Juan:
Badai mana badai?Juan:
p
p
p
p
p
p
p
p
bolos kuyEmi:
berisik! Cat pribadi aja jgn dsiniJuan:
bacotJuan:
@badai
@badai
@badai
@badaiEmi:
gakan dibls, seleb diaJuan:
seleb tai kucing, wong pengikutnya cuma lima belasJuan:
@badai gue ke rumah ya?Emi:
ga sekolah?Juan:
ogah, akuntansi jam pertamaJuan:
@badai gue udah di depan, bukain gerbangnya wehEmi:
bandel bgt dblangin, gakan di balesJuan:
@badai
@badai
@badai
@badai
p
p
p
pEmi:
berisik woiSakti:
@badai jdi brangkat breng?Badai sedang mengetik...
Juan:
nah baru nongol orangnyaBadai:
jadi, sepuluh menit lagi nyampe. TungguinJuan:
@badai bolos kuyJuan:
udah berangkat? Pintunya kok dikunci?Sakti:
@badai jgn lamaBadai sedang mengetik...
Juan:
dai, gue di depan rumah luBadai:
@sakti iyaJuan:
jnckEmi:
@juan sabar, ini ulangan.
.
.“Sak?”
Badai fokus ke jalanan di depannya. Ngelirik sebentar ke kaca spion yang nampilin wajah Sakti yang ketekuk serius. Badai tarik sudut bibirnya, Sakti keliatan lucu pake ekspresi kayak gitu.
“Lo kenapa, sih? Lagi ada masalah?”
Sakti diem bentar. Terus geleng. “Nggak, kok.” Suaranya dikuatin, sengaja biar Badai denger.
"Badai ... kita ini apa?" Sakti nanya. Nggak tau kenapa tiba-tiba mau nanya gini ke Badai. Kali aja jawaban cowo itu sama kayak apa yang Sakti harapin.
Badai diam sesaat. Detik selanjutnya Sakti bisa denger tawa cowok itu yang nenangin. Jantung Sakti berdebar dengarnya. Nggak pernah berubah. Selalu begini.
"Sakti, nggak salah lo nanyain itu ke gue?" Badai ngerasa Sakti benar-benar aneh pagi ini.
"Kita ini manusia cerdas, Sakti. Lo tau Homo sapiens, kan? Nah itu."
"khusus Juan sama Emi, mereka Pithecanthropus; manusia kera."
"Lo gimana, sih? Masa itu aja nggak tau."
Sakti hela napas pelan. Percuma berharap ke Badai. Sakti seharusnya udah kebiasa sama semua ini.
Sedetik Sakti ngerasa dia punya kesempatan, detik selanjutnya badai akan kasih dia kenyataan.
YOU ARE READING
opia [bxb]
Teen Fiction[Ini cerita Homo, Gay, LGBT, boyslove, bxb] Up tiap kamis or sabtu. Sakti meragu pada Badai yang enggan bersuara. bxb~ 6 nov