1: Masalah Antara Aku dan Kalian Sudah Selesai

2.4K 168 3
                                    

"Ckck, sudah satu tahun sejak cincin itu disematkan di jarimu, Chenle-ya. Berhenti bertingkah seolah itu baru saja terjadi kemarin."

Chenle mengalihkan perhatiannya kepada Renjun yang berjalan menghampirinya, lelaki itu Chenle berikan tatapan datar khasnya. "Apa maksud Hyung?"

"Menatap cincin di jarimu itu dengan pandangan berbinar seraya tersenyum kecil. Itu yang kumaksud."

Chenle mengalihkan tatapannya, "Aku tidak mengerti apa yang Hyung katakan."

"Ah... jangan menyusahkanku dengan sifat suka mengelakmu, jangan hari ini. Saeron saja sudah cukup."

"Ada apa dengan adikmu?"

Renjun menghela nafasnya kasar. "Remaja yang sedang puber itu menakutkan. Wah... dulu dia sangat manis dan penurut, sekarang dia kebalikannya. Yang membuatku lebih pusing adalah dia selalu meminta bantuan Jaemin dan Jaemin tidak bisa menolak. Auh, kepalaku sakit hanya dengan memikirkannya."

Chenle tidak membalas, pikirannya tertuju kepada hal lain. Na Jaemin dan Lee Jeno, sudah satu tahun dia tidak mendengar kabar dua orang itu. Chenle tidak ingin mencari tahu karena dia tidak begitu peduli. Kabar terakhir yang Chenle tahu adalah Jeno sekarang menjadi kerikil jalanan, kehilangan rumah, kehilangan jabatan, dan kehilangan keluarganya.

Chenle memiliki andil dalam hal itu. Seusai Yoo Daepyo memberikan semua laporan dan data perusahaan ayah Jeno, Chenle tahu akar permasalahannya adalah Jeno. Terjadi miss-management di dalam perusahaan dan tentu saja itu menyebabkan kerugian karena terjadi cukup lama. Chenle melaporkannya kepada ayah Jeno dan dalam sekejap hidup Jeno berubah total.

Pria itu diusir oleh ayahnya sendiri, tidak boleh menginjakkan kaki di rumah Keluarga Lee. Rumah Keluarga Lee sekarang hanya diisi oleh para pengurus rumah berhubung Chenle memindahkan perawatan ayah Jeno ke rumahnya.

Ah, sekarang ayah Jeno sudah jauh lebih baik. Bibirnya sudah kembali normal dan sudah bisa berjalan walau pelan-pelan. Chenle pikir itu karena dukungan lingkungan sekitarnya. Di rumah Chenle ada ayahnya yang selalu mengajak ayah Jeno berbincang, para asisten rumah tangga yang memperhatikan ayah Jeno dengan baik, dan juga Jisung dan Renjun yang sesekali berkunjung.

"Ah, aku lupa. Chenle-ya, kau bilang kau akan merenovasi rumahmu bukan? Menggabungkannya dengan rumah di sebelahmu?" Renjun bertanya.

Chenle dapat mendengar nada manis dalam perkataan Renjun. Bukan Chenle jenius atau semacamnya karena dapat mendengarnya, tapi Renjun membuatnya terlalu jelas.

"Hm, kenapa?"

"Itu berarti kau akan butuh hiasan untuk rumahmu. Luksian Jaemin sangat bagus dan walau tidak seterkenal pelukis lainnya, beberapa klien setia Jaemin adalah para chaebol. Tidakkah kau ingin membeli lukisannya?"

Renjun tidak pernah menawarkan lukisan Jaemin, bahkan ketika Chenle bertemu dengan lelaki tersebut. Entah apa yang menimpa lelaki tersebut, tapi Chenle rasa Freesia Jeno itu sedang membutuhkan uang yang banyak.

"Aku tidak tertarik dengan lukisan."

"Chenle-ya—"

"Sepupumu itu butuh uang, benar?"

Renjun terdiam, tampak terkejut untuk sesaat sebelum menghela nafasnya seraya mengangguk. "Tentu saja kau mengerti apa yang kubicarakan." Lelaki itu berkata pelan.

Chenle hanya mengendikkan salah satu bahunya sebagai respons.

"Belakangan ini dia sedang kesulitan. Studionya terancam disita dan dia berencana pindah dari apartemennya, dia bilang dia sudah menemukan flat kecil yang sesuai dengan keuangannya." Renjun memandang ke arah lain, lelaki kecil itu tampak kesal. "Dia adalah pengatur keuangan yang handal, aku tidak tahu kenapa dia bisa sampai seperti itu." Renjun mendumal.

Sailing [JiChen | ChenJi] ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu