H

809 152 4
                                    

Malam Natal biasanya kamu habiskan #DiRumahAja dengan sang Baba yang mengambil cuti untuk menemani anak kesayangan.

Tapi kali ini berbeda. Kamu dan sang Baba berniat ke kuil untuk berdoa seraya menikmati salju musim dingin.

"Ba! Beli makanan, yuk! Deket gereja kayanya ada yang jual, deh."

"Eh? Itu Yuzuha, kan?"
Kamu berniat memanggilnya, namun mata justru menangkap bahwa ia membawa sebuah pisau. Tanpa ketahuan olehnya, kamu membuntutinya. Sebelum itu kamu pamit pada sang Baba.

"Dia mau ngapain? Jualan ikan?"
Kamu mengikutinya hingga memasuki sebuah Gereja. Sebelum kaki benar-benar memasuki Gereja, kamu memberi sebuah salam pelan. Atensi mendapati beberapa orang tengah baku hantam disana.

"Hakkai? Hana? Tsuya? Itu yang kemarin? Itu badannya segede gaban."
Bukannya menghentikan Yuzuha yang telah siap menusuk orang, kamu malah menyimak baku hantam mereka.

"YUZUHA!"
Teriakmu tanpa sadar kala Yuzuha terpental hingga ke tempatmu berada. Dengan segera kamu membantunya.

"Ngapain kamu disini?"

"Kebalik. Harusnya aku yang tanya. Kamu ngapain nusuk orang?"
Belum sempat menjawab, kamu membawanya dalam dekapan. Mengusap punggungnya pelan guna menenangkannya.

"Nggak boleh. Bunuh orang itu perbuatan tercela. Biar aku aja yang menggantikanmu."
Mata beberapa orang disana terbelalak.

"Maksudnya, senpai mau bunuh orang?"

"Jangan nekat, [Name]!"
Takemichi yang melihatmu mendekat pada Taiju pun menghadangmu.

"Kau yang menghajar Koko dan Inupi, hah?"

"Siapa mereka?"
Takemichi menunjuk orang yang dimaksud.

"Dia main pisau dileher adikmu, lho, kakak ipar. Mana bisa ku biarkan. Lagian, jangan kejam begitu, dong, kakak ipar."

"Hah! Siapa yang kau panggil kakak ipar?"
Kamu menunjuk Taiju dengan santai. Dia nampak syok dengan gerakanmu.

"Baikan dengan mereka berdua, ya, kakak ipar."

"Matamu buta?! Dia menusukku!"

"Walau begitu, Yuzuha masih butuh kau untuk jadi wali nikahnya."

"Sama siapa aku nikah?"

"Aku."
Untuk kedua kalinya Taiju syok. Kali ini, karena perkataanmu yang santai dan tanpa disaring. Ia berlutut seraya memijat keningnya, pening melanda. Ia tidak mengerti isi otakmu. Bisa-bisa mengatakannya dengan mudah begitu.

"Ayo berbaikan, Shiba bersaudara!"






















Hana - Hanagaki Takemichi
Tsuya - Mitsuya Takashi

Makasih udah baca💙

Jangan lupa vote dan comment

Kanojo [Shiba Yuzuha]✔Where stories live. Discover now