XV

653 101 16
                                    

Mina keluar dari kamar mandi dengan rambut lumayan basah dan handuk yang menutupi setengah tubuhnya. Dia berjalan kearah lemari, mengambil baju dan dalaman.

Baru ingin melepas handuk, terdengar suara bel yang membuat Mina mendengus jengkel. Masih memakai handuk, Mina segera menuju pintu dikarenakan sang tamu tak henti memencet bel apartemennya yang mana membuat telinganya geli.

Mina membuka pintunya kasar, memutar bola matanya ketika tahu siapa yang bertamu.

"Gila lo Min." Geleng Sana tak habis pikir,"Untung gue yang dateng. Kalo cowo gimana coba.." Menerobos masuk ke apartemen Mina.

"Ya gue persilahkan masuk lah. Ajak main bentaran." Mina membenarkan handuknya setelah menutup pintu. "Ada apa lo kesini?" mendekati Sana.

"Gak boleh?" Alis Mina tertaut. "Apa deh sewot banget. Lo bete kenapa?"

"Minaa sebelum gue ajak lo ngobrol, baiknya lo ganti baju dulu deh. Gue risih liatnya." Ucap Sana dengan nada jengkel.

"Gini nih, males gue kalo lo lagi mode nyebelin. Yaudah bentar" Mina mendengus, membenarkan handuknya sebentar, berjalan ke arah kamar.

Tak menunggu lama, Mina keluar dari kamar dengan kaos oversize sampai paha, tak lupa rambut yang masih setengah basah. Dia duduk di sebelah Sana setelah mengambil beberapa soda dan cemilan.

"Buruan cerita." Mina membuka satu Snack, memakannya pelan.

Sana melirik Mina,
"Lo gak pake bawahan?"

"Pake kok."

"Kayak sempakan doang anjir."

"Terserah gue lah, rumah-rumah gue. Mau telanjang juga gak ada yang tahu." Mina mengecap jari telunjuk, "lo jadi cerita apa gak?!"

Sana mendengus, membuang ponselnya ke samping. Menatap Mina dengan tangan melipat di dada. "Nayeon tunangan."

Mina mengernyit. "Ya terus? Kita kan udah tahu kalo dia mau tunangan."

"Tapi kali ini gue kesel!" Rengek Sana seperti anak kecil.

Mina mengambil nafas, mencoba sabar. "Kesel kenapa sih San? Dia ada janji sama lo malem ini terus dia lupa? atau gimana?"

Aslinya si Mina ini gedek. Soalnya kalo Sana udah nyebelin gini bawaannya senggol bacok. Dan yang jadi lawan ngobrolnya harus super duper sabar. Dibentak dikit nangis, disabarin ngelunjak. Ya Sana ini.

"Dia dijodohin Minaaa.." Sana natep Mina lekat.

"Yaud-EH JANGAN NANGIS DONG!" Saking paniknya, Mina ngelempar cikinya pas ngliat mata Sana berkaca-kaca. Secepat kilat Mina memeluk Sana dan menepuk pelan kepalanya. "Cerita yuk.. udah gakpapa."

"Lo naksir Nayeon? ADUH! Kenapa dicubit!?"

"Mulut lo sekolahin dulu! Yakali gue suka sama walang sangit!" Sana mempererat pelukannya.

"Ya terus kenapa?" Masih dengan kesabarannya, Mina bertanya ke Sana.

"Dia dijodohin..."

Mina mengelus kepala Sana lembut,
"Sama siapa??" Sabar Mina, yuk bisa yuk

"Dijodohin Minn.." Kaki Sana nendang-nendang kecil. Ni human didiemin nglunjak, Mina menghela, "iya tapi sama siapa?"

"Dijod-"

"Lo bilang sekali lagi gue gampar beneran ya! Yang bener ah!" Potong Mina cepat sambil menggeplak kepala Sana pelan. Cukup, kesabaran Mina sudah habis. Cape gak sih ngadepin nih uler satu.

"Iya iya ih, emosian banget. Mana ke kalemanmu??" Sana melepas pelukan, menyamankan duduknya. Dirinya mengambil nafas, menatap Mina lekat.

"Dia.. dijodohin sama.." Mina menunggu, Sana membuang muka. "Jeongyeon."

Ending'sWhere stories live. Discover now