01. Friends

55 2 0
                                    

____

Matematika, iya Matematika. Hari ini di kelas 2-1 diadakan penilaian harian matematika. Terkejut? Pastinya. Bagaimana tidak, hari ini tidak ada pelajaran matematika. Tiba-tiba saja, Guru itu ah iya, pak Angga masuk dan langsung membagikan soal beserta lembar jawaban. 

"Ya, Al. Ada apa?" Tanya pak Angga ketika melihat Al (nama akrabnya) yang duduk dibarisan paling depan mengangkat tangan. Dengan takut-takut Al menjawab, "Eum, tidak pak. Saya izin tidak mengikuti ulangan hari ini. Kare--"

"Karena kamu mau rapat atau ada latihan untuk pertandingan minggu depan?" Pak Angga dengan cepat memotong ucapan Al.

Fyi, Al tuh anak club basket, sebulan terakhir ini dia sibuk latihan bersama teman se-team karena team basket sedang mengikuti turnamen.

Oke, kembali.

"Hari ini full latihan pak, saya sudah mempersiapkan surat izinnya. Tadi sewaktu di Hall, pak Krisna bilang kalau tanda tangannya sama guru di jam pertama." Pak Angga hanya mengangguk dan menarik soal beserta lembar jawab yang ada di bangku Al.

"Oke, silakan keluar. Semoga minggu depan kalian bisa membawa pulang piala yang kalian idam-idamkan itu."

"Terima kasih pak, permisi." Al bergegas meninggalkan ruangan kelas menuju lapangan basket. Di sepanjang koridor, Al hanya diam. karena dia sendiri, nanti kalo bicara dikira edan. Sesekali mengamati lapangan basket biar ngga kaku, seperti kanebo kering.

'Oh, mereka sudah berkumpul.' Dengan kekuatan secepat kilat, Al berlari dan terjatuh. Engga bercanda doang.

___

"Ngga bisa."

"Ayolah Al, kalau ada kamu tuh pasti diberi izin."

"Tau nih, ayo dong, Al."

Al menghela napasnya kasar. Sekarang ini memasuki jam istirahat. Dua teman kelasnya ini mengajak untuk pergi ke kedai ramen depan sekolah. Padahal sewaktu jam sekolah tidak boleh ada yang keluar dari sekolah.

"Nanti deh, habis latihan basket. Habis ini masih ada latihan, sakit perut yang ada kalau sekarang makan ramen."

"Yah, kalau gitu yaudah deh. Tapi, 

Bayarin kita berdua ya, Al!" Al hanya menghela napasnya kasar, inilah alasan mengapa Ia jarang makan bersama kedua temannya tersebut. Sedangkan, kedua temannya tadi hanya tertawa melihat raut wajah Al yang semakin masam.

Ah, iya, Zeline dan Zerina nama temannya. Kakak beradik kembar. Mereka sudah berteman sejak mereka berada di SMP. Di mana ada Al, di situ ada si kembar Zeline dan Zerina. 

"Bentar lagi bel loh, kalian masuk gih. Habis ini pelajaran bahasa Inggris. Kalian kan tau Miss Sofia galaknya bagaimana." Al berdiri dan berjalan menuju ke tengah lapangan untuk melanjutkan latihan. "Eh, bentar. Zeline yang cantik, boleh dong minumnya dioper ke aku." Zeline merotasi bola matanya dengan malas dan melempar botol air mineral yang sempat dia beli di kantin tadi.

"Thank you, Zeline Griselda yang cantik."

___

"Oke, hari ini kita cukupkan latihannya. Kita sambung besok. Semangat dan selamat sore."

Yap, hari sudah sore. Dapat Al lihat di tribun lapangan basket si kembar Zeline dan Zerina sudah jenuh menunggunya. Segera saja dia berganti pakaian dan menghampiri mereka, gaenak juga udah ditungguin eh lama. Sebenarnya juga ngga apa-apa, tapi mengingat dia ada janji dengan Papanya nanti malam, jadi dia harus bergegas.

"Sorry lama, tadi banyak yang harus dievaluasi dulu. Ini jadi nggak?" Zeline dan Zerina mengangguk. Langsung saja mereka bertiga berjalan menuju kedai ramen depan sekolah. ini adalah kedai legendaris yang harus mereka coba setiap minggu. Kata Zerina sih gitu, kenyataannya itu adalah pemikiran Zerina yang ingin makan ramen terus menerus.

"Eh, Al. Malam ini dateng ke rumah bisa ngga?" Tanya Zerina dan dibarengi anggukan dari Zeline. "Nah iya, besok juga kan libur tuh, rencananya kita berdua mau ngadain pesta piyama." Tambah Zeline.

Al menatap si kembar Zeline dan Zerina secara bergantian. "Duh, Aku ada janji sama Papa nanti malam. Next time, ya? Maaf banget."

Zeline menatap saudari kembarnya itu dengan tatapan kecewa. Lagi dan lagi mereka harus mengubur mimpi mereka karena Al yang tidak bisa, entah karena sakit, ada acara keluar kota atau tidak mendapat izin dari Papanya.

"Gini deh, sebagai gantinya dan sesuai janji tadi pagi, aku yang bayar. Gimana?" Al berusaha mengembalikan normal suasana. Pada akhirnya, si kembar menyetujui penawaran Al.

"Alesha Roseanne Gardapati!"

"LO NGGA BERHAK UNTUK HIDUP! MATI AJA LO!"

Don't Know

____

Hola, gimana nih, hehe. Oiya, ini hanya fiksi ya. Btw, aku rubah untuk nama castnya tapi, aku mau buat visualisasinya sama idol kpop. So, jangan dikaitkan dengan kehidupan dari masing-masing member ya. Untuk alur cerita 85% masih sama. 

Ditunggu vote and comment kaka, hehe. Thank you~


Don't KnowNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ