Demi Prancis

88 20 1
                                    

  "APA?!  DI JODOHKAN??! " teriak seorang gadis muda yang terdengar begitu shock ketika mendengar apa yang telah dikatakan orang tuanya.

"Iya,  bagaimanapun juga kamu harus mau." sergah ibunya. 

" Itu benar,  Appa dan Eomma sudah memilihkan calon untuk mu. "  gadis itu hanya melongo saat mendengar apa kata orang tuanya. Ini benar benar di luar dugaannya.  Kenapa mau sekolah di prancis saja harus menikah dulu? 

"Tapi... "

"Besok akan ada pertemuan antara keluarga kita dan keluarga pria itu,  jadi bersiaplah..." potong ibunya,  kemudian mengecup singkat kening putrinya dan segera berlalu. 

"Apa apaan ini?" gumam nya...

Keesokan harinya,  Jung Eunsaa telah menyiapkan sebuah dress cantik untuk dikenakan putrinya itu.  Ia sangat berharap jika pernikahan ini akan membuat semuanya bahagia.  Sebenarnya,  ia tidak bisa terima saat Eunha akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri,  ia hanya takut jika akan terjadi suatu hal yang buruk pada putri semata wayangnya, pada akhirnya ia memutuskan akan menikahkan putrinya dengan pria yang ia percaya bisa menjaga Eunha disana.

"Eunha!" panggil Eunsa takala ia sampai di depan pintu kamar putrinya.

"Nee,  Eomma. " Eunsa langsung membuka pintu kamar,  dan menanggapi Eunha yang tengah duduk di depan meja rias.

Dengan senyuman khas miliknya,  Eunsa menghampiri Eunha dan memeluknya.

"Pakai ini. " titahnya.  Eunha memandang sekilas pada Eunsa kemudian beralih pada dress putih yang dipengang Eunsa.

"Ini...?"

"Pakai ini,  Eomma akan menunggu di ruang tengah. " Eunha hanya mengangguk. Demi melanjutkan pendidikan ke prancis ia harus rela menikah dulu yang entah dengan siapa. 

Sejujurnya Eunha tidak menyetujui hal ini,  bagaimana pun Eunha ingin tetap melajang sampai ia menyelesaikan pendidikannya. Eunha pikir ia bisa mengurus dirinya sendiri saat di Prancis nanti,  ia tidak butuh seorang pendamping apalagi seorang suami. 

"Ah,  yang benar saja. " desis Eunha tak terima.  

Eunha menemui Eunsa, tapi tidak dengan dress putih cantik itu,  melainkan dengan setelan tidurnya.

"Eomma! " panggil Eunha sambil terus berjalan dengan kesal.

"Loh, dress nya?..."

"Aku tidak mau MENIKAHH!" ucap Eunha penuh penekan di akhir kalimat.  "aku masih mau melajang sampai aku menyelesaikan pendidikan ku! "

"Tapi, sayang.  Siapa yang akan menjagamu nanti saat di Prancis? "

"Aku bisa menjaga diriku sendiri,  Eomma!  Aku bukan anak manjaa!! " sergah Eunha cepat.  Namun sepertinya Eunsa tetap pada pendiriannya untuk menikahkan Eunha.

"Begini,  kamu hanya perlu menikah,  dan dia,  suami mu akan selalu menjaga mu. Tak apa jika tidak ingin buru buru memiliki keturunan,   belajarlah dulu,  baru setelah itu Eomma akan meminta cucu padamu. " ucap Eunha lemah lembut.

"Mwo?! " teriak Eunha.  " aku bahkan belum terpikirkan soal keturunan. Eomma bilang cucu?!  Astagaa sebentar lagi aku akan menjadi orang gilaa."

"Ayolah,  ini takkan serumit itu,  sayang.  Jalani saja apa yang Eomma dan Appa rencanakan.  Ini yang terbaik untuk mu. "

"Aku bisa menjaga diriku sendiri Eomma,  ayolah.." ucap Eunha penuh permohonan. 

"Tidak sayang.  Sebaiknya kamu segera ganti pakaianmu. " titah Eunsa. Eunha hanya bisa mendengus kesal dan menuruti kemauannya untuk saat ini.  Setelah itu,  ia bisa kabur.

 One shootWhere stories live. Discover now