38-L

1.3K 159 35
                                    

Hay Hay Guys
Are you guys Okay?
Im fine thanks
Akhirnya bisa update lagi huhuhu
Abis ketiban banyak banget musibah guys jadi baru sempet update.

Begitu hening nya ruangan bercat putih dengan nuansa khas rumah sakit ini hingga suara deru nafas seorang pria terdengar begitu jelas di telinga orang itu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu hening nya ruangan bercat putih dengan nuansa khas rumah sakit ini hingga suara deru nafas seorang pria terdengar begitu jelas di telinga orang itu sendiri.

Dava Azelio sekarang tengah terbaring dengan mata sembab yang terlihat jelas di wajahnya, kantung mata yang menghitam dengan rambut yang acak-acakan, menandakan pria itu sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.

Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, tatapan matanya kosong, rasa bersalah masih terus menghantuinya.

Air matanya menetes kembali saat bayangan wajah ketakutan adiknya muncul kembali.

Tak berselang lama dari tempat itu seseorang masuk ke dalam ruangan itu.

Pria berbaju putih duduk di samping Dava. Memandang Dava dengan tatapan tajam yang mematikan.

"Gimana?" ucapnya, dia adalah Gathan.

"Sorry." Hanya satu kata itu yang terucap dari mulut Dava.

"Udah gak ada gunanya," ucap Gathan, mstanya sedikit memanas.

"Gue tau."

"Trus sekarang lo mau apa?"

"Gue bakal tebus semua kesalahan gue."

"Dengan?"

"Apapun itu, bahkan nyawa gue sekalipun."

"Hh, Lo ngomongin nyawa sekarang."

Dava menatap Gathan.

"Gue gak yakin."

"Gue bakal tebus semuanya."

"Jagain adek gue."

"Hh, Adek?" Ucap Gathan dengan nada yang sedikit mengejek.

"Lo tau," ucap Gathan terhenti.

"Kalo bukan karena Saca, mungkin gue udah dipenjara gara-gara bunuh lo."

Deg

Lagi lagi jantung Dava berdetak lebih cepat dari biasanya.

Gathan menatap wajah Dava sedikit iba, sampai akhirnya dia memutuskan untuk pergi dari tempat itu, meninggalkan seorang Dava dengan kegundahannya.

Setelah keluar dari ruangan itu Gathan duduk sebentar di kursi panjang yang memang sudah tersedia di tempat itu.

Dadanya bergemuruh entah disebabkan oleh apa, ia tidak bisa melihat Dava terlalu lama karena setiap melihatnya ia akan teringat betapa menderitanya gadis yang ia cintai selama ini.

Sedangkan Dava bingung harus melakukan apa saat ini, ia bahkan tidak mampu berfikir jernih saat ini.

Yang ada di otaknya saat ini hanyalah bayangan bayangan bagaimana dirinya menyiksa Saca selama belasan tahun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GATHCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang