1. Hari yang Indah (?)

Começar do início
                                    

  "Aku iri banget masih pagi tapi semangatmu udah kayak mau ngajak gelut kampung sebelah." Ucap Serim yang masuk ke kelas itu juga. Disusul Subin, Yunho, Mingi, dan Hangyul.

  "Harus banget MIPA 3 gabung MIPA 2?" Tanya San keheranan.

  "Ya gapapa, kan? Tambah rame :D" Kata Wooyoung.

    Tak lama, Yohan masuk sambil memukul kepala dua tiang kembar—Yunho dan Mingi yang menghalangi jalan masuk menggunakan buku lks-nya.

  "Udah tau badan kayak tiang kok pada di depan pintu, apa maksud, hah?" Tanya Yohan.

  "Pagi, Han." Sapa San.

    Yohan diam sesaat sebelum tersenyum lebar, "utututu anakku!" Teriak Yohan sambil memeluk San.

  "Anakku katanya :D" Tawa Wooyoung.

    Belum juga Yohan menanyakan kabar San, bel sekolah berbunyi. Semua siswa langsung duduk di bangku mereka masing masing. San menunggu semua orang duduk sebelum dia menemukan bangku yang kosong. Belum juga itu San duduk di bangku yang menarik perhatiannya, Yeonjun dari belakang menarik tangannya.

  "Kamu duduk sama aku, oke?" Kata Yeonjun.

  "Ok—"

  "NO! SAN DUDUK AMA AKU!" Teriak Wooyoung, padahal dia udah sebangku sama Serim.

  "Terus aku dikemanain?" Tanya Serim.

  "Kamu lesehan aja di lantai." Jawab Wooyoung.

  "Astagfirullah, Uyong.. tega bener kamu." Kata Serim.

  "Kamu kan, sebangku sama Changbin, Yeon." Kata Wooyoung.

  "Duh, bosen aku sebangku ama dia terus." Kata Yeonjun.

  "Liat aja kalo Changbin denger, dipukul kamu." Kata Yohan.

    San menatap teman sebangku lamanya itu dengan tatapan memohon. Namun Yohan ketawa doang, "maaf banget nih, San.. aku udah srek sebangku ama Hangyul."

  "Aku pindah kelas aja udah." Ucap San kesal.

  "San, aku duduknya sendirian kok, duduk sama aku aja, sini." Kata Hyewon sambil melambaikan tangannya.

    Seisi kelas langsung menatap gadis cantik itu dengan tatapan ngeri, sementara San malah tersenyum sumringah dan menghampiri Hyewon, lalu duduk di sampingnya. Yeonjun cuma bisa berdoa supaya Hyewon nggak matahin tangannya San kalo emosi.

  "San, tuker, yuk? Aku takut Hyewon matahin lehermu tanpa aba aba." Kata Wooyoung.

  "Kok kamu ngode pingin ku pukul pakai sapu, ya?" Tanya Hyewon tersenyum lebar pada Wooyoung.

  "Canda, doang, Hye. Komuk mu kayak pembunuh berantai." Jawab Wooyoung.

  "Komuk mu kayak anak bully-an." Balas Hyewon.

  "Kalian kayak bekantan." Yohan ikutan.

    Keramaian itu tak mengejutkan San, dia udah membatin dari tadi. Kelas Rimba campur kelas Tawuran, entah bagaimana kesehatan mental guru pengajar nanti. Kegaduhan itu berhenti ketika Changbin masuk ke dalam kelas dengan muka lelah, dia langsung menjadi pusat perhatian karena itu.

  "Bin? Kamu gapapa, kan?" Tanya Haknyeon yang duduknya depan sendiri, dia yang paling notice betapa tampak lelahnya manusia itu.

  "Oh? Nggak papa, cuma kurang tidur aja." Changbin tertawa sebelum duduk di bangkunya.

    San menatap Changbin kebingungan, dia ingin menyapanya, namun ga jadi karena anak itu terlihat lagi nggak mood buat temu kangen sama dia. Apakah mengurus kampanye se-melelahkan itu? Pemilihan Pradana, doang, kok kayak pemilihan Presiden alam semesta aja.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.2 : Jejak Kaki SetanOnde histórias criam vida. Descubra agora