8. Membuka Luka Lama

Zacznij od początku
                                    

  "Terus kenapa dia nyimpen kode itu sampai selama ini? Ekhm, mungkin alasan paling jelas karena bahaya dan merugikan banyak negara, tapi pas itu kalian nggak mungkin mikir sampai sana, kan?"

  "Ada pengkhianatan dari pihak klien." Jawab Hyunjin. "Pengkhianatan Papah-mu terhadap E.S.L.A bukanlah yang pertama. Klien tanpa nama itu menjanjikan bahwa dia akan mengembalikan kami hidup hidup, namun ketika kami terdesak kala itu, dia tak sekalipun muncul. Dia bilang bahwa data itu akan dia gunakan untuk keuntungan finansial-nya, namun ternyata dia ingin melakukan eliminasi."

  "Eliminasi?"

  "Dia berencana membuat negara besar menghancurkan negara kecil sehingga hanya menyisahkan kekuatan besar di muka bumi. Jihoon adalah orang yang paling lurus pemikirannya, dia menatap ke depan, sebesar apa konsekuensi dari perbuatannya, saat menyadari jika delapan digit angka itu akan merugikan dirinya sendiri, dia memilih untuk menahan kode itu di dalam kepalanya." Jelas Lia.

  "Jadi, kunci utama itu ada di kodenya?"

  "Iya."

  "Makanya dia pingin Jihoon yang jadi kambing hitam. Kalau tenggat waktu misinya habis, gimana?"

  "Maka klien punya wewenang buat bunuh si Jihoon dan klien ini akan dilindungi dari hukum yang berlaku di negara mana Jihoon dibunuh."

    Sunwoo menggertak giginya, "kayak dugaan gua."

  "Sunwoo, sumpah demi apapun.. lu ga harus melibatkan diri ke dalam masalah kelompok kami. Gua, Lia, Jihoon udah bicarain ini jauh jauh hari sebelum kami milih pisah, Jihoon siap mati kapanpun karena itu konsekuensinya. Dia lebih baik mati daripada eliminasi itu terjadi—"

  "Nggak, selama gua masih napas, gua ga bakal diam aja. Emang gua rela orang yang bantuin gua berubah jadi kayak sekarang ini mati gitu, aja? Nggak. Kalian udah lindungin gua, ini sebagai balas budi gua ke kalian."

  "Jihoon nggak akan suka." Tawa Lia.

  "Suka nggak suka, gua gabakal biarin satupun dari kalian mati."

  "Sunwoo, jangan sampai lu mati," kata Hyunjin.

  "Nggak—"

  "Utang lu ke gua pas SMA belum lu bayar."

  "Bajingan."

  "Sunwoo, gua mohon, selamatkan Jihoon. Gua yakin lu bisa, karena lu juga nyelamatin gua dulu."

  "Gua janji sama lu."

.
.

    Sampai di hotel tempat yang lain menginap untuk menunggunya, Sunwoo langsung pergi ke kamar teman temannya. Sampai di sana, Sunwoo langsung mendapat pelukan dari Junkyu, pukulan di kepalanya dari Xion, tak lupa juga caci maki dari Seokhwa.

  "Jihoon mana?" Tanya Sunwoo.

    Xion ketawa, "tekanan batin."

  "Hah?"

  "Tekanan batin apaan, dih." Suara Jihoon terdengar, dia keluar dari kamar mandi dan menghampiri Sunwoo. Sampai di depan anak itu, Jihoon membaca basmalah dan memukul kepala Sunwoo sekuat tenaga.

    Penonton lainnya auto meringis.

  "Itu isi kepalanya Sunwoo udah kaga bener, dipukul Jihoon makin ga bener pasti." Kata Jungmo.

  "Pastinya." Kata Woobin.

 
  "Ampun, Ji.. kan, ini bukan kali pertama aku kayak gini. Pas di pesantren malah sering—"

[✔] Klub 513 | Universe | Ep.2 : AbimanyuOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz