one day in the summer first meet.

468 40 6
                                    

Happy reading.



Seperti yang orang-orang katakan, hal-hal terkadang berjalan lebih baik dari yang diharapkan."
-Edogawa Ranpo

🐿️🦊







Minggu ke 2 di September 2023,


Setelah kalah untuk pertama kalinya saat menjadi pembela umum, dua hari kemudian Kang Sol dan Han Joon-hwi pergi ke pusat penahanan, selain merasa bersalah karena tidak bisa menepati janji pada kliennya, ia juga mengecewakan Joon-hwi.

"Pengacara Kang, kau tidak perlu datang ke sini. Aku merasa baik, aku mempunyai banyak teman yang memiliki pengalaman serupa denganku, itu bukan hal yang perlu menjadi kekhawatiranmu."

"Meski begitu, aku tetap mengkhawatirkanmu," ucap Sol lirih. Han Joon-hwi menggenggam tangan Sol memberi kekuatan seolah sedang mengatakan tidak apa-apa.

"Jika dibayangkan, lima bulan adalah waktu yang sangat singkat untuk masa percobaan. Aku hanya berharap, semoga setelah lima bulan berada di sini aku bisa bebas tanpa ada perasaan takut pada orang-orang yang berkuasa seperti mereka.

"Terima kasih sudah membelaku selama masa persidangan, terima kasih juga karena Pengacara Kang dan Jaksa Han mempercayai apa yang aku rasakan."

Kang Sol tersenyum, "Jangan berterima kasih, cukup untukmu hiduplah dengan baik setelah ini. Kita akan bertemu lagi nanti," Sol dan Joon-hwi mulai beranjak untuk mengundurkan diri dari hadapan Nn. Yu.

Nn. Yu mengangguk, lalu ikut beranjak dari duduknya, "Pengacara Kang-panggilnya terjeda.

Kang Sol menoleh, alisnya terangkat seolah mengatakan 'ada apa?'

"Kau dan Jaksa Han adalah pasangan yang serasi, aku menyukainya." Sol dan Joon-hwi saling menatap.

🐿️🦊


"Akan seperti apa jadinya bumi ini tanpa hukum?"

"Yang jahat akan semakin menunjukkan taringnya, dan yang lemah akan terpaksa menunduk takut. Maka dari itu timbangan dan pedang berdampingan," jawabnya seraya menunjuk pada timbangan dan pedang pada patung kecil berwarna coklat keemasan yang menghiasi meja petugas hukum.

"Tapi kenapa hukum hanya peduli dengan orang-orang yang memandang rendah hukum?"

"Maksudmu?"

"Mereka yang berkuasa...
"Media menunjukkan, mereka yang berkuasa selalu dipentingkan hukum. Apa karena mereka menggunakan kuasanya untuk menduduki hukum yang adil dan benar?"

Han Joon-hwi tersenyum pada anak laki-laki (11) yang sedang memperhatikan cermat timbangan dari patung Dewi Themis yang berada di meja kerjanya. Rambut hitam ikal sebahu miliknya begitu menggemaskan seolah meminta Joon-hwi untuk mengelusnya.

Joon-hwi mengelus rambut ikal itu pelan, lalu berkata, "Bumi dan hukum perlu sejalan,"

"Sejalan?"

"Bumi dan hukum harus memiliki orang-orang yang berprinsip jujur dan rela berkorban, agar ketidakadilan dan ketidakbenaran bisa diberantas.

"Prinsip seperti itu harus ditanamkan di dalam hati setiap orang. Supaya kita bisa menjalankan hukum di muka bumi yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, seperti itulah yang diinginkan Hammurabi," ujar laki-laki yang bekerja sebagai Jaksa itu.

"Siapa itu Ham-murab-bi?" tanyanya ragu-ragu terbata. Joon-hwi terkekeh. Anak laki-laki sebelas tahun ini, ternyata belum mengenal siapa itu Hammurabi.

"Konon, setelah dinobatkan menjadi seorang raja, secara tidak langsung dia membuat hukum di sebuah prasasti kuno pada masa Kerajaan Babilonia. Bisa dikatakan, Hammurabi adalah raja pertama yang membuat hukum." Anak laki-laki itu mengerjap beberapa kali, wajahnya masih nampak kebingungan.

Mr & Mrs Law (ft Law School) ON GOINGWhere stories live. Discover now