06. not okay

312 85 1
                                    

PRANG!

sebuah vas bunga dihempaskan begitu saja hingga menghantam lantai, disusul dengan teriakan-teriakan histeris anak-anak panti.

setengah jam yang lalu datang dua orang pria berbaju hitam dan juga bertubuh besar, mereka memperkenalkan diri sebagai debt-collector.

mereka memaksa bibi erika dan anak-anak pantinya agar segera meninggalkan rumah yang mereka tinggali karena sudah jadikan jaminan atas pinjaman yang sudah lewat masa pembayarannya.

"t-tuan, tolong beri aku waktu untuk membayarnya. jangan usir kami dari sini, dimana kami akan tinggal jika rumah ini disita?" bibi erika bersimpuh di hadapan ke dua pria itu.

salah satu pria itu memutar matanya malas, "hey, nyonya! kau pikir aku perduli? aku hanya melakukan sesuatu yang memang pekerjaanku," ujar pria yang lain, pria itu lalu menyemburkan asap dari rokok yang ia isap.

bibi erika terus memohon dibawah kaki kedua orang itu, wanita itu bahkan menghalangi para penagih hutang itu untuk pergi sampai-sampai seorang pria yang tadi diam kini tampak marah.

"jangan menghalangi langkah kami, nyonya!" ujarnya ketus.

bibi erika tak mengindahkan itu, sampai para pria itu menyetujui permintaannya maka ia akan terus memohon.

"aku mohon tuan, dimana anak-anakku akan tinggal nanti?" bibi erika tergugu membayangkan jika rumah yang ia tempati selama bertahun-tahun terpaksa diambil dari tangannya.

erika tak peduli jika itu tentang dirinya, tapi bagaimana nasib para anak asuhnya?

karina memejamkan matanya, ia tidak tega. cara bibi erika bersimpuh sedemikian rupa untuk memperjuangkan haknya adalah hal menyakitkan yang pernah ia lihat.

karina terus memeluk erat si kembar billy dan biden yang terus menangis. disampingnya ada isabella yang memeluk gracia, anak asuh bibi erika yang lain. suasana hati isabella saat ini sedang kacau, dia benar-benar marah atas kedatangan dua orang pengacau itu. tak hanya mengacak seluruh isi rumah, mereka juga telah menghancurkan gitar yang menjadi alat pencari uangnnya.

sementara itu, para balita dijaga oleh nakamura hina, salah satu anak asuh keturunan jepang.

"persetan dengan anak asuhmu, aku tak ada urusan dengan itu. hey, jalang! jangan menghalangi langkah kami!" maki orang itu pada bibi erika.

"hey, jaga mulutmu!" sahut james. dia langsung maju dan menuding pria berkaca mata hitam itu.

pria bermarga collin itu berdecih lalu tertawa lebar, "wah, lihat apa yang dikatakan oleh bocah ini." dia maju lalu menantap remeh james. "beraninya kau menceramahiku saat kalian saja tidak bisa membayar pinjaman kalian!" setelah memandang sinis james dia berbalik dan menyingkirkan erika dengan paksa dari daun pintu sampai hampir tersungkur.

"bibi erika!" pekik karina.

beruntung kevin sigap menangkap bibi erika, "aku tidak apa-apa, nak." bisiknya lemah.

bibi erika kembali bangkit dan memohon kepada pria yang merokok, dia bahkan sampai lancang memegangi tangannya. "tuan, berilah kami kesempatan untuk membayarnya."

"alex, sudahlah." pria itu menanggapi alex collin yang baru akan menimpali ucapan bibi erika.

dia lalu menoleh ke belakang, terdapat kekacauan dimana-mana. lalu matanya tak sengaja bersitatap dengan karina, ada gurat kesedihan mendalam di wajahnya, begitu pula dengan anak-anak yang lain.

"baiklah, aku memberimu waktu 3 hari untuk melunasinya." putusnya membuat semua orang merasa lega.

tanpa banyak bicara kedua orang itu lalu pergi.

mutual partner: perfect love bond [jenrina]Where stories live. Discover now