"kau pasti bukan jaemin oppa kan? tapi mengapa suara mu mirip dengan jaemin oppa?"

"heejin, kau salah. aku memang jaemin" ucap jaemin membuka ikatan yang menutup mata heejin

heejin membelakakan matanya tak percaya melihat jaemin menatapnya datar, ia benar benar tak percaya jiak jaemin yang menamparnya.

"terkejut?"

"b-ba... bagai... bagaimana b-bi... bisa?"

"hm? tentu saja bisa heejin, kau yang memulai dan aku hanya melayani mu jika kau ingin merasakan nafas mu terhenti"

"apa maksud oppa?"

"jangan memanggil ku oppa sialan! kau terlalu kotor untuk memanggil ku dengan sebutan itu"

"kenapa oppa seperti ini pada ku hiks..." ucap heejin yang kini mulai menangis

"cih, hentikan air mata mu itu, kau terlalu banyak drama"

"hiks... kenapa oppa melakukan ini pada ku! kenapa!" teriak heejin pada jaemin.






Plak!






"sudah ku bilang jangan memanggilku oppa sialan!" ucap jaemin kembali menampar heejin

"akh... hiks... sakit"

"ini belum seberapa, renjun bahkan lebih menderita dari ini!"

"kenapa! hiks... kenapa! oppa lebih memilih lelaki sialan itu!"

"diam! kau tak berhak menilai renjun dengan pandangan mu, dia bahkan lebih berharga dari mu"

jaemin menarik rambut heejin, membuat erangan dan ringisan juga tangisan dari heejin yang merasa sakit dengan perlakuan jaemin.

"akh! hiks... lepas" lirih heejin dengan tangisan"

"cih, bahkan renjun lebih banyak mengeluarkan air matanya yang berharga hanya karena kau, yang tidak berguna!" geram jaemin mengingat renjun yang menangis ketakutan karena pesan berisi ancaman

"kau seharusnya bersama ku! bukan bersama lelaki aneh itu!"






Bugh!






satu pukulan mendarat pada pipi heejin, tentu jaemin yang melakukanya.

"sudah ku bilang jangan menilai renjun dengan pandangan mu, bajingan!"

"apa! benar kan dia aneh! dia bahkan bisa hamil!" 

"dia bukan aneh! tapi dia memiliki anugrah yang tuhan berikan padanya, bukan seperti mu, anugrah dari tuhan yang sangat menyusahkan bahkan tidak berguna!"

jaemin berjalan menuju lemari di sudut ruangan, sama seperti jeno. ia mengambil pisau kecil namun tajam dari lemari di sebelah lemari milik jeno yang berisi senjata kesayanganya.

jaemin dan jeno memiliki lemari yang berisikan senjata senjata mereka sendiri. 

jaemin kembali berjalan mendekati heejin, jaemin dapat melihat wajah heejin yang ketakutan dan badanya yang bergetar.

jaemin tersenyum tipis, ia akhirnya dapat membalas perbuatan orang yang telah menyakiti renjunnya dengan lebih menyakitkan.

sementara di sisi jeno... ia masih memukul brutal orang suruhan heejin yang telah memukul pipi haechan.

dua orang suruhan heejin sudah tergeletak tak bernyawa akibat jeno yang menembak dan menusuk tepat pada jantung.

"bagaimana?" tanya jeno remeh

MY BOSS, MY LOVES - ENDजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें