"Aku masih hiks payah hiks aku masih hiks memerlukan niisan hiks." Tangisku.

"Niisan." Tangisku.

Aku memeluk zora yang masih tidur dengan nyenyak bahkan memeluknya sangat erat.

"Niisan aku laper." Ucapku.

"Hiks onigiri buatku asin hiks." Tangisku.

"Bangun hiks." Tangisku.

Aku merasakan pergerakan lalu kulihat zora membuka matanya membuat aku senang dan menghapus air mataku.

"Eh zo-chan?!" Kaget Zora.

Zora langsung bangun dan aku memeluknya sangat erat membuat zora terdiam akan tindakanku.

"Zo-chan kenapa?" Tanya Zora khawatir.

"Niisan yang kenapa?!" Kesalku.

"Kok aku?" Bingung Zora menunjuk dirinya sendiri.

"Niisan sejak pagi hingga sore belum bangun dari tidur bahkan tadi sensei bilang denyut nadi niisan berhenti." Ucapku.

"Eh?!" Kaget Zora.

"Jangan begitu lagi aku takut tahu!" Pekikku.

"Aku bahkan tidak menyadari hal itu." Ucap Zora.

"Niisan tubuhmu sangat panas." Ucapku merasakan tubuh zora sangat panas.

"Iya makanya niisan tidak bisa bangun dari tempat tidur." Ucap Zora.

"Kenapa tadi pagi niisan tidak bilang padaku sih?" Tanyaku.

"Zo-chan akan berlatih jadi aku tidak mau merepotkanmu." Ucap Zora sambil tersenyum.

"Aku khawatir tahu!" Pekikku kesal.

"Baiklah maafkan niisan ne telah membuat zo-chan khawatir." Ucap Zora sambil mengelus pipiku.

Aku melepaskan pelukanku lalu melihat kearah zora sambil tersenyum membuat zora tersenyum lebar kearahku.

"Sudah makan belum?" Tanya Zora.

"Belum bahkan sejak pagi." Ucapku.

"Ayo makan dulu biar niisan yang membuatnya." Ucap Zora.

Zora bangun namun aku menahan tubuh zora untuk kembali duduk.

"Jangan lebih baik niisan istirahat saja aku yang akan membuat onigirinya." Ucapku.

"Kan onigiri buatan zo-chan selalu asin." Ucap Zora.

"Aku akan minta bantuan sensei." Ucapku.

Pintu kamar terbuka ternyata itu koushiro kulihat seperti membawa sesuatu kurasa.

"Kalau zora-kun sakit pasti zoro-kun belum makan jadi sensei membuat makanan banyak untuk kalian berdua." Ucap Koushiro.

"Terimakasih sensei." Ucap Zora.

"Sama-sama zora-kun." Ucap Koushiro.

Aku langsung mengambil makanan yang diantar oleh koushiro namun kepalaku dipukul oleh zora.

"Kenapa sih?!" Kesalku.

"Bilang terimakasih dulu." Ucap Zora.

"Terimakasih sensei." Ucapku.

"Sama-sama zoro-kun." Ucap Koushiro.

Aku memakan onigiri dengan santai bahkan aku tiduran di paha zora sementara zora hanya diam tidak berkomentar apapun.

"Kalau keadaan zora-kun belum membaik lebih baik malam ini ke rumah sensei saja." Ucap Koushiro.

"Tidak perlu sensei aku sudah membaik." Ucap Zora.

"Baiklah kalau begitu." Ucap Koushiro.

"Kalian berdua tidak perlu melatih yang lain hari ini dan zora-kun istirahat yang cukup saja kalau sudah sembuh baru melatih lagi." Ucap Koushiro.

"Baiklah sensei." Ucap Zora.

Koushiro keluar sementara aku masih makan onigiri dengan tenang dan zora juga makan dengan tenang.

"Perasaan yang tidak enak badan aku." Ucap Zora.

"Aku manja kepada kakakku sendiri kan wajar." Ucapku.

"Iya terserah zo-chan saja." Ucap Zora.

"Oh iya niisan!" Panggilku.

"Ada apa?" Tanya Zora.

"Kalau aku berhasil menjadi pendekar pedang terhebat di dunia ini." Ucapku.

"Aku." Ucapku ragu.

"Kau ingin menikah setelah itu." Ucap Zora.

"Tidak!" Pekikku.

"Lalu apa bilang saja aku kan kakak mu." Ucap Zora.

"Niisan lah yang menikah lebih dulu baru aku." Ucapku.

"Aku bahkan belum mempunyai rasa cinta terhadap seorang gadis di desa ini." Ucap Zora.

"Kalau sudah menemukannya jangan lupa kasih keponakan ya." Ucapku.

"Kau ini dasar." Ucap Zora mengacak-acak surai rambutku.

"Kan aku bisa bermain bersamanya." Ucapku.

"Kau saja yang menikah terlebih dahulu." Ucap Zora.

"Malas aku belum memahami masalah wanita bahkan aku sering bertanya masalah itu kepada niisan." Ucapku.

"Tapi kau harus menerima pilihan niisan nanti." Ucap Zora.

"Iya dong kan pilihan niisan pasti yang terbaik." Ucapku.

"Tidur yuk." Ucap Zora.

"Iya aku juga mengantuk setelah makan." Ucapku.

"Bangun dong aku mau cuci muka dulu sekalian ganti baju." Ucap Zora.

"Tidak mandi?" Tanyaku.

"Dingin tubuhku masih belum pulih." Ucap Zora.

"Kau memang sudah mandi zo-chan?" Tanya Zora.

"Tadi pagi doang." Ucapku.

"Siap-siap besok mandi ya." Ucap Zora.

"Eh iya iya aku mandi!" Pekikku terbangun dari tidurku.

"Gitu dong." Ucap Zora.

Setelah zora cuci muka aku masuk ke kamar mandi untuk mandi setelah selesai memakai baju aku melihat zora duduk dengan tenang lalu zora melihat kearahku.

"Ada apa?" Tanyaku.

"Kesini deh." Ucap Zora.

Aku mendekat dan tidur di samping zora dan zora malah menarikku dalam pelukannya namun entah kenapa aku tidak menolak seperti biasanya.

"Hubungan kita terlalu dekat malah dikira orang lain kita ada kelainan." Ucapku.

"Kan aku ingin dekat adikku kan dua tahun kedepan zo-chan akan pergi untuk mengejar taka no me." Ucap Zora.

"Ya aku paham." Ucapku.

"Tubuh niisan masih panas." Ucapku merasakan tubuh zora masih panas.

"Begitulah sepertinya aku terlalu lelah hingga begini." Ucap Zora.

"Ya sudah besok niisan istirahat saja." Ucapku.

"Aku paham kok lagipula itu yang selalu kubilang saat kau sakit zo-chan." Ucap Zora.

"Niisan kan selalu mengajarkan hal-hal baik kepadaku kalau ada hal buruk berarti itu dari diriku sendiri." Ucapku.

"Ya sudah tidur besok kan harus latihan." Ucap Zora.

"Oyasumi niisan." Ucapku.

"Oyasumi otouto." Ucap Zora.

Zora memelukku sementara aku hanya diam saja menikmati waktuku dengan zora.

⚔️ Pasti ada yang tidak beres

Marimo Twins

~15 Februari 2022~

✔️ Roronoa Zoro Twins (oc male reader) Where stories live. Discover now