapa hanya Chuuya yang ditugaskan?"

Chuuya menyeringai. "Kau banyak tanya, sialan."

Chuuya mendobrak pintu kayu itu dengan sekali tendangan.

"He, untuk ukuran tempat menyimpan harta karun, ini terlalu parah."

Keduanya berjalan masuk dengan santai.

"Buat jawab pertanyaanmu yang gak berguna itu, Dazai sialan, pertama, sebagai mantan bawahan tersayang Mori-sensei, otak ikanmu juga pasti paham tujuannya. Kedua, aku bukan orang-orangan sawah yang sekali tendang rusak."

"Iya, deh. Chuuya sangat kuat."

"Ya, kenyataannya begitu."

"Tapi, aku lebih kuat."

Perempatan imajiner muncul di dahi Chuuya. Ingin sekali ia menghancurkan kepala Dazai sekarang juga.

"Oi, Dazai, apa tempat ini gak terlalu sepi?"

Dazai terdiam.

Chuuya mendengus. Dazai sialan, memang.

Tempat ini memang terlalu sepi dan tidak teratur untuk ukuran tempat mengurung orang-orang berkemampuan khusus. Setidaknya, tempat ini harus diberi perlindungan yang baik.

"Apa informan kurang ajar itu bohong? Tempat ini kenapa kosong?"

"Chuuya."

"Apa, sialan?"

"Menunduk."

"Ha?"

Tiba-tiba, tempat itu meledak. Chuuya menahan reruntuhan bangunan itu dengan kekuatannya. Ia melontarkan puing bangunan itu ke tempat lain.

"Sialan, jadi semuanya jebakan?"

Chuuya melihat ke arah Dazai yang sedang membersihkan pakaiannya. Matanya terlihat marah.

"Oi, sialan, kamu tau ini jebakan dari awal, 'kan?"

Dazai tertawa kecil. "Detektif Bersenjata punya detektif paling hebat di seluruh dunia. Tentu aku tau."

"Terus buat apa kamu di sini, ikan kembung?"

"Karena aku tau seekor siput bodoh seperti Chuuya akan ke sini."

Asap muncul dari kepala Chuuya. Ia mengangkat sebuah puing besar. Tapi, belum sempat Chuuya melemparnya ke arah Dazai, Dazai sudah lebih dulu menyentuh tangannya.

"Daripada buang-buang waktu, ayo, kita ke markas mereka!"

Belum dua langkah, ponsel Dazai berdering. Ia dengan cepat mengangkatnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 30, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hunting Stray Dogs [ATEEZ X Dreamcatcher X Bungo Stray Dogs]Where stories live. Discover now