One Night, I meet You

1.7K 56 1
                                    

Cerita ini dibuat karena saya sendiri sedang iseng dan mendapat sebuah ide untuk menulis. Kalau kalian suka alhamdulillah gak suka ya sudah..

Selamat membaca, jangan lupa vote dan komennya kalau kalian suka :)

---------------------------

Seorang perempuan duduk di bangku stasiun kereta dengan kepalanya yang tertunduk, rambut panjang hitamnya menutupi sisi-sisi wajah perempuan itu.

Nguuung...

Bunyi kereta terdengar dari jarak yang lumayan dekat dari stasiun, perempuan itu mendongak dan bangkit berdiri dari bangkunya. Selangkah demi selangkah ia melangkahkan kaki ke garis kuning, batas berdirinya calon penumpang kereta.

Ia mengenakan baju terusan sedengkul yang berwarna biru pastel dan flat shoes berwana senada, sangat manis dilihat mata. Kakinya berhenti di garis kuning, tapi hanya sementara, karena selanjutnya ia melangkahkan kakinya ke luar garis kuning dan terus sampai ke ujung pemisah.

Grep

Belum sempat perempuan itu melangkah, sepasang tangan memelukknya. Seseorang itu mengangkatnya ke belakang garis kuning sambil menahan rontaan perempuan didepannya, "apa kamu gila?!" Ucap seorang itu dengan nada frustasi, perempuan didepannya hanya menangis dan berhenti meronta-ronta.

--------------------
Setelah perempuan itu agak tenang, seorang yang memeluknya tadi menatap perempuan itu dalam-dalam. "Nanda" ujarnya memperkenalkan diri, ia mengulurkan tangan kedepan perempuan itu, "Fara" balasnya dingin dan tidak membalas uluran tangan Nanda.

"Oke Fara. Rumahmu dimana? Biar aku antar" tawarnya sopan.
Fara menatap lelaki itu dengan mimik dingin, "aku gak mau pulang..." lalu setitik air matanya mulai menetes, "...aku takut pulang".

Hampir seperempat jam perempuan itu menangis seseggukan, Nanda-pun tidak berani untuk bertanya. Sampai seketika tangisnya mulai berhenti, ia menatap Nanda dengan penuh harap. "Boleh gak... aku tinggal ditempatmu?"

Bagai disambar petir pikiran Nanda mendengar ucapan Fara, "ap-apa? Gak, gak bisa! Maaf banget"
"Please, Nan... pasti nanti aku bayar kok" ucap fara agak memaksa, "bukan masalah uang. Tapi aku tinggal sendiri"

Fara menghela nafas, "yaudah. Bye" ucap Fara bangun dari duduknya. "Mau kemana?" Tanya Nanda khawatir, "neraka" ucapnya dingin tanpa menoleh kebelakang. Nanda menarik tangan Fara, "oke oke. Kamu boleh nginep..." ujarnya terpaksa.

----------------------
Rumah Nanda berada di dalam gang yang hanya muat 2 motor lewat sekaligus, mereka ke sana dengan mengendarai sebuah sepeda motor milik nanda. Nanda adalah seorang pegawai di stasiun kereta itu, usianya baru 22 tahun.

"Ayo masuk" ucapnya membuka pintu rumah yang terbilang besar untuk satu orang. Fara memandang sekeliling ruangan rumah nanda dengan wajah berseri seri, "rumahmu rapih juga".

-----------------------
"Aku mau dijual sama ayah tiri ku. Makanya, lebih baik aku mati daripada harus terkurung bersama om-om mesum" jelas Fara dengan ekspresi jijik kepada Nanda.

"Aku pernah dikurung seminggu dalam kamar, aku juga pernah..." mendadak Fara terdiam, matanya mulai berkaca-kaca. "...dipaksa tidur dengannya. Tapi tenang, aku berhasil kabur!" Serunya dengan ceria.

Dengan tiba-tiba, Nanda memeluk tubuh Fara dengan hangat. "Aku tau kamu gak berhasil kabur... matamu tidak bisa bohong Fara" tembakan nanda tepat mengenai sasaran.

Akhirnya Fara menangis sejadi-jadinya, ia tidak bisa memungkiri kenyataan. "Maaf aku bohong... aku takut dengan kenyataan itu, Nan" ucapnya disela isakan.

Nanda mengangguk-ngangguk paham, "yang sudah terjadi gak bisa di ulang, Far. Kamu harus terus melangkah maju"

Ia melepas pelukannya dan menatap wajah merah perempuan manis didepannya, "gadis manis, jalanmu masih panjang" ucapnya bijak. Lalu Fara tersenyum geli, "kamu sudah tua ya? Kata-katamu dewasa banget"

Barbie In Real Life [END]Where stories live. Discover now