13

204 28 2
                                    

Ara vop~

"Kamar 271 kan?" Tanya Chika saat kedua nya berjalan di dalam  rumah sakit.


Celine baru saja dirawat satu jam yang lalu dan sedang diperiksa oleh dokter sekarang. .


Mira sedang menunggu di sana, tidak seperti mereka berdua yang tidak bisa pergi kecuali mereka diberi izin. Ara praktis memohon kepada kepala sekolah untuk membiarkan mereka pergi dan akhirnya mendapat persetujuan.


Chika memutuskan untuk ikut dengannya, hanya karena Ara sepertinya membutuhkan seseorang untuk menemaninya.


Dan Chika di buat bertanya-tanya tentang kurangnya respon atas pertanyaannya tadi dari si pembuat onar itu. 'kenapa nih anak, daritadk diem mulu'

Tapi asal kalian tahu, bukannya Ara tidak mau menanggapi, tapi sulit baginya.


Ara dulu menjadi anggota tim basket  ketika dia masih anak baru. Faktanya, bahkan dia itu kebanggaan tim yang membawa mereka di kejuaraan nasional pertama mereka. .tidak sampai tahun kedua dia berhenti tiba-tiba. Tidak ada yang tahu alasannya tetapi Ara hanya mengatakan bahwa dia tertarik pada seni teater dan malah berakhir di klub teater ..

Yang sebenarnya adalah Ara menderita asma. Itu tidak terlalu berbahaya tapi dia tidak bisa melakukan aktivitas berat atau dia akan tumbang seketika itu juga. Bahkan juga sulit untuknya menari tetapi dia benar-benar serius latihan untuk itu agar tidak sampai tumbang.


Dan hasilnya tidak seburuk itu akhir-akhir ini. Kesehatannya jauh lebih baik sekarang dan berpikir tuk kembali ke klub basket sehingga dia bisa bermain sekali lagi. Tidak sampai hari ini  ketika dia kembali merasakan dadanya sesak, seolah-olah ia tidak bisa bernafas sama sekali ..


Keduanya akhirnya menemukan ruangan  Celine berada dan Chika menghela nafas lega. Dia ingin masuk, tetapi melihat bahwa Mira sedang berbicara dan menjaga Celine, Chika memilih mundur. Dia tidak ingin merusak 'momen manis'  mereka, jadi dia memilih duduk di luar ruangan tempat bangku tersebar.


Ketika dia berbicara dengan Mira sebelumnya, dia pikir semuanya sudah beres. Dia berpikir mungkin semuanya akan baik-baik saja... Tapi dia malah melihat kekhawatiran di wajah Mira saat menyebut nama Celine tadi. Celine bukan hanya gadis biasa bagi Mira. Dan perlahan, kepercayaannya pada gadis itu sedikit runtuh.


."Menurut Lo Ci Celine akan baik-baik saja?" Chika bertanya pada Ara sambil menghela nafas, menatap langit-langit. Setelah sedetik dan dia tidak menerima balasan, saat itulah dia menoleh untuk melihat Ara, hanya untuk melihat Ara mencengkeram dadanya sambil menghembuskan dan menghirup napas dalam-dalam.

."Y-yah ... Lo nggak apa-apa?" Chika langsung bertanya karena Ara terlihat kesulitan bernapas.


Di antara napasnya, Ara menjawab, yang merupakan sesuatu yang sulit. “Gue… nggak apa-apa… gue cuma… lupa bawa… inhaler gue…”.


Chika harusnya tidak perlu bertanya. Tentu saja Ara menderita asma. Dan tentu saja dia tidak baik-baik saja setelah gadis itu berlari kencang. Tanpa banyak berpikir, Chika berdiri dan membantu Ara berdiri, “Ayo.. Ayo pergi dan biar suster meriksa lo.. Kalau nggak lo bakal jadi Celine ke dua setelah ini"


Butuh beberapa saat sebelum Ara akhirnya kembali normal. Dokter hanya menyuruhnya mengambil inhaler dan memeriksa gejala apa pun.

Chika hendak memeriksa biayanya, hanya untuk mengetahui bahwa Ara secara teknis tidak perlu membayar karena keluarganya memiliki Rumah sakit itu.


DIAHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin