our kiss?

492 48 9
                                    

Selamat hari jumat
Buat kamu yang kuat
Semoga selalu sehat
Tetap semangat

Notif chapter ini in-out terus di akun kalian, maaf ya soalnya aku ragu-ragu mau publish atau enggak. Happy reading, hope u like it.








Beberapa hari kemudian,

Masih dalam suasana musim panas di agustus 2023, Han Joon-hwi baru saja selesai dengan beberapa saksi yang dipanggil untuk diperiksa dalam kasus kekerasan dan penyerangan yang ia tangani ini terdapat banyak kejanggalan menurut firasatnya.

Matahari perlahan-lahan turun dan menyisakan langit berwarna kuning kemerahan di atas sana. Joon-hwi segera membereskan semua barang yang berserakan di meja kerjanya. Tak lama setelah itu ponselnya bergetar, tanpa melihat siapa yang menelponnya, ia langsung menggeser ikon telepon berwarna hijau yang bergerak ke kanan dan kiri itu.

"Ya?"

"..." Cepatlah pulang.

Dia tersungging kecil saat suara di sebrang sana sedang antusias, "Ada hal penting?"

"..." Aku memasak makanan kesukaanmu.

Ia terkekeh pelan, "Baiklah, aku akan pulang secepat yang kubisa."

Panggilan diakhiri setelah Joon-hwi melihat pintu ruangan terbuka menampilkan Detektif Kim dan beberapa anak buah yang mengekorinya masuk ke ruangannya.

"Oh, Detektif Kim, bagaimana dengan barang buktinya?" tanya Joon-hwi tanpa basa basi.

Detektif Kim mengambil tempat duduk di kursi pemeriksaan yang ada diruang jaksa. Han Joon-hwi langsung melihat barang bukti yang di bawa Detektif Kim. Diska lepas itu ia sambungkan ke laptop kerjanya.

"Kalian yakin ini benar-benar yang dilakukan tersangka?"

Seorang laki-laki yang terlihat tiga tahun lebih muda dari Joon-hwi langsung menyerahkan plastik yang di dalamnya terdapat barang bukti, berupa telepon genggam yang di dalamnya berisi video tersangka melakukan kekerasan dan penyerangan. Bukti lainnya mengarah pada foto luka fisik yang dialami korban.

"Jaksa Han, saat kami melakukan pemeriksaan di kantor polisi sebelumnya, tersangka terlihat sangat terguncang, wajahnya ada sedikit lebam- Ucapnya terjeda.

"Dan yang paling membuat kami yakin ini spekulasi adalah keluarga tersangka tidak mau dimintai keterangan, mereka seolah menghindari kami."

Anggota lainnya menambahkan, "Saat salah satu anggota keluargamu sedang dalam masalah, bagaimana mungkin kau meninggalkannya, apalagi dia dilaporkan atas kasus penyerangan Bukankah ini aneh dan mencurigakan ?"

Han Joon-hwi tampak berpikir, "Begitu juga untukku,
"Secepatnya kita akan melakukan pemeriksaan lagi pada tersangka, saat itu kita juga akan datangkan dokter. Dan paksa keluarga tersangka agar mau dimintai keterangan."
"Baiklah, sampai disini dulu. Aku harus menghadiri rapat bersama dengan para jaksa."
***

"Sebagai jaksa baru seharusnya kau tidak perlu bersikap begitu agresif seperti tadi." Kata seorang paruh baya dengan jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Benar, perkataanmu itu sudah pasti menyakiti Kepala Jaksa dan petinggi kejaksaan lainnya.

"Satu hal yang harus kau ingat. Ini bukan Hankuk, tempat dimana kau bisa bersikap semaumu, dan Yang Jong Hoon akan ada di sampingmu. Sekarang kau berada di tempat dimana hukum akan lebih bermain dari pada emosi," tandas Jaksa senior yang lain.

Dua jaksa senior langsung mendatangi Han Joon-hwi ke ruangannya setelah rapat bersama selesai.

Han Joon-hwi diprotes oleh Jaksa senior setelah Kepala Jaksa meminta saran juga ktirik kepadanya dalam rapat bersama tadi. Seperti biasa, Han Joon-hwi yang kritis dan gemar membaca situasi langsung saja mengatakan semua yang ada dipikirannya, dan orang-orang di Kejaksaan menganggap perkataannya tadi di rapat seperti sedang menyinggung para jaksa senior.

Mr & Mrs Law (ft Law School) ON GOINGHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin