32 Percaya

3.2K 755 88
                                    

= = =

= = =

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

= = =

Prita menatap dengan raut kaku kepada Doyoung. Pagi ini setelah mereka sarapan bersama dan bersiap untuk pergi ke rumah ayahnya Ellise kecuali Prita. Doyoung mengambil kesempatan untuk berbincang sedikit dengan Prita. Tentu saja dengan bantuan dari Haechan yang menarik Ellise pergi untuk tidak mendengar perbincangan Doyoung dan Prita, dan tentu saja lagi, Doyoung yang meminta langsung kepada Haechan setelah bangun tidur.

Alasannya, karena Doyoung tidak mau Ellise mengetahui perbincangan serta keputusannya yang sudah berubah. Karena Doyoung berpikir, hal ini bisa saja membuat Ellise tersinggung. Jadi Doyoung berusaha sebaik mungkin nantinya untuk berbicara dengan Ellise.

Ya, setelah sesaat sebelum tidur, dia memikirkan lagi perbincangannya dengan Haechan. Selain menahan diri untuk tidak memberikan kesan terburu-buru pada pihak keluarga Ellise, dia juga ingin lebih memperhatikan serta memperdulikan Ellise. Dia tidak mau jikalau nantinya akan mengekang Ellise kendati Ellise berkata siap pun untuk dinikahi.

Prita dan Doyoung duduk di sofa ruang tamu. Karena kali ini tidak ada siapapun selain mereka berdua, maka terjadi suasana yang begitu canggung. Sedangkan itu, Prita sendiri merasa sudah dapat menduganya, kemana arah tujuan dari topik yang ingin Doyoung bahas.

"Sebelumnya, saya belum mengatakan niat saya sebenarnya datang ke sini," ujar Doyoung.

Prita tersenyum tipis, dia mengangguk kecil. "Sebenarnya, saya sudah tahu karena Ellise juga sudah memberitahukan ke saya. Kamu mau bawa Ellise pergi ke Kalimantan 'kan?"

Doyoung menipiskan bibir sesaat, dia tersentak kecil. Tidak menduga kalau Ellise sudah memberitahukan tujuannya sebelumnya kepada Prita. Padahal niatnya, dia ingin dirinya sendiri yang memberitahu secara langsung.

Namun, niatnya juga kini berubah.

Dia diam-diam menarik napas. "Iya, benar. Itu niat saya selain memperkenalkan diri dan meminta restu. Tapi, saya rasa hal itu cukup terburu-buru, karena ini pertama kalinya saya bertemu dan memperkenalkan diri ke Ibu. Tidak seharusnya saya langsung membawa pergi Ellise untuk bertemu orang tua saya."

Prita terdiam sesaat. Sejak awal juga dia berpikiran begitu. Betapa terburu-burunya Doyoung jika nekat membawa Ellise pergi tanpa mempersilahkan waktu untuk setidaknya membuatnya atau mantan suaminya mengenal lebih siapa itu Doyoung.

Namun melihat bagaimana Ellise, bagaimana anak sulungnya dapat terbuka mengutarakan perasaannya, membuatnya merasa tak tega jika harus menekan kebahagiaannya Ellise.

"Saya berpikir seperti itu. Tetapi walau saya Ibunya Ellise, saya merasa saya tidak memiliki hak penuh untuk Ellise. Jadi saya harap, Mas lebih mengerti perihal ini."

Doyoung kembali terdiam. Pandangannya menurun dengan kepala yang mengangguk kecil. "Saya mencoba untuk mengerti. Hanya saja, saya meminta restu untuk menjalin hubungan dengan Ellise."

Hi, Dos! || DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang