Chapter 3: Meninggalkan

263 31 9
                                    

Hinata:"Rumia, cepatlah mandi, kita bisa saja terlambat."

Rumia:"ya onii-chan, tunggulah sebentar."

Hinata berbicara dari dapur dengan nada suara yang dikeraskan agar Rumia bisa mendengarnya.

Rumia berada di kamar mandi dan melakukan apa yang biasa orang lakukan di kamar mandi.

Saat ini, Rumia sedang berendam di bak mandi sambil membersihkan seluruh tubuhnya dengan menggosoknya menggunakan tangannya.

Di sisi lain, Hinata sudah memakai seragam sekolahnya dan saat ini, Hinata sedang membuat bekal makanan untuk dirinya dan Rumia.

Hinata memakai Apron sambil mengikat rambutnya dengan ikatan ponytail.

Orang-orang pasti akan langsung menganggap diri mereka berada di dalam mimpi saat melihat Hinata mengenakan Apron dan mengikat rambutnya.

Bagian lehernya yang putih, mulus dan lembut terlihat.

Hinata terlihat seperti seorang pengantin perempuan yang baru menikah.

Dia sedang memasak telur gulung dan di dekat kompor, ada sebuah piring yang berisi beberapa lauk makanan, yaitu sosis dan potongan daging.

Dan di sampingnya lagi, terdapat dua buah kotak bekal makanan yang berisi nasi.

Kotak bekal makanan itu akan mereka bawa ke sekolah agar mereka tidak perlu membayar lebih untuk makanan di kantin.

Mereka hanya perlu membeli minuman untuk menyegarkan rasa haus mereka di jam istirahat.

Hinata bangun lebih awal dari Rumia dan telah mandi lebih awal.
Itu dia lakukan secara rutin selama beberapa tahun sejak kedua orang tuanya pergi agar dia bisa memberikan layanan penuh kepada adik perempuannya.

Pada jam 4 pagi, Hinata sudah bangun dan langsung membereskan kasurnya.

Setelah itu, dia pergi ke kamar mandi sambil membawa handuk serta seragamnya ke kamar mandi.

Dengan langkah yang sedikit tergoyahkan karena tubuhnya masih dalam keadaan setengah sadar dan masih lemah.

Namun, Hinata memaksa tubuhnya untuk bergerak lalu mandi.

Saat di kamar mandi, Hinata tidak menggunakan air panas.

Dia hanya mandi menggunakan air biasa agar kesadarannya yang masih setengah kembali penuh setelah menerima air bersuhu dingin.

Setelah mandi, dia memakai seragamnya dan segera memasak untuk dijadikan sarapan dan bekal makan siang.

Dia menyiapkan segalanya di pagi hari agar saat Rumia bangun, mereka hanya perlu sarapan lalu berangkat ke sekolah.

Hinata sangat menyayangi adik perempuannya karena hanya Rumia yang dia punya di dekatnya.

Kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan mereka dan tentu saja, sebagai kakak laki-laki, Hinata harus menjaga Rumia.

Begitulah keseharian Hinata, terkecuali pada hari libur ataupun akhir pekan, Hinata akan bangun pada jam 5 karena dia tidak perlu terburu-buru dalam membuat sarapan.

Hinata:"dan...selesai.."

Hinata selesai membuat bekal makan siang untuk Rumia dan dia sudah menaruh semua lauk yang akan dibawa ke sekolah untuk bekal makan siang.

Hinata membaginya dengan rasio yang sama.

Dia menaruh dua sosis dan 3 telur di setiap kotak bekal makan dan dua daging.

Hinata membereskan dapur yang sudah dipakai.

Dia membersihkan sisa-sisa makanan yang terjatuh di meja dapur dan mengelapnya menggunakan lap basah agar cairan-cairan yang bersifat lengket tidak menempel pada permukaan meja.

The Anime SystemKde žijí příběhy. Začni objevovat