statement and reply?

445 67 15
                                    

Chapter ini masih termasuk lanjutan chapter sebelumnya 'april 2022'. Happy reading, hope you like it.
***


"Han Joon-hwi!" Laki-laki itu menoleh ketika panggilan keras atas namanya menggema dari arah belakang.

Matanya berbinar melihat seseorang yang berlari ke arahnya. Kang Sol A datang ke hadapan Han Joon-hwi dengan terengah-engah. Penampilannya kali ini tidak dengan gaya rambut yang di cepol seperti biasa, tapi gadis itu sampai di sana dengan jaket abu-abu muda khas Hukum Hankuk yang melekat di tubuhnya dan rambut yang terurai yang masih lepek, sepertinya ia baru selesai mandi.

Han Joon-hwi memegang bahu Sol A, "Kamu baik-baik saja?"

Sol A membungkuk sambil memegang lututnya, rambut terurai itu menutupi sebagian wajahnya. "Adaaa hal, penting apppaahh?" tanyanya to the point. Jantungnya masih belum berdetak normal, itu terlihat dari caranya bertanya pada Han Joon-hwi.

"Duduklah dulu." Sol A menurut.

Setelah sekitar satu menit berlalu keduanya dilanda diam. Sampai akhirnya Sol A membuka suara, "Katakan ada apa?"

"Sejak kapan kamu tahu teman kamarmu menyukai aku?" Sol A mengerutkan dahinya, pertanyaan itu terdengar seperti spekulasi. Tapi Sol A berusaha untuk tidak curiga pada laki-laki yang selalu membantunya itu.

"Dia akan jengkel saat kita terlihat akrab," jawab Sol A seadanya.

"Dia memang selalu terlihat seperti itu 'kan?"

"Kenapa memandang dia begitu?" Sol A langsung membuang padangannya dari Joon-hwi.

"Kalau kamu kepadaku bagaimana?" Pupil gadis itu membesar, dirinya yang cerewet tiba-tiba diam membisu. Ia secara spontan menoleh ke Han Joon-hwi.

"Kenapa melihat aku begitu?" tanya Han Joon-hwi memastikan.

"Tidak.
"Jadi apa hal penting yang mau kamu katakan ?" dia mengganti topik, pertanda jika gadis berponi itu sedang gugup. Wajah gugupnya berusaha ia tutupi dengan segudang senyum ceria yang terpancar di sana. Atau memang gadis ini tidak peka.

"Aku menyukai kamu." tatapan Kang Sol A melemah.

Sekali lagi jantungnya berdetak secara tidak normal, rasanya aneh, perasaan asing sedang mencoba beradaptasi dalam diri Sol A. Sedangkan Han Joon-hwi berharap bunga yang sedang mekar di hatinya akan menjadi lebih indah, sehingga dia memiliki alasan untuk memberi pupuk berbahan cinta, dan tak lupa ditambah dengan jutaan perasaan sayang setiap harinya.

"Tapi aku enggak ada waktu untuk hal seperti ini." Kang Sol A cukup sadar diri. Teman sekamarnya jauh lebih baik darinya. Nilai, kepribadian, dan banyak hal lain yang membuatnya tahu sampai di mana batas dirinya bisa melangkah, dan tahu dimana dia harus berhenti. Ia harus fokus pada studinya dan lulus dengan tepat waktu adalah hal yang membanggakan tersendiri.

"Tapi aku ada, aku selalu ada waktu untuk kamu," ujar Joon-hwi sembari melipat tangan di dada.

"Atas dasar apa kamu bilang ini ke aku?" tanya Sol A polos.

"Mencintaimu,
"Entah ini hanya perasaan sesaat atau memang aku jatuh cinta, tapi aku bisa pastikan ini akan bertahan selama mungkin," kata Han Joon-hwi meyakinkan.

Sol A mempertahankan kontak matanya pada Joon-hwi, malam ini dia tidak menyangka akan mendengar pernyataan seperti ini dari laki-laki yang disukai teman sekamarnya.

"Berusahalah untuk membuka hati."

Sol A menggeleng pelan, "Aku takut kecewa, aku takut mengecewakan kamu dan temanku." Han Joon-hwi paham benar 'teman' yang dimaksud Sol A.

Mr & Mrs Law (ft Law School) ON GOINGWhere stories live. Discover now