Two Thousand Day

784 36 0
                                    

Awalnya mau bikin satu bagian aja tapi kayaknya kepanjangan, makanya cerita ini dipisah jadi beberapa bagian.

Silahkan dibaca... kalau suka tinggalkan vommentnya ya :)
--------------------------

Dua bulan sudah, Fara tinggal di atap yang sama dengan nanda. Fara dikamar Nanda, sedangkan si pemilik rumah, tidur di ruang depan--ruangan yang biasa digunakan untuk tamu yang datang.

Setiap pagi Fara menyiapkan makan dan Nanda berangkat kerja untuk mencari nafkah, seperti kehidupan rumah tangga tetapi tidak memiliki hubungan khusus.

"Hati-hati di jalan!" Teriak Fara melambaikan tangan ke udara, nanda membalasnya dengan serupa. Kadang Nanda tambahkan kata 'sayang' di akhir kalimat, seperti: "aku berangkat dulu, sayang" ; "kamu mau dibeliin apa, sayang?" ; dll.

Fara tersenyum manis, ia menikmati kehidupan damainya dirumah ini. Apalagi tuan rumah sungguh perhatian dengannya, rasanya Fara ingin terus hidup bertahun-tahun untuk merasakan kedamaian ini.

--------------------------
Nanda memandang wajah manis perempuan didepannya yang nampak serius membuka hadiah yang ia berikan, berlembar-lembar koran telah berserakan di sekitar tangannya. "Lama banget sih? Aku udah ngantuk nih" ucap Nanda sambil menguap.

"Yang bungkus ini siapa?" Tanya f
Fara tanpa mengalihkan pandangannya, "hehehe... siapa ya?" Jawab Nanda dengan polos.

"Yeaaah!! Akhirnya kebuka juga!" Serunya senang, kotak berukuran sedang terlihat menarik di tangannya kanannya.

Dan saat dibuka, sebuah jam tangan berwarna merah muda dan sebuah ponsel yang berwarna senada disampingnya. "Ya ampun, Nanda... kamu baik banget, aku terharu" Fara menutup wajahnya.

"Kamu ini... udah jangan nangis. Coba dong jamnya, sekalian hape barumu" ia mengedipkan sebelah matanya.

"Udah lama banget ulang tahunku gak ada yang seperhatian ini, Nan. Aku bener bener utang budi sama kamu"

------------------------
Malam ulang tahun Fara, mereka rayakan di bawah langit malam berbulan sempurna. Ada sebuah kue kecil diantara mereka, "potong dong kuenya" ucap Nanda.

Farapun memotong kue jadi dua bagian besar, lalu di potong lagi, masing-masing 4 potong. "Kamu laper ya? Lagi, tadi kamu nyuruh aku gak usah masak sih" ia memberikan sepotong kue ke Nanda.

"Niatnya sih mau makan diluar, Far. Tapi jadinya aku beli hape buat kamu, biar gampang dihubungin" ucap Nanda sambil memasukan sepotong kue yang tadi diberikan.

Fara menengadahkan kepalanya ke langit malam, mencari satu bintang yang paling terang. "Ah liat deh, Nan!" Telunjuknya diangkat tinggi dan mengarah ke langit, yang dipanggil mengikuti arah telunjuk Fara.

"Aku juga suka, sama bintang yang paling terang itu..."

Senyum manis perempuan dihadapan Nanda mengembang, "hehe, pengen deh jadi bintang itu"

Nanda menatap wajah Fara, lalu tersenyum. Senyuman beribu makna indah.

-----------------------
"Aku tidur duluan ya, Far" ucap nanda saat memasuki rumahnya, ia pasti lelah hari ini. Kerja dari pagi sampai sore lalu pergi membeli hadiah, dan malamnya merayakan ulang tahun Fara.

Anggukan serta senyuman di layangkan oleh Fara, bibirnya mengucapkan 'terima kasih' tanpa suara.

Barbie In Real Life [END]Where stories live. Discover now