Misteri Gadis di Ruang Bawah Tanah (Part 1)

135 6 0
                                    

Namaku Andhika, umurku sekarang 24 tahun. Aku tinggal bersama Ibuku di Banyuwangi, Jawa Timur. Aku lahir di Jakarta dan tinggal di sana selama beberapa waktu. Tetapi setelah kedua orang tuaku bercerai, Ibuku membawaku ke rumah orang tuanya di Banyuwangi dan hingga sekarang aku tinggal di sana bersama ibu, kakek dan nenekku.

Jawa Timur memang memiliki banyak mitos dan misteri angker. Dan, Banyuwangi, yang merupakan daerah paling timur di pulau Jawa ini memang tak terlepas dari cerita mistis yang berkembang di penduduk sekitar. Cerita yang akan aku ceritakan kali ini adalah cerita nyata. Peristiwa mistis ini benar-benar terjadi padaku dan hingga sekarang, aku belum bisa melupakannya.

Setelah ibu dan ayahku bercerai, aku masih berusia 10 tahun. Setelah bercerai, ibu dan ayahku berpisah. Ayahku memutuskan untuk menjual rumah kami. Aku dan ibuku pun terpaksa pindah ke rumah kakek dan nenek. Kami tinggal bersama kakek dan nenek, sementara Ibuku mencari pekerjaan di daerah Banyuwangi. Beberapa minggu kemudian, Ibu mendapat panggilan pekerjaan untuk menjadi pembantu rumah tangga. Awalnya, ibuku ingin meninggalkanku bersama kakek dan nenek. Namun karena ibuku tidak ingin merepotkan mereka, akhirnya ibuku membawaku pindah ke rumah majikannya setelah mendapat persetujuan darinya.

Setelah kami naik bus kota selama lebih dari dua jam, kami berdua akhirnya sampai di depan rumah majikan ibuku. Rumah itu bergaya kontemporer khas Belanda kuno. Cat berwarna kuning pudar dengan bagunan berbentuk segi panjang dan atap limas segitiga lancip yang membumbung tinggi seperti menghujam langit. Di depannya terdapat teras dengan taman yang luas namun kosong. Tidak banyak tanaman yang tumbuh selain pohon-pohon tinggi menjulang. Walaupun saat siang hari, rumah itu terlihat suram dan gelap karena tertutup bayang-bayang pohon rimbun di samping kanan dan kirinya, menambah aura mistis dari rumah tersebut.

Majikan ibuku adalah sebuah keluarga keturunan Jawa dan Belanda. Mereka terdiri dari sepasang suami istri dan seorang anak. Mereka bernama Pak Freddy, Ibu Adelia dan anak perempuannya yang seumuran denganku bernama Octavia. Pak Freddy adalah seorang lurah di kampung tersebut. Warga sekitar banyak yang segan dengannya. Ibu Adelia adalah seorang wanita karir. Ia adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di salah satu perusahaan.

Anak perempuannya, Octavia merupakan seorang gadis yang pendiam. Ia tidak banyak berbicara dan hanya menjawab pertanyaan dengan beberapa kalimat tanpa basa-basi. Aku selalu mencoba mendekatinya dan mengajaknya bermain bersama. Tetapi ia tidak pernah menghiraukanku. Aku selalu mencoba berteman dengannya. Tetapi ia selalu menganggapku tidak ada.

Aku jarang bertemu dengan Octavia. Ia selalu menghabiskan waktunya di dalam kamarnya sendirian. Ia jarang sekali keluar. Octavia akan keluar ketika waktunya sarapan atau makan malam. Selebihnya, hampir aku tidak pernah melihatnya keluar dari kamarnya ataupun keluar rumah bermain dengan teman-temannya. Mungkin Octavia penyendiri dan tidak memiliki teman karena ia adalah seorang gadis yang pemalu dan pendiam. Aku merasa kasihan kepadanya.

Aku dan ibuku tinggal di kamar pembantu yang sudah di sediakan di lantai satu. Kamar majikan dan anaknya berada di lantai dua. Beberapa minggu tinggal di rumah itu, Ibuku selalu punya perasaan aneh tentang rumah itu. Ibuku selalu berkata bahwa suasana di rumah ini sangat mistis. Bahkan ibuku pernah bercerita tentang pengalamannya di ganggu oleh makhluk tidak kasat mata.

Suatu malam, waktu itu sudah larut sekitar pukul 11:30 malam. Ibuku masih mencuci piring di dapur di lantai satu. Dapur berada di belakang rumah. Pintu dapur menghadap persis ke tangga yang menuju ruang bawah tanah (basement). Sehingga ibuku dapat melihat tangga tersebut dari dalam dapur.

Ketika ibuku sedang sibuk mencuci piring, tiba-tiba suara langkah kaki terdengar dari arah tangga basement. Awalnya ibuku tidak menghiraukannya. Tetapi suara langkah itu terdengar untuk kedua kalinya, kali ini ibu mendengar suara langkah kaki itu semakin jelas, suara itu pendek dan cepat. Seperti suara langkah kaki seorang anak kecil.

Omah Londo (Rumah Belanda) Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora