1. Welcome

789 108 2
                                    

.

Jadi, Bunda berencana mau buat pesta kecil-kecilan gitu, atas kembali nya formasi utuh keluarga mereka. Kabar gembiranya, usulan tersebut disetujui sama anak-anak.

Awalnya sih Ayah gak mau, tapi yang lainnya kekeh mau dibuat pestanya.

Yaudah sih ya, satu banding delapan yah menang delapan. Gak usah neko-neko, bleb langsung menang mereka. Ayah pun mau nolak, bisa apa?

Setelah, sedikit pengorbanan tenaga, ngedekor segala macam tetek bengek nya orang buat pesta, jadi juga hari yang ditunggu-tunggu.

"Widih kece..."

Tidak lupa diundangnya orang-orang berisik dari bebeQ hanyut and the gang, trio macan Mark dan juga beberapa teman akrab Bunda dan Ayah. Teman-teman sejiwa nya Chenle dan Jisung sengaja gak diundang. Sengaja aja.

Tentu Eyang tercinta juga diundang dong, beserta dengan saudara-saudara Bunda. Untuk kali ini, Grandma dan Grandpa Suh juga datang dari Chicago.

"Apanya?" Haechan menanggapi.

Jisung nunjuk kearah Bunda dan satu wanita paruh baya yang berada di ambang pintu, "Bule... tuh juga bule...bule...bule..."

Haechan paham, siapa yang dimaksud 'Bule' tersebut, "Terus???"

"Tapi lo...." Jisung meneliti setiap sudut muka nya Haechan, "...kenapa mirip ondel-ondel nyurup ke selokan?"

"ANJRIT INI ANAK"

Dan terjadilah aksi kejar-kejaran Haechan dan Han Jisung.

Disudut sebelah kanan pojok, ada Jaemin, Hyunjin, Felix dan Jeno. Sedang menjalankan misi kelaknatan. Diem-diem deketi meja bulet yang diatasnya tertata rapi champagne mahal. Disediakan dan direkomendasikan untuk keluarga dari pihak Johnny yang emang terbiasa minum gituan. Maklum orang bule, kata si Jisung. HAN JISUNG.

"Entar ketauan Bunda lo gimana?" Bisik Hyunjin.

Jaemin mencari keberadaan sosok Bundanya yang sekarang lagi tergelak asik dengan temannya, "Bunda gue lagi asik itu"

"Yakin?"

"Yakin lah"

Baru aja mau coba ambil gelasnya dengan perlahan-lahan...

"HAYOLO MAU NGAPAIN?"

"KETAUAN KAN!!!"

KAGET.

Ada si Eyang ternyata.

Dibalik meja bulet itu.

Mengawasi.

Udah kayak setan.

"Astaghfirullah...kayak setan" bisik Felix ke Jeno.

Jeno ngangguk, "Emang"

"Mau ngapain kalian?" Sekarang Eyang sudah berdiri tegak, menghadap ke Jeno-Felix-Jaemin-Hyunjin. Gak mungkin menghadap ke sang pencipta.

"Gak ada yang...mau liat-liat doang hehe"

"Biasalah anak muda yang, jiwa kepo masih menguar-nguar"

Eyang berdecak, "Awas aja kalo macem-macem....sini salim dulu salim"

Pas ngesalim Eyang, cincin batu nya kepentok jidat Hyunjin. Buset, mayan sakit sih. Besok bakalan benjol ini mah, batinnya berkata.

"Yang..." Haechan yang kebetulan ngelawatin mereka, berniat ngejahilin Eyang.

"Apa?"

"YANG AUS YANG AUS" disambung Jaemin, langsung connect sama radar Haechan.

"KURANG AJAR!"

Dahlah pada bubar tuh mereka semua.

Ninggalin si Eyang sendiri. Kasian, dah tua jadi bahan bully-an. Tapi, eyang pribadi sih gak mempermasalahkan itu, malah dia terhibur dengan tingkah konyol cucu-cucu nya.

Eyang mengerti, orang-orang punya love language nya tersendiri.

Eaaaa.

Sekarang kita ke Renjun dan Seungmin yang lagi nyantai di ruang TV. Gak mau ribet mereka mah, walaupun ada tamu datang Renjun tetep nyalim.

Mencari keteduhan didalam rumah. Biarkan mereka yang beramai-ramai di halaman belakang.

"Itu keluarga Ayah lo?"

"Hooh"

Dah kembali sunyi.

Gitu siklusnya.

Ngomong-diem-ngomong-diem. Kadang juga sesi deep talk.

"Seneng gak?"

Renjun naikkin alisnya, "Apa?"

"Ayah lo balik?" Tanya Seungmin.

"Siapa sih yang gak seneng, keluarga nya kembali utuh lagi?" Renjun menghela nafas dengan pandangan lurus, menatap kegembiraan orang tuanya yang sangat terpancar jelas diluar sana. "Ada yang ngerasa seneng, ada juga yang biasa aja dan ada juga yang sama sekali gak ngerasa senang. Buat gue sih, semoga Ayah gak kayak dulu lagi. Kak Mark juga bilang, everyone will change dan gue percaya Ayah udah berubah sekarang. He's ​knows the responsibility that belongs to him"

"Tapi Jeno....gue ngeliat dia belum sepenuhnya rela Ayah kembali" sambung Renjun.

Seungmin ngangguk, "Kayak kak Mark said before, everyone will change. Perlahan, pasti Jeno bakalan nerima kembali."

Yok, yang lagi butuh friend healing, bisa banget hubungin mereka berdua.

Oke, kita ke kak Mark yang sekarang lagi sesi pergibahan dengan Trio Macan.

"Baru putus dia noh..."Lucas menunjuk ke Changbin.

Mark kaget, "Loh? Kapan?"

"Kemarin malam...haha" emang gelar teman kurang ajar cocok banget tersemat di nama Lucas, "..Mana tadi malam dia nelpon gue nangis-nangis anjir. Duh hilang reputasi Changbin galak"

Gimana gak galau? Changbin dan mbak mantan sudah menjalin hubungan selama 6 tahun, bayangin aja. Selama itu hubungan mereka, gak pernah kepikiran bakalan kepisah. Malah udah merencanakan hubungan yang lebih serius.

Eh, ternyata takdir sedang tidak berpihak pada Changbin.

"Sabar ya..." ujar Mark sembari menepuk bahu Changbin.

Dah tuh makin nyess hati nya Changbin.

"Kusut banget tuh muka" tanpa diundang, Jisung dan Chenle mendekati Trio Macan.

"Setrika gih" sambung Chenle.

"Kenapa kak?"

"Patah hati ya?"

"Kasian"

"Sabar ya...ini ujian."

Kalo gak mikir ini dia ada dimana sekarang, mungkin Changbin udah siap melempar sendal ke Chenle dan Jisung.

"Heh bocil...." Lucas menegur mereka.

Jisung mendelik, "Bocal-bocil, udah SMA goblok."

"Kang kopi diem aja dah"

Tak berkutik. Lucas langsung kena mental breakdance.

Mark yang merasa gak enak, langsung nyuruh adik-adiknya itu menjauh dengan embel-embel, "Eyang nyariin kalian tadi. Udah sana-sana"

"Kak Lucas itu mirip deh sama orang yang ada di bungkus kopi kemarin kan?" Jisung bisik ke Chenle.

"Iya, makanya aku ledekin kang kopi"ujar Chenle sembari menjauh dari tempat Trio Macan.


.

Ssup??????

After Bunda (oneshot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang