08

1K 113 15
                                    

Disini keduanya berada, halaman depan rumah mereka.

Dengan Nanami yang mematikan kemudinya sedangkan yuuji tertidur di kursi sebelahnya.

Hari yang melelahkan bukan begitu sayang? Di usap halus kening istrinya lalu membubuhinya dengan kecupan ringan, berusaha sekeras mungkin agar pergerakannya tidak membuat istri manisnya bangun.

Nanami keluar dari mobil lalu menuju sisi lain mobilnya, membuka pintu lalu dengan perlahan menggendong istrinya keluar dan membawanya masuk kedalam rumah mereka.

Membuka kunci rumah mereka dengan perlahan, Nanami benar benar tidak ingin membangunkan istrinya.

Hari ini benar benar diluar dugaan, Nanami tidak bohong soal dia yang ingin memukul gojou saat istrinya menceritakan tentang masa lalunya.

Tapi benar benar bertemu gojou itu diluar ekspektasi Nanami, pikirnya manusia brengsek seperti gojou tidak akan bertemu lagi dengan malaikat tanpa sayap seperti istrinya.

Tapi yah, terimakasih untuk kebodohan pria itu di masa lalu, jika tidak begitu Nanami mungkin tidak akan  pernah bertemu dengan kesayangannya ini.

Terkekeh, Nanami merasa konyol dengan pikirannya sendiri.

"Ngh" yuuji menggeliat dalam tidurnya, mencoba mencari tempat yang tepat menyamankan posisinya dalam gendongan nanami. Pria manis itu semakin merapatkan tubuhnya.

Yuuji kedinginan, itu yang Nanami pikirkan

Dengan terburu dia melepaskan alas kakinya dan menggendong yuuji menuju kamar mereka, membuka pintu kamarnya dengan perlahan menggunakan punggung.

Perlahan tapi pasti, Nanami coba merebahkan tubuh yuuji di kasur ukuran king size kamar mereka, membantu membuka sepatu dan menggantikan pakaian formal istrinya menggunakan piyama agar lebih nyaman.

Lucu, pikir Nanami.

Selesai menyamankan posisi istrinya Nanami mulai membuka pakaian formalnya, membiarkan tubuh atasnya Shirtless ; kebiasaan Nanami saat tidur.

Dengan perlahan dirinya naik ke kasur, ikut merebahkan diri di samping istri manisnya lalu buat tubuhnya tidur dengan menghadap ke arah sang istri, tanpa gerakan berlebihan, sebisa mungkin buat yuuji tidak terganggu dalam tidur nyenyak nya.

Nanami telusuri wajah damai pria manis di depannya, indah ; satu kata  deskripsi kan yuuji  menurut Nanami, benar benar indah. asyik mengamati bata lucunya yuuji saat tertidur Nanami tersentak saat tanpa sadar yuuji memeluk dirinya guna cari kehangatan lebih.

Gemasnya tuhan, rasanya seperti jatuh cinta lagi dan lagi pada istri manisnya ini.

Balas memeluk istrinya, Nanami cium kening yuuji dengan lembut lalu ikut memejamkan mata, siap mengarungi mimpi dalam tidurnya.

.
.
.
.
.

Gojou tak hentinya menghela nafas berat, membayangkan bagaimana teduhnya wajah pemuda yang dia cintai saat dengan tulus mengajak dirinya berteman.

Entah dimana dirinya saat ini, gojou hanya mengikuti kemana kakinya melangkah, gojou hanya ingin sedikit menjauh dari keramaian.

Tak jauh dari tempatnya berdiri, sebuah bangunan tua menarik perhatian gojou, melangkahkan kakinya ke arah bangunan itu, gojou berhenti tepat di depan pintu masuk.

Gojou tidak terlalu percaya pada tuhan, dia ragu akan keberadaan sang pencipta nya itu, tapi dia sadar bahwa  selalu saat diwaktu beratnya hanya nama tuhan yang keluar dari bilah bibirnya, meminta kepada sang pencipta agar dirinya dibebaskan dari belenggu rasa penyesalan dan sakit hati.

Gojou satoru menginginkan kebebasan, entah itu bebas mencintai seseorang maupun bebas memilih jalan hidupnya tanpa angan angan masa lalu yang mengingatkan betapa bajingan dirinya.

Perlahan tanpa sadar dibukanya gereja tua didepannya, dengan mantap ia langkahkan kakinya menuju depan Tuhannya.

Bersimpuh, gojou satoru menyatukan tangannya serta memejamkan mata, ia memohon kepada Tuhan agar tidak ada lagi tangis dalam hidupnya, dan memohon kepada Tuhan agar pria manisnya hidup bahagia selamanya bersama sang suami.

Mencintai tidak harus memiliki, kini gojou tau bagaimana rasanya.

Tuhan, jadikanlah bahagianya adalah bahagia ku, sungguh aku mencintainya karena dirimu.

Membuka mata, gojou satoru berdiri dan tetapkan langkahnya untuk kembali, sekelebat bayangan putri manisnya melintas dalam pikiran gojou.

Ah, malaikat cantik ku menunggu.

Tersenyum, di tutupnya kembali pintu gereja dan berlari menuju mobilnya. Melihat arloji di tangannya; pukul dua pagi.

Sial, tuhan semoga saja masih ada toko dessert yang buka di jam segini. Gojou harus mencari nya, karna tidak mungkin dia ingkar janji dengan putri manisnya itu.

Mengelilingi setengah kota fukouoka gojou Satoru mencari toko kue yang menjual dessert di dalamnya, putrinya itu benar benar memiliki ketertarikan kuat pada kue itu.

Mirip mendiang ibunya.

Setelah hampir setengah jam mencari, akhirnya gojou menemukan toko kue yang terlihat masih memiliki dessert didalamnya.

Segera dia pergi membeli dan kembali ke mobilnya.

Utaru sudah pasti tidur di jam segini, jadi dia berencana menaruh pesanan putrinya itu di atas meja makan mereka agar bisa dimakan saat pagi.

Melaju dengan kecepatan sedang, gojou menuju arah pulang.

Hari ini melelahkan, baik fisik dan batinnya kelelahan, bertemu dengan cintanya adalah sebuah kebetulan, dan tidak lupa di barengi dengan fakta yang menyakitkan.

Cintanya memiliki cinta yang baru, menghela nafas berat lagi. Gojou coba alihkan pikirannya ke sesuatu yang lain.

Dan berharap semoga dirinya dan yuuji benar benar bisa menjadi teman di waktu yang akan datang.

Mengikhlaskan, itu adalah hal berat yang coba gojou lakukan sekarang. Tuhan, sanggupkah dirinya?

Terkekeh sendiri, sial ternyata begini rasanya penyesalan.

Bersambung...


Btw makin kesini words ku makin dikit bgt maafin huhuu, oiya semangat pas nya kalian yang pas

better - Gojo x yuujiOnde as histórias ganham vida. Descobre agora