"lalu sekarang apa yang akan noona heejin lakukan?"

haechan membulatkan matanya saat mendengar nama heejin disebut. ternyata dalang dari semua yang terjadi pada renjun adalah heejin.

"ah noona akan melanjutkan meneror renjun dengan mengirimnya pesan?, lalu aku harus melakukan apa lagi noona. aku sedang berada di gang sempit yang dekat dengan rumah jaemin"

"ah baiklah noona, aku akan mengawasi jaemin dan renjun

haechan terus merekam tapi ia tidak sengaja menginjak kaleng kosong membuat orang itu menoleh padanya, haechan meruntuki kaki nya yang menginjak kaleng lalu verjengit kaget saat orang itu meneriakinya.

"HEI... SIAPA ITU!" teriak orang itu

haechan melihat orang itu mendekat padanya, ah pasti heejin menyuruh orang itu untuk mengejarnya karena ia sudah mendengar kan apa yang mereka bicarakan

haechan lari menuju rumah jaemin tapi di belakangnya ada orang itu ikut mengejarnya dan sangat dekat denganya.

sampai akhirnya orang itu menarik tangan haechan. haechan langsung memukul wajah orang itu tapi gagal.

orang itu memukul pipi haechan sedikit keras membuat haechan meringis kesakitan. tanpa pikir panjang haechan menendang kemaluan orang itu lalu berlari sekencang mungkin.








-----------









"wajah mu menjadi lebam" geram jeno menahan amarahnya saat haechan bercerita

"tak apa, ini hanya sedikit sakit shh" ringis haechan

"obati dulu dirimu haechan, lalu aku akan berbicara dengan jeno" ucap jaemin

"nanti saja, jika kalian ingin berbicara, silahkan saja, ini rekamanya, aku akan menjaga renjun" ucap haechan memberikan ponselnya pada jeno

"aku akan mengobati mu dulu" ucap jeno

"nanti saja, sudah sana kalian berbicara"

"sayang..." ucap jeno menatap haechan

"nanti saja ya nono? eum echan akan menjaga renjun" ucap haechan dengan aegyo andalanya.

"hhh baiklah, ayo jaemin"

"injunie, nana mau berbicara dulu dengan jeno, ya?" ucap jaemin pada renjun

"eum, jangan lama lama!"

"iya, injunie dengan haechan dulu ya"

"eum, haechan sini"

haechan mendekat pada renjun dan jaemin pergi menuju ruang kerjanya, jika jaemin dan jeno berbicara hal yang serius mereka akan berbicara di ruang kerja jaemin, juga mereka bisa mengawasi pasangan mereka dari dekat.

"pipi echan... pasti sakit ya?" cicit renjun

"sedikit, tapi tak apa"

"sama saja sakit"

"yang penting aku tak sampai masuk rumah sakit"

"emang echan mau masuk ke rumah sakit?" ucap renjun dengan polos

"tentu saja tidak, aku tak suka bau obat obatan di rumah sakit"

"lebih baik kamu beristirahat" lanjut haechan

"baiklah"




Di ruang kerja jaemin....




"apa yang akan kau lakukan?" tanya jeno pada jaemin yang duduk di kursi kebesaranya

jeno duduk di sofa dekat meja kerja jaemin, ia dapat melihat wajah jaemin yang tengah menahan amarahnya.

"tentu saja, aku ingin membunuhnya" 

"bagaimana jika kita membunuhnya tanpa melaporkan pada polisi?" tanya jeno

"ide yang sangat bagus jeno, sudah lama bukan kita membunuh bersama"

"ya... kita sudah sangat lama tidak melakukanya. kita hanya melihat saja tidak pernah turun tangan" 

"tapi yang aku takutkan, orang tua heejin curiga pada kita"

"buat saja seolah olah kecelakaan"

"ya bisa saja kita melakukanya,   tapi aku juga memikirkan renjun, bagaimana jika ia tau jika kita membunuh orang, haechan juga belum tau bukan?"

"benar... bagaimana jika haechan dan renjun hyung mendengar kita?" tanya jeno

"ruang kerja ku kedap suara, jadi mereka tidak akan mendengar kita"

"kita harus merencanakan semuanya dengan matang" ucap jeno menatap jaemin dengan serius

"kau benar jeno... jangan sampai ada yang tau atau bahkan terbongkar" balas jaemin menatap jeno tidak kalah serius namun... ditambah dengan smrik andalanya.




















Saat sedang asyik berbincang, jeno dan jaemin mendengar teriakan renjun. Hingga mereka berdua langsung masuk kedalam kamar dengan terburu-buru.

Saat memasuki kamar, terlihat haechan yang sedang menenangkan renjun dan ponsel baru yang tadi dibelikan jaemin teronggok di lantai kamar dengan keadaan hancur.

"Ada apa ini?" Ucap jeno cemas.

"Injunie sayang. Ada apa?" Ucap jaemin lalu mendekat dan membawa renjun kepelukannya.

"Nana hikss...hiksss...aku takut hikss..." Ucap renjun terputus-putus karena isakan tangisnya juga tubuh yang gemetar karena takut.

"Tenanglah Nana disini. Oke? Tidak akan terjadi apapun dengan injun." Ucap jaemin sembari terus menenangkan suami mungilnya itu.

"Apa yang terjadi haechan?" Ucap jeno.

"Aku tidak tau, tadi aku ke toilet sebentar dan saat kembali renjun sudah menangis ketakutan bahkan membanting ponselnya." Ucap haechan mengatakan apa adanya.

"Sayang? Ada apa? Apa yang membuatmu takut sayang?" Ucap jaemin lembut.

"Nana hikss.. ada yang mengirimi ku pesan kalau aku tidak menjauhi mu maka dia akan mencelakai ku dan anak kita hikss..." Ucap renjun sembari menangis lagi dan lagi. Padahal dia baru saja sadar. Ini bisa bahaya bagi kesehatannya juga kandungannya. Jaemin benar-benar akan membunuh heejin dengan tangannya sendiri. Lihat saja.

"Tenang ya sayang. Tidak akan ada yang berani menyentuh injunie. Hmm? Kau tidak akan sendiri sayang. Aku denganmu. Akan selalu bersama denganmu." Ucap jaemin mengelus punggung sempit itu.

"Tenang saja hyung. Aku tidak akan membiarkan apapun terjadi pada Hyung." Ucap jeno.

"Jeno? Ayo jalankan saja. Malam ini. Dan haechan tetaplah disini untuk menemani renjun sebentar." Ucap jaemin.

"Aku tidak mau Nana. Hiksss...hiksss..jangan tinggalkan aku." Ucap renjun mengeratkan pelukannya.

"Hanya sebentar sayang. Kau tenang saja, semua bodyguard akan menjaga di depan kamar, di balkon dan disetiap sudut. Kau tenang saja. Aku janji ini hanya sebentar." Ucap jaemin. Dan renjun hanya diam saja dalam pelukannya.

"Memangnya kalian akan kemana?" Ucap haechan penasaran.

"Suatu tempat. Kau tenang saja echanie. Sekarang waktunya aku obati lukamu itu. Ayo." Ucap jeno lalu menarik kekasihnya keluar dari kamar itu agar jaemin bisa menenangkan renjun berdua tanpa ada gangguan lainnya.






























------

maaf kalo ada typo.

double up buat nge ganti kemarin yg harus up malah ga up hehe

hayo heejin, udh ganggu dua singa.

hmm mau bunuh bunuh kek nya ini

MY BOSS, MY LOVES - ENDWhere stories live. Discover now