Bagian XLII

755 137 4
                                    

Sebanyak apapun Teressa menjelaskan pada bibinya jika ia sudah tidak memiliki hubungan dengan Brant, sebanyak itu pula bibinya itu tidak ingin mendengarkannya dan bersikeras memintanya untuk memberikan uang dalam jumlah yang tidak bisa Teressa sediakan.

Bibi... aku benar-benar tidak memiliki uang sebanyak itu.

Tulisnya cepat, dengan tangannya yang bergetar.

“Aku tahu itu, makannya aku memintamu untuk menghubungi pria bernama Brant itu untuk menyediakan uang sebanyak yang aku minta.”

Permintaan Bibinya itu sungguh tidak masuk akal. Wanita itu datang mengunjunginya dan mengatakan hal-hal menyakitkan, kemudian memintanya memberikan sejumlah uang dengan alasan Teressa tidak membayar uang sewa terakhirnya ketika masih tinggal di rumah bibinya. Selain itu, bibinya juga menambahkan biaya tambahan lain yang rasanya sungguh tidak wajar.

Bibi... aku tidak bisa melakukannya sekarang.

“Ah, jika alasanku ini tidak cukup kuat untuk membuatmu melakukan itu, mungkin aku harus memberikan alasan lainnya, bukan begitu Joe?”

Joe yang duduk di samping bibi Teressa itu meniupkan asap rokoknya ke arah langit-langit atap apartemennya, sebelum kemudian tersenyum menyeringai mengindahkan perkataan kekasihnya.

“Ya. Tentu saja.”

Firasat Teressa sudah tidak menyenangkan sejak kedatangan bibinya ke apartemennya ini, dan rasanya... ia tidak akan sanggup mendengar alasan yang akan bibinya utarakan itu.

“Teressa sayang?” mulai bibinya dengan suara lembut, “apa kau tahu mengenai rumor yang beredar belum lama ini mengenai kekasihmu dan dirimu itu?”
Petanyaan dari bibinya itu membuat mata Teressa terbuka lebar. Tanpa perlu memikirkannya dalam-dalam, Teressa mengerti maksud dari perkataan bibinya itu.

“Sepertinya kau sudah memahaminya ya?"
Bibinya melemparkan senyuman mengejek sebelum melanjutkan.

"Mereka memberiku uang cukup banyak hanya untuk foto Brant yang terlihat menghabiskan waktunya bersama seorang wanita di tengah-tengah skandal pemukulannya. Dan kau tahu apa yang ku pikirkan dari itu? Hmm...” Bibinya menatapnya dengan pandangan mempermainkan.

“Aku berpikir jika mendapatkan uang ternyata tidak sulit. Hanya berbekal satu foto dan aku mendapatkan banyak uang dari itu... Dan sekarang, aku berniat mencobanya lagi, padamu dan kekasihmu itu.”

Sepertinya Teressa tidak akan menyukai hal apa yang akan dikatakan bibinya itu setelah ini.

“Berikan uang yang ku minta tadi sebanyak dua kali lipatnya?” Bibi Teressa melemparkan pandangan pada Joe seperti meminta persetujuan dari pria itu.

“Tiga kali lipat akan lebih baik,” koreksi Joe cepat dan langsung ditanggapi oleh bibinya dengan anggukan.

“Ah, ya... tiga kali lipat, jika kau tidak ingin kami memberitahukan ke semua orang bahwa kekasih rockstar-mu itu telah menghamili mu.”

Napas Teressa tercekat, matanya terasa memanas. Sesuatu yang sejak lama ia takutkan pada akhirnya datang, dan ia sungguh tidak siap dengan ini.

“Brant Hoover... pria itu menghamili keponakan saya dan meninggalkannya hingga psikisnya terganggu. Keponakan saya kemudian memilih menutup diri dengan tidak berbicara dalam kurun waktu yang lama, dan hal itu begitu menyakiti saya. Saya harap orang-orang memberi dukungan pada keponakan saya.” Bibi Teressa berujar dengan nada suara yang begitu di buat-buat.

“Bagaimana menurutmu? Mereka akan luluh bukan jika mendengar penjelasan ku yang seperti itu? Atau haruskah aku melebih-lebihkan keterangannya? Bagaimana dengan kata melecehkan keponakanku? Atau memperkosanya?” Tanyanya pada Teressa, membuat wanita itu tidak mampu menahan perasaan terlukanya.

Silent Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang