Bab 7

1.2K 188 5
                                    

Author : Harazuki26

- Tersedia di PE sampai TAMAT -

***


Dia menatap kearah semak-semak, meskipun wajahnya tanpa ekpresi, namun hatinya sedikit senang. Dia tidak berpikir bahwa daging kecil dan dia akan bertemu lagi disini. sedangkan untuk Lin Liam, dia merasa jantungnya hampir meledak.

Dia menyembunyikan tubuhnya dibalik semak bunga. Ketika dia mengingat ucapan pelayan. Lin Liam akhirnya menghela napasnya dengan lembut dan ketika dia melihat mawar merah.

Daging kecil itu memegang tangkai bunga mawar, ketika dia mencoba mematahkannya, batang bunga ini terlalu keras. Lin Liam menggunakan dua tangannya untuk menarik bunga mewar yang dia pegang.

Ketika Lin Liam menarik tangkai bunga dengan semua tenaganya, tangkai bunga mawar itu terputus dan akhirnya daging kecil kehilangan keseimbangan dan jatuh ke tanah. pantatnya menyentuh tanah lebih dulu.

Lin Liam tidak bisa membantu namun mengutuk pantatnya yang sakit. Dia berdiri dan menepuk-nepuk pantatnya dengan tangan gemuk itu. dia berjalan menuju Albert Lieschtenstein.

Sedangkan untuk Pangeran pertama, dia berpura-pura tidak tahu apapun. sampai akhirnya kaki kecil berhenti melangkah didepannya. Albert Lieschtenstein mengangkat wajahnya dan menemukan daging kecil yang memegang bunga mawar merah.

Albert Lieschtenstein menarik satu alisnya, tatapannya tidak berubah. Ini membuat tubuh Lin Liam tanpa sadar bergemetar. Dia tidak berpikir bahwa kenapa orang ini mirip sekali dengan Raja menakutkan waktu itu.

"Aku... aku minta maaf untuk yang kemarin."

Ketika Albert Lieschtenstein mendengarkan ini, dia menatap kearah bunga dan wajah daging kecil yang sedikit memerah. Dia mengambil bunga yang ada ditangannya. Lin Liam melihat Pangeran ini menerima bunga darinya.

Dia tersenyum senang. Ada daun yang tersangkut pada rambut abu-abu gelap milik daging kecil. Dia pasti memiliki kesulitan untuk mengambil bunga ini. Albert Lieschtenstein menggosok kepalanya dan membuang daun hijau yang tersangkut itu.

Ketika Lin Liam merasakan seseorang mengosok kepalanya selain para pelayan, dia menatap kearah Albert Lieschtenstein, wajah orang ini tidak berubah sedikitpun, namun gosokan tangannya begitu lembut.

Ketika Albert Lieschtenstein mendapatkan tatapan polos daging kecil. Dia berbicara. "Ada daun di kepalamu."

Ketika Lin Liam mendengarkan ini, dia merasa malu dan wajahnya memerah. Lalu dia tersenyum lebar sampai matanya menyipit kecil.

"Terima kasih saudara."

Ketika Albert Lieschtenstein mendengarkan kata 'saudara' gerakannya berubah menjadi kaku, tangannya masih memegang kepala daging kecil. Lin Liam menyadari kesalahannya.

Dia membeku sebentar dan menatap kearah Albert Lieschtenstein. Anak laki-laki didepannya, mungkin baru berusia 13 tahun. Tapi dia sudah cukup tinggi. Albert Lieschtenstein belum pernah mendengarkan orang lain memanggilnya saudara.

Ini pertama kalinya, seorang bocah polos dengan senyum lebar seperti matahari dan memanggilnya saudara. Albert Lieschtenstein menatap kearah daging kecil.

"Siapa namamu?"

"William." Ketika Albert Lieschtenstein mendengarkan ucapan daging kecil. Dia mengubah ekpresinya. Meskipun dia sepenuhnya tidak tersenyum. Namun pandangannya sedikit lebih lembut.

"Aku akan memanggilmu Liam mulai sekarang."

Lin Liam yang melihat perubahan pada ekpresi anak remaja yang baru tumbuh didepannya. sepertinya dia mungkin tidak memiliki banyak ekpresi. Namun Lin Liam bisa merasakan bahwa orang ini sedang memandang lembut kearahnya.

Lin Liam tertawa. "Ya, saudaraku."

Ketika Albert Lieschtenstein mendengarkan daging kecil yang cantik memanggilnya saudara, ini terdengar sangat intim. Remaja itu suka mendengarkan kata yang keluar dari mulut daging kecil.

Albert Lieschtenstein hampir melupakan sesuatu, dia mengambil hewan yang dia tangkap kemarin. Dia menyerahkannya pada William Lieschtenstein.

"Ini untukmu." Ketika Lin Liam melihat kupu-kupu yang terjebak didalam botol putih dan warnanya begitu cantik. Mata permata William Lieschtenstein melebar dan memiliki pengaguman terhadap hewan itu.

Albert Lieschtenstein menatap kearah daging kecil yang mengagumi keindahan kupu-kupu, dia menarik sedikit ujung bibirnya. ketika Lin Liam puas mengagumi hewan yang ada ditangannya.

Dia dengan mata cerah dan senyum yang menawan. Dia menatap kearah Albert Lieschtenstein. "Saudaraku, kamu menangkap ini?"

Karena pergerakan Lin Liam cukup cepat, dia bisa melihat bahwa wajah didepannya ini sedang tersenyum, meskipun itu tidak bisa dikatakan adalah senyuman yang dia lakukan. Namun tetap saja orang ini bisa tersenyum.

Sayang sekali, Albert Lieschtenstein mengubah ekpresinya seperti semula. Dia bertindak seperti dia tidak melakukan apapun.

Dia menganggukkan kepalanya. "Hewan ini menabrakku kemarin, jadi ketika dia terbang aku menangkapnya. Aku tidak berpikir kamu akan menyukainya."

Ketika Lin Liam mendengarkan ini, dia segera menggelengkan kepalanya. "Aku menyukainya. Saudara terima kasih."

Albert Lieschtenstein menganggukkan kepalanya. ketika dia merasa bahwa daging kecil kembali mengagumi kupu-kupu cantik yang ada didalam botol. Remaja itu kembali membaca bukunya.

Kali ini dia ditemani oleh daging kecil yang diam, dia hanya melihat kupu-kupu dan tidak membuat suara. Lin Liam bertingkah seperti anak kecil pada usianya sekarang. Ketika dia melihat dengan ekor matanya.

Pangeran pertama ini kembali membaca bukunya. Sepertinya dia tidak terganggu dengan adanya dia disampingnya. Lin Liam memutuskan untuk diam dan memegang botol. Keduanya diam selama 20 menit.

Lin Liam sudah merasa mulai bosan, dia menggoyangkan kakinya. Karena dia duduk dikursi yang sama dengan Pangeran pertama. Dia menggoyangkan kakinya dan membuat Albert Lieschtenstein merasakan gerakannya.

Ketika Albert Lieschtenstein menatap kearah Lin Liam, daging kecil juga tanpa sengaja menatap kearahnya. Ketika kedua mata bertemu, daging kecil terlihat sedikit ketakutan dan membuat kakinya berhenti bergerak dan dia menundukkan kepalanya.

Albert Lieschtenstein belum melakukan apapun, dia hanya menatap daging kecil dan ini sudah membuatnya ketakutan. Tiba-tiba Albert Lieschtenstein menggunakan tangan panjangnya dan membawa tubuh daging kecil ke atas pahanya.

Ketika Lin Liam merasakan tangan yang melingkari tubuhnya, lalu dia diangkat dan duduk diatas paha Pangeran pertama. Dia menatap kearah Pangeran pertama Albert Lieschtenstein.

Remaja itu juga menatap kearahnya. Lin Liam belum pernah bertemu dengan orang yang memiliki warna mata dan rambut yang sama. Tanpa sadar dia memberikan pandangan kekagumannya.

Dia mungkin pernah melihat Raja yang memiliki mata dan warna rambut yang sama. Namun karena pada saat itu dia masih bayi dan ketakutan. Dia hanya mengingat wajah orang tersebut dan tidak mengingat rambut dan matanya.

Albert Lieschtenstein tidak melepaskan pandangannya pada mata biru itu, ini adalah warna paling indah yang pernah dia lihat sebelumnya. lalu Lin Liam berbicara.

"Saudaraku..."

Albert Lieschtenstein akhirnya memutuskan pandangannya. Dia berbicara. "Apakah kamu sudah bisa membaca?"

Dia awalnya ingin mengajari orang ini membaca, jika ya, dia mungkin akan menghabiskan waktu belajarnya di taman ini. Kepala daging kecil mengangguk patuh.

"Saya bisa membaca. Saya bisa membaca." Ketika dia menjawab, tubuh itu bersemangat Albert Lieschtenstein merasakan bahwa daging ini bergerak dan membuat pahanya sedikit bergeser sakit.

Namun dia tidak mengatakan apapun. Hanya saja dia tidak berpikir bahwa daging kecil sudah bisa membaca.

BL - Rebith As The Fifth Prince (Original Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang