Waktu istirahat Jasmine ia habiskan hanya menangis di bilik kamar ganti. Ia menyesal juga kenapa dirinya bisa secengeng ini. Ia mematut diri di depan cermin, matanya jelas terlihat bengkak sehabis nangis. Saat ia ke kelas nanti, sudah di pastikan teman-teman dekatnya akan menyadari mata Jasmine yang bengkak ini. Jadi, untuk menghindari itu, Jasmine berniat masuk ke dalam kelas agak telat setelah bel masuk berbunyi.
'tok tok'
"Maaf bu, saya telat." Jasmine langsung masuk begitu ia liat sudah ada guru yang duduk di sana.
"Silahkan masuk. Kamu kenapa pakai jaket?" tanya guru tersebut dan membuat Jasmine ingin langsung menjawab namun guru tersebut sudah terlebih dulu melanjutkan, "Ah, kamu yang tadi di bicarain Gilang ya? Seragam nya basah?"
"Betul bu. Maaf ya, saya pakai jaket di kelas," Jasmine sedikit membungkukkan badannya hormat.
"Yaudah gak papa. Ayo duduk." Jasmine lantas berjalan menuju bangkunya dengan menundukkan kepalanya. Begitu ia duduk pun, ia langsung membuka buku dan fokus ke depan memperhatikan guru. Tak sedikitpun memberikan celah untuk Aira melihat mata bengkaknya.
-
"Jasmine lo kenapa sih?" tanya Aira merasa aneh karena sepanjang pelajaran berlangsung, Jasmine tak berbicara dengan Aira bahkan tak menolehkan sedikitpun pandangannya pada Aira.
"Mata gue bengkak gak sih?" akhirnya Jasmine menolehkan mukanya pada Aira dan perempuan itu menggeleng merespon pertanyaan Jasmine.
"Ngg.. nggak tuh. Nggak bengkak kok, emang kenapa?" Aira memastikan kembali dengan menatap lekat pada wajah Jasmine. Jasmine mengeluarkan cermin kecil dari tempat pensil nya dan kembali memastikan perkataan Aira. Ia benafas lega karena perkataan Aira benar. Matanya sudah tak bengkak lagi.
"Ayo girls ke kantin," ajak Annes mendekat ke arah bangku Jasmine dan Aira.
"Gue nitip deh. Males keluar, pasti banyak yang liatin soalnya pake jaket.." ujar Jasmine menatap Annes dengan tatapan memelas.
"Lo ikut!" seru Annes menunjuk pada Aira. Sebab ia tak mungkin ke kantin sendirian karena teman sebangkunya, Nasya juga memilih untuk menitip pada Annes.
"Iya iya. Tapi ke kelas Rehan dulu ya bentar." Aira menyetujui ajakan Annes.
Jasmine dan Nasya kemudian menulis pesanan mereka pada secarik kertas dan tak lupa memberikan uangnya. Setelah itu Aira dan Annes pun pergi meninggalkan kelas.
"Tadi lo apain lagi adik kelasnya?" Nasya bertanya pada Jasmine dan pertanyaan tersebut membuat Jasmine terkekeh lucu.
"Yaa gak di apa-apain lah. Emang lo pikir, gue mau nge-apa-apain adik kelas nya?" Jawab Jasmine sambil tertawa kecil tak menyangka dengan pertanyaan yang ditanyakan Nasya.
"Ya gue pikir, lo bakal marahin adik kelas tadi. Atau lo bakal ngamuk gitu ke dia." Lanjut Nasya polos.
"Hahaha ya nggak lah. Yaampun, beda lagi kalau yang kesiram si Annes, pasti udah ngamuk tuh dia." Tawa Jasmine semakin menjadi- jadi membayangkan jika beneran Annes yang tadi tersiram minuman oleh adik kelas itu.
"Tadi gue keburu badmood terus langsung gue suruh dia cabut aja," Lanjut Jasmine setelah tawanya reda.
Saat ia sedang asyik mengobrol dengan Nasya, ia merasa seperti sedang diperhatikan oleh seseorang. Dan begitu ia mengedarkan matanya lurus, ia mendapati Angkasa di bangku Diaz sedang menatapnya. Sebenarnya Angkasa juga sedang mengobrol dengan Diaz dan teman-temannya, namun hanya matanya saja yang fokus melihat Jasmine. dan tiba-tiba notifikasi pesan muncul dari handphonenya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jasmine tidak sadar jika Angkasa sudah ada di kelasnya sejak beberapa menit setelah bel istirahat berbunyi. Angkasa hendak bertemu dan menghibur Jasmine yang sedang badmood perihal seragamnya yang basah namun begitu sampai di kelasnya, ia melihat Jasmine sedang mengobrol bersama temannya.
Merasa Jasmine terlihat baik-baik saja, ia mengurungkan niatnya untuk mendekati Jasmine dan malah mengobrol dengan Diaz di bangkunya. Namun tanpa mereka sadari, Angkasa hanya duduk disitu dan seluruh pandangannya ia fokuskan pada Jasmine yang tertawa lepas seperti tidak sedang badmood.
Angkasa semakin lega saat pacarnya itu membalas pesannya, memberi tahu kalau ia sudah tidak badmood lagi berkat Nasya dan juga dirinya yang datang ke kelasnya. Jasmine senang, walau ia tak bisa mengobrol bebas dengan Angkasa di kelasnya, setidaknya sekarang ia bisa melihat Angkasa di kelasnya sebelum bel masuk berbunyi lagi dan Angkasa harus kembali menuju kelasnya.
-
"Makasih ya Gilang." Jasmine mensejajarkan langkahnya dengan Gilang. Karena bel pulang sudah berbunyi 5 menit yang lalu mereka sekarang sedang menuju parkiran untuk pulang.
"Makasih untuk?" Tanya Gilang yang ingin mendengar lebih jelas apa maksud Jasmine.
"Tadi pagi udah rawat gue di uks, mau gue suruh beliin nasi kuning, terus pas istirahat juga, makasih mau minjemin jaket lo." Jasmine menunjuk jaket yang sedang dipakainya. Seragamnya yang basah di bawa oleh adik kelas untuk ia cuci sebagai permintaan maaf.
"Ah ini, tadi pagi kan gue belum ngasih uang nya ke lo." Jasmine menyodorkan uang pada Gilang. Ia ingat jika uang nasi kuning tadi pakai uang milik Gilang dan belum ia ganti.
"Ohh, iya." Gilang tanpa banyak bicara lagi langsung mengambil uang tersebut dan memasukkan ke dalam saku.
"Lo pulang sama siapa?" tanya Gilang hati-hati pada Jasmine. ia sudah menyangka jika Jasmine akan pulang bersama Angkasa, namun ia ingin memastikan saja benar atau malah ia belum tahu akan pulang dengan siapa. Itu bisa jadi kesempatan untuk Gilang kan??
"Gue di jemput kakak kok," tidak berbohong untuk menghindarinya, Jasmine benar-benar akan di jemput oleh kakaknya. Ia juga sudah chat kakaknya dan di iyakan.
"Oh, kalau gitu gue duluan. Bye!" Gilang melambaikan tangannya pada Jasmine dan berjalan menuju motornya.
Jasmine juga membalas lambaian tangan pada Gilang lalu menunggu di dekat gerbang. Seakan tahu jika murid-muridnya sering menunggu jemputan, pihak sekolah akhirnya menyimpan satu bangku panjang untuk di duduki saat sedang menunggu jemputan. Jadi tak lagi pegal menunggu sambil berdiri.
Ternyata kesialan Jasmine di hari pertama sekolah masih belum usai. Setelah tadi pagi datang terlambat kemudian pingsan, lalu ditabrak adik kelas membuat seragamnya basah ketumpahan jus, rupanya kini ia juga harus menunggu selama 30 menit namun kakaknya masih belum juga datang. Jasmine sudah benar-benar kesal dan rasanya ingin menangis lagi. Sudah tak ada siapa-siapa yang ia kenal di sekolahnya. Dan dengan kesal ia membuka aplikasi ojol untuk memesannya. Benar, langkah terakhirnya adalah pesan ojol. Kenapa ia tak chat saja Angkasa dan memintanya untuk mengantarnya pulang? Angkasa sudah memberitahunya jika ia ada kumpul eskul jadi tak bisa mengantarnya.
"Kok belum pulang?" Sebelum jarinya menekan tombol pesan, suara Angkasa menginterupsi Jasmine dan membuatnya langsung menengok.
"Loh kenapa??" Tangis kekesalan Jasmine seketika membludak saat melihat Angkasa. Dengan sigap ia duduk di sebelah Jasmine dan mengusap air matanya yang jatuh.
"Gue.. gue udah nunggu.. kakak gue.. tapi.. dia gak.. dateng-dateng.." ucap Jasmine terputus-putus karena tangisnya.
"Yaampun. Lo udah nunggu lama?" Tanya Angkasa dan di angguki Jasmine.
"Udah.. udah.. jangan nangis lagi. Pulang sama gue aja yuk," ajak Angkasa dan diangguki Jasmine. Setelahnya Angkasa menuju parkiran untuk mengambil motornya.
-
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Angkasa nyuruh Jasmine liat ke dia, abis itu mereka malah adu tatap2an tpi Angkasa kalah soalnya Jasmine cantik banget👍🏻