Abel menggalihkan pandangannya menatap baksonya kembali, "Sayang banget," ucapnya lalu memakan baksonya kembali lupa pada omongan yang baru di ucapkan Naufal. Abel tak tau jika Naufal kembali melihatnya, lalu pergi lagi setelahnya.

oOo

Abel melirik-lirik Naufal yang sejak tadi tak mengeluarkan suara atau bahkan menatapnya, Abel jadi merasa sedih hanya karena Naufal mengacuhkannya.

"Kaka makanannya jangan di mainin," Tegur Gavin dengan halus saat melihat Abel yang terdiam sambil mengaduk-ngaduk makanannya.

Abel tersentak kecil lalu menoleh menatap omnya, "Iya engga," ucapnya sambil mendorong piring agar tak berada di dekatnya,

Lalu Abel mengambil susu yang telah di buat tadi dan meminumnya hingga habis, Abel bangkit dari duduknya menaruh gelas ke wastafel.

"Makannya gak di habisin?" Tanya Gavin heran, Abel menggeleng.

"Engga kaka udah kenyang, mau ke kamar aja." ucapnya lalu di angguki Gavin dan Abel segera berjalan menuju kamarnya, Naufal pun hanya menoleh sebentar.

Saat di kamar Abel lebih memilih memainkan hpnya dan tak lama Abel mendesis saat merasakan perutnya yang terasa keram dan itu sangat nyeri.

Abel meringkuk untuk meredam nyeri di perutnya, bahkan Abel sampai mengepalkan tangannya untuk menyalurkan rasa sakit yang dia rasa, namun tak lama Naufal memasuki kamar lalu mengeluarkan suara membuat Abel sedikit tersentak.

"Kenapa?" Tanyanya biasa, tak menyiratkan rasa khawatir. Abel mengigit bibir dalamnya,

"E–gapapa ko." ucap Abel tersenyum tipis, Naufal mengangguk mengerti Abel segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Lalu meringkuk kembali di dalam selimut merasa sakitnya tak berkurang sama sekali.

Abel mengambil hpnya untuk mencari tau apa yang dia alami saat ini, Abel juga menyelimuti tubuhnya membelakangi Naufal.

Abel menggulir membaca artikel yang disana, saat sedang membaca Abel menatap tak percaya pada satu tetes darah yang jatuh di hpnya.

Abel mengusap hidungnya untuk memastikan, lalu segera mengambil tisu yang berada di sebelahnya bahkan Abel melakukan seperti biasa tanpa di curigai Naufal. Abel langsung membuang tisu pada tempat sampah yang berada di kamarnya Abel meringkuk kembali karena kini rasa sakitnya bertambah.

Kepalanya terasa pusing jadi Abel memilih ingin menidurkan diri, namun saat berbalik Abel malah melihat punggung Naufal yang kini sudah tertidur dengan nafas teratur.

"Al beneran marah ya?" ucapnya dalam hati sambil menatap punggung Naufal. Abel segera memeluk guling lalu ikut tidur dan menghadap ke kanan membelakangi Naufal.

Walau awalnya merasa tak nyaman, Abel akhirnya terlelap juga karena merasa sangat lelah.

oOo

Abel keluar dari majlis setelah melakukan ngaji kitab bersama para santriwati, namun Abel malah melihat pemandangan yang tak mengenakan untuk hatinya.

Naufal sedang berbicara dengan salah satu Ustazah, padahal di samping Gus Naufal ada Ustad Ilham.

Abel merasa bersyukur karena tak perlu melewati jalan itu untuk ke ndalem, jadi Abel tak perlu berpaspasan dengan mereka.

Abel berjalan ke arah Ndalem sendiri, untuk beriap pergi ke sekolah dan sejak semalam juga Naufal tak berbicara lagi dengan Abel.

oOo

Abel memasuki Ndalem dengan lesu, karena dia merasa benar-benar seperti tak memiliki tenaga. Namun Abel sudah melihat Naufal yang duduk di ruang tamu seperti menunggu seseorang.

Abel menghampiri Naufal untuk menyaliminya, Abel segera berbalik ingin ke kamar tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Duduk," ucap Naufal mengeluarkan suara, Abel memberhentikan langkahnya seketika saat mendengar suara Naufal yang seperti menyuruhnya duduk, Abel berbalik tanpa mengeluarkan suara.

"Iya kamu duduk," ucap Naufal lagi, Abel menurut tanpa protes. Karena Abel tak juga mengeluarkan suara, Naufal menghela nafas lelah dan segera membuka obrolan.

"Kenapa gak bilang?" ucap Naufal, menatap Abel. Abel terdiam mendengarnya.

"Bilang apa?" ucap Abel sambil menetralkan kegugupannya,

"Apa Al tau gue ham-" ucapan dalam hati Abel terpotong karena mendengar ucapan Naufal selanjutnya.

"Kenapa kamu gak bilang kalo semalam sakit sampai mimisan?" ucap Naufal,

"E–oh, lagian aku gapapa kok." ucap Abel sambil tersenyum tipis setelahnya, Naufal menyugarkan rambutnya sambil menghela.

"Harusnya kamu bilang," ucap Naufal dengan nada sedikit kecewa, Abel mengigit pipi dalamnya.

"Udah malem, aku gak mau ngerepotin lagi lagian kan emang aku yang salah." ucap Abel tersenyum meyakinkan.

Naufal yang mendengarnya segera menarik Abel ke dalam pelukannya, "Maaf," ucap Naufal mengelus kepala Abel,

Abel menggeleng dalam pelukan Naufal, "Harusnya aku yang minta maaf karena gak dengerin omongan kamu, maaf ya." ujar Abel meregangkan pelukannya.

Naufal mengelus kepala Abel dengan sayang, lalu mengecup kepala Abel setelahnya. "Kalo ngerasa sakit bilang ya." ucap Naufal menatap Abel untuk meyakinkan, Abel mengangguk menyetujui sambil membalas pelukan Naufal.

🔹🔹🔹

Bersambung...

Cerita Abel ganti cover dan judul ya:)

I Love Gus Cuek! [End]Where stories live. Discover now