16

225 27 0
                                    

Mira dari dulu selalu membenci rumah sakit. Dan kini, ia Harus berjalan jauh dan melewati kamar mayat untuk sampai ke kamar Celine. Dan bagi Mira itu seperti perjalanan ke neraka baginya. Selalu ada alasan mengapa banyak orang yang membenci rumah sakit. Entah itu karena kenangan buruk di sana atau kenangan sedih.


Tempat itu adalah tempat di mana banyak orang meninggalkan dunia ... dan itu mungkin alasan mengapa banyak orang tidak ingin pergi ke rumah sakit.

Tapi Mira, dia punya alasan berbeda mengapa dia membenci rumah sakit. Dan itu semua karena Ara juga, berbeda dengan Mira, Ara itu langganan masuk rumah sakit.


Sambil menggelengkan kepalanya, dia mendapati dirinya akhirnya berdiri di depan kamar Celine. Dia menghela nafas dalam-dalam, bertanya-tanya bagaimana dia masih bisa hidup, setelah melawan rasa takutnya.


Perlahan dia membuka pintu dan melihat Celine tengah duduk di tempat tidurnya, memegang sebuah buku sambil membacanya.




Ketika akhirnya gadis itu menyadari bahwa pintu kamarnya terbuka, dia mengangkat kepalanya hanya untuk disambut oleh Mira yang kini berwajah muram. Tapi pemandangan itu justru langsung membuat Celine tersenyum.
"Jadi ... gimana perasaan kamu sekarang bisa sampai ke sini?" Goda Celine “Tapi aku lega, akhirnya kamu berhasil juga…”




“Diam deh Ci… tadi itu kayak neraka tahu…” gumam Mira sebelum meletakkan bungkusan berisi buah-buahan dan makanan ringan, setelahnya ambruk di tempat tidur di samping Celine “Kenapa Ci celine harus dirawat di rumah sakit, sih…?”

“Karena aku sakit, bodoh…” gumam Celine sambil cekikikan, mengesampingkan bukunya. .“Apa Ara akan datang hari ini? aku ingin melihatnya…”


Mira mengangkat alisnya,bertanya-tanya mengapa Celine ingin bertemu dengan Ara, padahal dulu mereka bahkan tidak peduli kehadiran satu sama lain.


Mira kembali teringat kemarin malam saat Ara memberitahunya tentang pertunangan keduanya. .dia melirik ke tangan Celine dan melihat cincin itu pas di jari manis wanita itu.



“Hmmm… kangen ya sama calon Ci Celine?” Goda Mira, berpura-pura bahagia untuk mereka meskipun sepertinya ada yang salah dalam dirinya “Aku kaget saat Ara memberitahuku berita tadi malam…”




Celine tersenyum lembut dan mengangguk, "Aku juga merasa hampir kena serangan jantung lagi saat dia meminta aku untuk menikah dengannya"



terus kenapa Ci Celine bilang ya…?” Mira akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. .bukan karena dia sangat yakin Celine sangat mencintainya; dia bertanya-tanya mengapa gadis itu akan mengatakan ya ... Dan Mira sangat ingin tahu alasannya.


“Hmmm… dia membuat alasan logis kenapa aku harus mengatakan ya.” jawab Celine Singkat, tetapi tetap tidak memuaskan keingintahuan Mira sehingga Celine segera menambahkan

“Aku itu kan pewaris di keluargaku  dan begitu juga Ara. Dan hal yang tepat bagi kami berdua untuk menikah. .selain itu, dia gigih tentang pernikahan kami dan berjanji kepadaku bahwa dia bisa membuat aku bahagia. Dan bagiku itu adalah tawaran yang menggiurkan.”


"Tawaran menggiurkan? Jadi Ci Celine menerima lamarannya begitu saja hanya karena itu?” Mira terdengar tidak percaya, membuat Celine bertanya-tanya apa yang dia pikirkan juga.


"Tidak, tentu saja tidak. .aku juga memikirkan kamu dan gadis itu, Chika. Ara ngasih tahu ke aku kalau kamu akan benar-benar bahagia jika bersama Chika dan aku tidak ada rencana pengen jadi penyihir jahat yang menginginkan semua cinta kamu untuk diri aku sendiri…” Celine akhirnya mengaku sebelum menghela nafas dengan senyum lagi, “Selain itu, Ara sangat romantis saat dia melamarku. Apa kamu pikir Cici bisa mengatakan tidak, ketika dia melamar aku dengan sangat lembut dan penuh percaya diri?”


."Romantis? Bagaimana bisa?"


“Yah… dia mengatakan ini padaku… ‘Ci Celine, menikahlah denganku?’ lalu 'aku tidak bisa membuat Ci Celine mencintaiku kembali, aku tahu itu… Tapi setidaknya aku tahu aku bisa membuatmu bahagia. Aku akan menjagamu dengan baik dan melakukan yang terbaik untuk mencintaimu…’ Dia bahkan berjanji padaku bahwa kita akan mengadakan pernikahan di tempat yang indah!!” Celine melanjutkan cerita malam itu kepasa Mira, dengan kilatan bahagia yang nampak sangat jelas di matanya.


Hingga membuat Mira bertanya-tanya saat itu apakah Celine sudah jatuh cinta pada Ara. Apakah secepat itu...tidak mungkin kan?.


“Yah…Ci Celine kelihatan bahagia banget?” Mira mengerutkan kening dengan cemberut. “Sepertinya Ci Celine lebih suka Ara ketimbang pas sama aku~~”



“Hmmm… sekarang kamu kan udah ada Chika. Sana pergi, terus lamar dia juga, kan gampang ~” canda Celine, membuat  Mira  tertawa.



"Aku senang Ci Celine dan Ara berhubungan baik sekarang…” gumam Mira dengan senyum tulus yang  sebenarnya tidak begitu tulus.


Celine balas tersenyum, “Aku juga senang… mungkin dengan cara ini kita semua bisa berhenti terluka…”


Apa yang tidak Mira ketahui meskipun terlihat senyum di wajah Celine, semua itu palsu. Gadis itu berusaha sebisa mungkin untuk menyembunyikan perasaan di dalam dirinya. Tentu saja dia masih belum move on dari Mira. Dia masih mencintai gadis itu…


Ada satu alasan utama mengapa Celine melakukan semua ini, mengapa dia menyetujui pernikahan dia dan Ara dan mengapa dia berpura-pura bahagia sekarang.

Dia ingin dua sahabat itu untuk belajar dan membuka mata mereka. Celine hanya butuh beberapa hari untuk menyadari isi hati Mira dan Ara. Mungkin tidak begitu jelas tetapi Celine bisa merasakannya.

Ara dan Mira mungkin tidak sadar akan perasaan mereka tetapi hati mereka meneriakkan sesuatu yang berbeda dari yang mereka kira. Bagaimana kedua sahabat bisa begitu buta?


Celine tidak tahu jawaban atas pertanyaan itu dan dia memutuskan untuk membuka mata kedua gadis itu saja, yang masih dibutakan dengan perasaan yang mereka pikir ada dalam diri mereka sekarang.


Pintu tiba-tiba terbuka saat itu dan Ara masuk sambil membawa seikat bunga. .di sebelahnya ada Chika yang tampaknya membawa makanan.


Saat itu Celine memperhatikan tatapan Ara saat dia dan Mira saling menyapa. Ara bahkan menggoda Mira dengan  mengatakan bahwa ada seseorang yang berdiri di belakang Mira.

Menyebabkan Mira panik seperti anak-anak sebelum menyadari bahwa Ara hanya bercanda.

Ara dan Mira benar-benar membuktikan diri mereka itu si duo bodoh ...


Namun, saat Celine melihat bagaimana tangan Ara terulur membantu Chika saat dia akan jatuh karena tertawa, dia menyadari bahwa setidaknya Ara tidak sebodoh Mira..


Ara mungkin akan mudah di sadarkan tapi Mira… anak itu akan selalu menjadi gadis terlamban yang pernah Celine temui, tapi justru itu yang membuat Celine jatuh cinta lagi dan lagi padanya.


Saat itu Ara kemudian berjalan mendekati Celine dan mencuri kecupan di dahinya. Celine terkekeh karenanya.


Dan adegan itu berhasil membuat Mira mengerutkan keningnya dan Chika yang meski tampak bingung tetapi jelas-jelas tidak menyukai apa yang ia lihat barusan. .


Dan sepertinya tugas Celine bukan hanya menyadarkan si duo bodoh saja....


"Apakah tunangan aku yang manis ini tidur nyenyak semalam?" Ara bertanya dengan nada lembut dan penuh kasih sayang sehingga Chika mau tidak mau bertanya.


"hah??? Tunangan??????".

DIAWhere stories live. Discover now