Dhifa pun membuka kaca mobil nya, ia menaikan sebelah alis nya yang berarti 'apa'. Laki-laki itu memakai helm yang menyambungkan alat pendengar ke telinga nya, akan tetapi dia tidak mendengar gadis itu berbicara, sebentar ini dia yang budek apa gadis ini yang bisu?

Laki-laki itu tersenyum!, dhifa tau karna mata si cowo itu menyipit . "Mau bareng?" Tawar nya

Dhifa nge-bug sendiri, kenal saja tidak, sudah ngajak bareng saja, nanti bukan nya di antar ke sekolah malah jadi ke hotel kan berabe. Dhifa pun heran mengapa lelaki ini bisa tau bahwa ada dhifa di mobil ini? Apa kaca nya itu nembus. Ah sudah lah!

Laki-laki itu menggaruk pelipis nya yang tidak gatal, "emmm, maneh bisu nya?"  Tanya nya dengan pelan. Dia heran tadi ketika di sapa, hanya di balas dengan alis sekarang di tanya lagi dan menjawab nya dengan geleng-an saja.

Dhifa berdecak. "Ga." Katanya,

Laki-laki itu tercengir, "d-duh hampura gue kira, ah iya ini maksud gue. Jok belakang aing teh kosong sia pasti sieun telat kan."
Translate: duh maaf gue kira, ah iya ini maksud gue. Jok belakang gue kosong lo pasti takut terlembat kan.

Dhifa berfikir sejenak, memang benar sih dia takut telat tapi. "Henteu, hatur nuhun." jawab nya sopan.
Translate: engga, terima kasih.

"Oh ya, lo jangan takut sama gue. Nih," ucap laki-laki tersebut sambil berusaha mengeluarkan sesuatu dari kantong nya. "Nah, sama kan. Kita teh satu sekolah," kata nya dengan mengeluarkan id card, memang sekolah dhifa memiliki id card untuk masuk nya. Elit memang beda!

Dhifa terkejut, tapi sebisa mungkin menormalkan mimik wajah nya, ia menganggukan kepala nya.

"Tapi gue, geus aya supir." Elak nya, sebenar nya dhifa hanya gengsi saja. Nanti jika dia berangkat bareng bersama lelaki ini pasti dia akan menjadi bahan cibiran satu sekolah.

Laki-laki itu menengok kanan kiri, seperti nya macet sudah mereda bahkan di depan nya sudah ada yang jalan "gue-----"

Tinn..tinnn...

"Heh! Jalan sia teh"

"Barudak! Tong ngadamel macet di jalan."

"Buru-buru  jalan, hari senin ieu teh, anjeun teu ngaggaduhan upacara!"

Dhifa malu, lantas ia menghadap ke depan. "Jalan pak," suruh nya, lalu di angguki dengan pak budi.

Laki-laku yang sedari tadi diam di sana juga gelagapan, "ah!, gagal deui ! " decak-nya, lalu menjalankan motor sport nya itu

Bruumm...

●●●
07.00

Mobil yang di tumpangi dhifa baru saja sampai, dhifa melotot apa-apaan ini. Apakah ini sebuah keberuntungan? Jam 7 teng pintu gerbang masih terbuka lebar. Dengan cepat ia menyuruh pak budi jalan ke arah pintu utama sekolah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 19, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

dhifa [slow update]Where stories live. Discover now