Day Five - Churros

93 14 46
                                    

"Ini pertama kalinya saya kembaran pakaian dengan seseorang," Kwon Joo berjalan di sebelah Derek dengan riang, melihat pullover hoodie-nya sendiri, lalu melihat Derek yang memakai yang sama persis dengan miliknya. "Rasanya menyenangkan. Saya merasa tidak sendirian."

Awalnya Derek merasa senang saat Kwon Joo berkata ia pertama kalinya memakai pakaian kembar, tapi saat ia mengatakan "tidak sendirian", Derek baru sadar sebenarnya gadis itu sangat kesepian. Mirip dengannya.

"Anda tidak sendirian," Derek menjawab dengan lembut, menggenggam tangan Kwon Joo tanpa pikir panjang. "Sekarang anda tidak akan pernah sendirian lagi."

Kwon Joo tersenyum lebar, menggenggam erat tangan Derek yang hangat. Ia merasa sangat senang, dan meskipun jantungnya berdetak lebih cepat, ia merasa nyaman. Memegang tangan Derek membuatnya merasa aman, jadi ia menatap Derek tepat di mata. "Terima kasih."

Derek menahan diri untuk tidak langsung memeluk Kwon Joo. Ia juga berusaha menahan ekspresinya supaya tidak tampak seperti orang bodoh karena tersenyum terlalu lebar. "Sebentar lagi akan ada parade. Ayo kita kembali ke Main Street USA."

Dengan semangat Kwon Joo mengangguk dan mereka berjalan menuju Main Street USA. Jalanan sangat penuh karena semua orang ingin melihat parade dari dekat, jadi Derek memutuskan untuk menuju Fantasyland, mencari tempat untuk duduk di trotoar yang masih kosong.

Parade akan dimulai dari Main Street USA hingga ke Fantasyland, jadi akan ada banyak tempat untuk melihat parade dari dekat. Derek tetap menggenggam tangan Kwon Joo bahkan sampai mereka menemukan bagian trotoar yang masih kosong di dekat wahana Alice in Wonderland dan duduk di situ.

Lampu- lampu di sekeliling mereka berkelip, melodi musik bernuansa natal berkumandang dari pengeras suara di atas lampu jalan. Langit yang gelap membuat setiap cahaya kecil bisa terlihat dengan jelas, bahkan hiasan- hiasan mistletoe di atas setiap pintu bangunan juga dililit dengan lampu berwarna- warni.

Cahaya warna- warni memantul di mata Kwon Joo, membuat Derek tidak bisa mengalihkan pandangan. Gadis itu terlalu cantik untuk tidak diperhatikan. Karena parade belum dimulai, Derek memilih untuk menatap Kwon Joo daripada lampu- lampu di sekelilingnya. Saat ini di matanya cahaya paling terang bersumber dari Kwon Joo.

"Detektif Cho, berhenti memandangi saya," Kwon Joo memprotes, melirik Derek, tapi tidak melepaskan genggaman tangannya. Gadis itu masih tersenyum, jadi Derek tahu ia tidak benar- benar kesal.

"Tidak mau," jawab Derek dengan nada bicara seperti anak kecil. "Biarkan saya memilih apa yang ingin saya lihat."

Kwon Joo tertawa kecil, menoleh pada Derek sambil menggelengkan kepalanya. Ia melihat sepasang kekasih di belakang Derek, yang tanpa malu- malu berpelukan dan berciuman meskipun di sekeliling mereka ada banyak orang, bahkan anak- anak kecil. Kwon Joo mengerutkan hidung pada pasangan itu, lalu membuang muka.

Tiba- tiba Kwon Joo mendengar gumaman. Suara seorang anak perempuan yang sedang berjalan menghentakkan kaki sambil bergumam bahwa ia benci keluarganya dan bahwa orang tuanya sudah tidak menyayanginya lagi. Kwon Joo langsung menyadari anak perempuan itu adalah anak yang hilang. Mungkin tidak hilang, lebih tepatnya melarikan diri.

"Detektif Cho, saya mendengar suara anak perempuan itu," Kwon Joo cepat- cepat berdiri, menarik Derek berdiri bersamanya. "Saya harus menemuinya."

"Tapi sebentar lagi parade dimulai," Derek berusaha menahan Kwon Joo tetap di tempatnya, tapi gadis itu tidak bisa dihalangi. Maka Derek berjalan mengikuti Kwon Joo yang masih memegang tangannya, melewati orang- orang ke perbatasan antara Fantasyland dan Tomorrowland. Derek tahu dengan pasti kalau parade nanti tidak akan lewat di sini, dibuktikan dengan sedikitnya orang di Tomorrowland.

Travel LogNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ