06

1.2K 160 21
                                    

Rasanya yuuji ingin terkekeh geli melihat wajah Nanami, tapi ini bukan waktu yang pas.

Pasalnya suaminya itu memasang wajah seperti anak anjing yang minta dipungut, padahal tadi saja pria itu yang mencoba meyakinkan Yuuji, tapi lihat Nanami sekarang.

Ekspresinya seperti memberi kode agar yuuji membawa nya ikut serta kedalam pembicaraan.

Senyum lembut yuuji berikan, berharap Nanami tidak terlalu khawatir dan meyakinkan bahwa dia akan baik baik saja, perlahan tapi pasti yuuji dan gojou berlalu mencari tempat private mereka sendiri.

Yuuji ingin cepat cepat menyelesaikan ini dan ingin segera pulang lalu tidur di dekapan hangat suaminya.

Lain yuuji lain juga gojou, pria dengan manik biru itu tersenyum tipis tanpa sadar, bahagia karena yuuji mendengar permohonannya, akhirnya dia memiliki sedikit banyak waktu bersama pemuda manisnya.

Walau bukan dalam konteks romantis, gojou yang malang.

Walaupun sempat tidak yakin karena sejak awal melihatnya, gojou sadar bahwa yuuji risih juga takut(?) Dengan kehadirannya.

"Gojou-san, dimana kita akan bicara?" Yuuji bertanya
"Bagaimana dengan halaman belakang aula ini? Disana lumayan sepi, kita bisa membicarakan banyak hal" gojou refleks menjawab dan menoleh.

Anggukan yuuji berikan, hening kembali melanda, baik yuuji maupun gojou tenggelam dalam pikiran masing masing.

______

Dan sekarang disinilah mereka duduk di bangku kosong yang berada di belakang aula pesta, duduk dengan jarak yang sangat jauh, gojou bingung ingin memulai darimana sedangkan yuuji hanya diam mengalihkan pandangannya ke arah lain menunggu pria yang tak jauh disebelahnya berbicara.

"Ekhem, yuuji" akhirnya gojou buka suara, yuuji otomatis menoleh kearah pria itu, menghargai sang lawan bicara.

Tidak mungkin kan dia menghadap kearah lain sedangkan gojou berbicara dengan tubuh dan tatapan yang mengarah ke dirinya, tidak sopan tau !

"Ya, gojou-san?"

"Yuuji kau tau, aku menunggu mu selalu menunggumu bahkan semenjak pertemuan kita di rumah sakit, saat dimana k-kau" . Diam cukup lama, rasanya gojou benar benar malu mengakui bahwa dirinya adala pria brengsek dihadapan pemuda manisnya

"saat dimana k-kau m-mergoki ku" tergagap, rasanya lidah gojou kelu saat dia mengungkapkan dosa yang dia lakukan kepada pemuda di hadapannya.

Sedangkan yuuji masih diam menyimak apa saja yang ingin gojou ungkapkan kepadanya, masa lalu memang, tapi rasanya dada yuuji masih sedikit sesak saat mengingat pengkhianatan yang dirinya alami.

"Selalu, selalu menunggumu bahkan selama lima tahun terakhir aku berharap bahwa kau akan datang memaki ku, memukul ku atau apapun itu tapi tidak dengan meninggalkanku"

"Yuuji, rasa bosan ku yang sementara membuat ku tersiksa sangat lama"

Ah, bosan ternyata.

Akhirnya yuuji tau alasan kenapa gojou begitu tega terhadapnya, bosan. Pria itu bosan dengan yuuji, uh itu hanya masa lalu kenapa rasanya nyeri sekali.

" Aku tau aku brengsek, yuuji maafkan aku, aku benar benar minta maaf, maafkan aku. "

Entah bagaimana gojou mendekat tapi sekarang pria itu sedang menggenggam erat kedua tangan yuuji dan menenggelamkan wajahnya disana, yuuji bisa dengan jelas merasakan hangatnya air yang membasahi tangannya.

Gojou Satoru menangis, penyesalan yang begitu dalam bisa yuuji dengar lewat tangis pilu nya.

"Go-, Satoru-san aku sudah memaafkan mu"

"Sudah dari jauh jauh hari, aku sudah memaafkan mu satoru-san aku benar benar sudah memaafkan mu, tapi aku minta maaf"

Jeda, yuuji diam sementara sedangkan gojou masih dengan posisinya dan mendengarkan perkataan yuuji,

"Aku minta maaf karena aku tidak bisa melupakannya, aku tidak bisa melupakan pengkhianatan yang kau lakukan, tapi demi tuhan aku memaafkan mu Satoru-san"

Bangun dari posisinya, gojou menatap yuuji dan terus menerus menggumamkan kata maaf.

Yuuji memegang wajah pria itu, tersenyum manis dan mengusap air mata gojou.

"Aku sudah memaafkan mu Satoru-san"

Menggenggam tangan yuuji yang berada wajahnya, gojou menatap lurus tepat pada iris coklat pemuda manisnya.

Tenggelam dalam tatapan teduh manik coklat yang dia rindukan, gojou melayang hingga lupa bahwa pria manis di depannya adalah istri orang.

"Kau tau yuuji aku masih mencintaimu, selalu mencintaimu" dengan gamblang gojou mengatakan cintanya, sedang yuuji diam mematung

"Ah, ahaha bercanda mu tidak lucu Satoru-san" terkekeh canggung,

"Tidak, aku tidak bercanda yuuji, kau tau aku selama ini tersiksa dengan rasa rindu"

"Ingat istrimu satoru-san, dan maaf tapi aku mencintai suamiku"

Menarik paksa tangannya dari wajah Satoru, karena memang pria itu mengenggam tangan yuuji dengan erat, beranjak dari duduknya, yuuji merasa arah pembicaraan kali ini tidak benar dan di ingin segera pergi.

" Yuuji aku tau kau pasti punya perasaan yang sama, kan? Kan?, Yuuji aku tau masih mencintai ku"

Katakan Satoru tidak tau diri tapi dia terlalu mencintai yuuji.

Membalikan tubuh yuuji agar berhadapan dengannya, tatapan menuntut gojou berikan.

"Aku mencintaimu yuuji, aku mencintaimu, dan kau juga pasti juga? Bukankah aku cinta pertama mu? Kita saling mencintai, bukankah begitu?"

"Satoru-san maafkan aku, aku mencintai suam-"

"YUUJI!" terdiam, berhenti memberontak.
Yuuji mematung dan menatap seorang dihadapannya dengan tidak percaya, sedangkan gojou meremas bahu yuuji dan memberikan tatapan marahnya.

Yuuji mencoba mengingatkan gojou pada kenyataan, tapi gojou tidak bisa menerima itu, gojou tidak bisa menerimanya.

Membayangkan bagaimana pemuda manisnya bahagia dengan orang lain, saling mencinta, gojou tidak bisa menerimanya.

Tidak bisa.

Bersambung....
.
.
.
.
.
.





































Bonus biar egk tegang tegang bgt lalalayeyee

Yuuji memegang wajah pria itu, tersenyum manis dan mengusap air mata gojou.

"Aku sudah memaafkan mu Satoru-san"

Ditempat lain

"Panas sekali" toji sibuk mengibas ngibaskan tangannya pada Nanami

Sedangkan si empu yang di kibas masa bodo dengan kelakuan bodoh temannya, tapi benar sih sekarang Nanami sedang 'panas'

Apa apaan itu, memang perlu ya sampai air mata saja orang lain yang bersihkan jelas jelas sudah tua begitu.

Si ubanan itu mengambil kesempatan perempatan muncul di kepala Nanami, kesal tapi sedikit kasian ingat hanya sedikit .

Tadinya banyak, tapi melihat istrinya dengan sukarela memegang megang wajah gojou, rasa simpatinya jadi hilang, kesucian tangan istri manisnya lebih penting !

_____________________________________

See u next chapter gais, maaf lama pusing PAT akunii





better - Gojo x yuujiWhere stories live. Discover now