Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Secepat mungkin Raya berlari menyusuri lorong sepi itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Secepat mungkin Raya berlari menyusuri lorong sepi itu. Ia berlari sambil menengok kebelakang memastikan sosok itu tidak mengikutinya lagi. Namun rencana tak seindah kenyataan. Niatnya berlari agar cepat sampai dirumah dan selamat dari kejaran sosok hitam tadi. Tapi kakinya malah tersandung karna ada batu yang menghalangi larinya.

"Aaaaaaaa" teriak Raya sambil memejamkan matanya seolah ia siap merasakan sakit karena jatuh.

Tak ada benturan keras pada tubuh bagian depannya. Namun ia merasa menabrak seseorang dari belakang. Dan tak ada rasa sakit ditubuhnya. Segera Ia membuka matanya. Dan menengok kearah belakangnya. Kaget karna melihat sosok hitam itu ternyata sudah berdiri tepat dibelakangnya. Segera Raya menjauhkan tubuhnya dari pria itu.

"Si... siapa kamu..??" Tanya Raya ketakutan.

Tak ada jawaban apapun dari pria misterius itu, dia langsung saja pergi, berjalan meninggalkan Raya yang masih terlihat ketakutan.

"Aneh.." gumam Raya sedikit ada rasa lega setelah pria itu pergi entah kemana. Dengan segera Raya langsung melanjutkan perjalanan pulangnya.

"Assalamu'alaikum.. eneng pulang.." salam Raya saat ia sampai dirumahnya.

"Wa'alaikum salam... neng.." suara Rita yang tak seperti biasanya membuat Raya berhenti seketika. Ia tahu Rita mungkin kecewa karna ia menolak perjodohan ini.

"Sini neng... mama mau tanya.." ucap Rita serius. Ia menepuk sofa disampingnya yang masih kosong.

"Mau tanya apa ma..??" Tanya Raya setelah ia berhasil mendaratkan bokongnya disofa. Ia bukan tidak tahu maksud dari Rita. Namun ia hanya tidak ingin berdebat dengan Rita sebelum jelas dulu permasalahannya.

"Mama mau tanya... kamu... nggak dimalu maluin sama Sebastian kan..??" Tanya Rita yang membuat Raya seketika melongo. Ia bingung maksud dari pertanyaan Rita tadi.

"Maksud mama..??" Tanya Raya

"Mama tau. Sebastian ternyata sudah punya pacar. Kamu nggak ditolak mentah mentah sama dia kan..?? Kamu nggak dimaki maki atau dijelek jelekin sama dia kan..??" Tanya Rita yang kini memasang wajah khawatir pada Raya.

"Eneng nggak apa apa ma. dari awal eneng juga sudah menolak perjodohan ini kan..?? Jadi eneng nggak masalah dengan penolakan Sebastian. Malah eneng beruntung nggak jadi sama dia.." jawab Raya. Ya kali Raya nikah sama Gay...

"Ya sudah kalau kamu nggak apa apa. Sekarang kamu mandi trus makan. Eh tumben kamu nglembur. Biasanya juga nggak pernah.." berondong Rita pada Raya.

"Iya ma... itu sekarang eneng jadi Asisten Pribadinya si boss.. jadi kerjaannya tambah banyak dech.." jawab Raya jujur.

"Bos kamu itu yang pernah kamu ceritain ke mama waktu itu..?? Yang kumisnya tebel kayak jenggot..??" Tanya Rita antusias.

"Iya. Tapi sekarang dia udah pensiun ma. Digantiin sama anaknya."

"Anaknya cowok atau cewek..?" tanya Rita dengan wajah penasaran.

"Cowok.." jawab Raya yang kebingungan melihat respon antusias Rita.

"Ganteng nggak..?? Masih mudah apa udah tua..?? Udah nikah belum dia..??" Berondong rita.

"Iya masih muda. Tapi biasa aja menurut eneng. Dia baru selesai kuliah ma. Jadi mungkin belum nikah. Memangnya kenapa mama tanya gitu..??" Tanya Raya yang melihat kearah Rita dengan bingung dan aneh.

"Dia kira kira suka nggak neng sama kamu..??" Tanya Rita makin antusias

"Mama kok makin ngawur pertanyaannya..?? Udah ah... eneng mau mandi dulu.." pamit Raya kemudian berlari dengan cepat agar tidak diberondong Rita dengan pertanyaan pertanyaan anehnya.

Setelah selesai makan malam tadi. Raya langsung duduk di balkon kamarnya. Seperti menjadi agenda harian untuk Raya, sebelum tidur ia akan menatap bintang bintang yang bertaburan dilangit.

Tak sengaja Raya menangkap sosok hitam yang tadi sore ia temui. Ia tengah duduk dipepohonan memandang kearah Raya.

"Siapa sebenarnya dia..?? Dan mau apa..?? Kenapa dia seolah ngikutin gue..??" Gumam Raya lirih sambil terus memandang kearah sosok hitam itu.

??" Gumam Raya lirih sambil terus memandang kearah sosok hitam itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak ada masker yang menutupi wajahnya kali ini. Namun tetap saja Raya tidak terlalu jelas untuk melihat wajah pria itu. Suasana malam yang gelap dan rindangnya pepohonan seolah menutupi identitas sipria misterius itu.

Merinding. Akhirnya ia memilih menutup balkonnya dan masuk kekamarnya kembali. Ia takut pria itu berniat jahat kepadanya. Seketika Raya menyesal karna telah menolak ajakan Sela untuk berlatih bela diri. Sela adalah sahabat masa kecilnya. Raya dan Sela memang berpenampilan tomboy. Namun yang sebenarnya tomboy adalah Sela. Sedangkan Raya hanya merasa nyaman dengan penampilannya.

Dulu Sela pernah mengajaknya untuk belajar ilmu bela diri. Namun Raya menolaknya karna ia lebih menyukai bermain dengan kameranya. Memotret apa yang menarik dilihatnya. Karna kesukaan mereka yang berbeda, semakin lama mereka disibukkan dengan kegiatan mereka masing masing. Raya yang bekerja di kantor majalah bisa dengan mudah meluapkan rasa senangnya saat memotret. Dan Sela, dia disibukkan dengan kegiatannya sebagai guru les bela diri.

Keduanya sama sama hampir tak dapat meluangkan waktu untuk berkumpul lagi. Mereka bahkan sekarang sudah tidak berkomunikasi lagi. Entah kemana Sela sekarang. Nomor HP nya juga sudah tidak aktif lagi dan tidak ada jejaknya lagi sejak saat itu.

Pria Misterius (Tamat)Where stories live. Discover now