"nana" panggil renjun yang kini bersandar di dada jaemin

"hm?" balas jaemin, tanganya mengusap lembut punggu renjun

"ice cream" cicit renjun

"jangan sekarang, yang lain"

"ingin ice cream~" rengek renjun dengan menatap jaemin

"kenapa kamu bisa sangat lucu sekali, hm?" ucap jaemin mengecup bibir renjun

"mungkin... karena aku dilahirkan untuk menjadi lucu"

"dan juga dilahirkan untuk menjadi milik Na Jaemin"

"injunie sangat beruntung memiliki nana"

"aku juga sangat beruntung memiliki mu, sayang"

"sudah. aku ingin ice cream"

"lusa ya? sebelum kita kembali ke sini, kamu sudah menghabiskan banyak ice cream"

"sekarang~"

jaemin sangat merasa gemas dengan renjun sekarang, mata renjun membuat jaemin lemah.

"jika sekarang ada syaratnya"

"apa syaratnya?" ucap renjun berbinar

jaemin tersenyum lalu mendekatkan wajahnya pada telinga renjun.

"melakukan hal panas di ranjang" bisik jaemin dengan suara beratnya

"ji-ji... jika be-begi... begitu lusa saja" gugup renjun lalu turun dari pangkuan jaemin dan duduk di samping jaemin

"benar? lusa saja?" ucap jaemin agar renjun mempertimbangkan lagi

"iya lusa saja" balas renjun yakin

"yasudah, sekarang kamu beristirahat saja, nanti saat makan malam akan aku bangunkan"

jaemin membaringkan renjun lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh renjun.

"nana ingin kemana?"

"aku akan menemui mami dan papi"

"ibu dan ayah ada di ruang tamu"

"baiklah. tidur yang nyenyak dan jangan lupa untuk memimpikan ku" ucap jaemin mengusap kepala renjun

"eum, tentu" balas renjun tersenyum

jaemin tersenyum lalu mengecup kening renjun. jaemin berjalan keluar kamar berniat menemui orang tuanya di ruang tamu.






























--------------




































jaemin kini sudah berada diruang tamu, jaemin duduk di samping yoona dan siwon yang duduk didepanya.

"dimana renjun? bukankah dia ke kamarmu?" tanya yoona

"renjun sedang beristirahat" balas jaemin

"karena hanya ada kita, papi ingin membicarakan tentang pelaku yang mendorong renjun"

"apa ada kemajuan?" tanya jaemin

"belum, tapi papi menemukan keanehan"

"maksud papi?"

"saat kalian ke china, papi juga di beritahukan jika heejin hilang, ayah heejin bilang jika heejin pergi tanpa pamit"

"jaemin juga curiga jika yang mendorong renjun itu heejin"

"dan setelah papi menyuruh anak buah papi untuk mengecek daftar nama penumpang saat kalian ke china, terdapat nama heejin sebagai penumpang"

"tapi bukti yang jelas belum ada, jaemin sangat ingin mengetahui siapa yang mendorong renjun"

"tenang jaemin, mami dan papi masih menyelidiki. kamu lebih baik menjaga renjun" ucap yoona mengusap lengan jaemin

"tentu, tapi bagaimana jika terbukti heejin bersalah?"

"itu kembali padamu dan renjun, terserah apa mau kalian berdua" ucap siwon

"jaemin ingin pelakunya dihukum seberat mungkin tapi berbeda dengan renjun, dia hanya ingin melihat wajah pelaku"

"biarkan, apapun keinginan renjun" ucap yoona

"semoga saja pelakunya cepat tertangkap"

"papi akan menyidiki sampai tuntas"



































setelah berbincang dengan yoona dan siwon mengenai proses penyelidikan siapa yang mendorong renjun, jaemin kini kembali ke kamarnya.

jaemin dapat melihat lelaki mungil yang sangat ia cintai sedang tidur dengan nyaman.
jaemin berjalan mendekati renjun lalu duduk di sebelah ranjang.

jaemin mengusap kepala renjun, dalam hatinya, ia berjanji akan menghukum pelaku yang mendorong renjun dengan hukuman seberat beratnya.

"jika benar heejin pelakunya, aku tidak akan tinggal diam. aku tidak akan bertoleransi jika itu menyangkut renjun"



























































----------

maaf kalo ada typonya
hukuman yang cocok buat sang pelaku apa ya?

MY BOSS, MY LOVES - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang