Robert.. tewas?! Batin Elena tak percaya dengan apa yang telah ia dengar.

Setelah meneguk segelas air, Elena segera berlari ke kamarnya. Ia mencari ponsel berbayarnya untuk menghubungi Robert, untuk memastikan bahwa berita yang baru saja ia dengar adalah berita bohong.

Namun, saat ia membuka lacinya ponsel itu tak ada di sana. Ia lalu, menggeledah seluruh lemarinya dan seluruh sudut ruangan di kamarnya. Nihil. Ponsel itu tak bisa ia temukan.

"Apa kau mencari ini?"

Sebuah suara dari belakang, membuat tubuh Elena menegang. Ia terlalu takut untuk membalikkan badannya. Ia tau benar suara siapa yang ia dengar.

Elena meneguk salivanya dan perlahan membalikkan badannya. Ia melihat Dax di ambang pintu dan di tangan kanannya terdapat ponsel berbayar milik Elena.

Tiba-tiba, Dax menghampiri Elena, mendorong tubuh Elena ke dinding dan mencekik leher perempuan itu.

"BERANINYA KAU MEMBODOHIKU ELENA!!" Teriak Dax di hadapannya. Lelaki itu semakin mengeratkan cekikannya di leher Elena, membuat tubuh gadis itu semakin terangkat.

Wajah Elena semakin membiru. Oksigen pun semakin susah ia hirup. Elena hanya bisa memukuli lengan Dax sembari kakinya meronta, memohon supaya Dax melepaskan tangannya dari leher Elena.

Semalam
Malam kematian Robert

Setelah mendapatkan pesan dua hari yang lalu dari Elena, Robert senang. Rasa khawatirnya sudah mereda karena Elena masih membalas pesannya.

Sebenarnya, ia sedikit terkejut ketika Elena memintanya bertemu di kantornya. Namun, ia menepis segala pikiran buruknya. Yang ada di pikirannya adalah bagaimana ia bisa menyelamatkan Elena dari genggaman Dax.

Aku sudah di kantormu.

Setelah mendapat pesan dari Elena beberapa menit yang lalu, ia segera melaju menuju kantornya. Tak lupa, ia memberikan password ruangannya kepada Elena.

Namun, tak sesuai perkiraan, malam itu jalan raya sangat padat hingga Robert harus terjebak macet di sana. Ia yang akan menemui Elena pukul 20.00 harus terlewat selama dua jam. Ya. Pukul 22.00 jalanan baru bisa ditempuh.

Akhirnya, Robert sampai di kantornya sekitar pukul 22.50. Dimana, kantornya pun sudah mulai sepi, hanya ada beberapa orang di sana.

Tunggu aku Elena! Gumam Robert sembari berlari menuju ruangannya.

Setelah sampai di depan pintu ruangannya, dengan nafas yang terengah-engah, Robert pun membuka pintu. Ia mengedarkan seluruh pandangannya dan melihat seseorang menduduki bangku kerjanya. Orang itu sedang membelakangi dirinya.

"Elena!" Panggil Robert dengan gembira. "Maaf membuatmu menunggu. Apa kau menunggu lama?" Tanya Robert dengan khawatir. Ia pun berjalan menghampiri mejanya.

Namun, langkahnya terhenti ketika sosok dibalik bangku itu berbalik menghadap ke arahnya. Kaki Robert seolah-olah tak memiliki tulang. Wajahnya langsung pucat seketika.

Dax yang saat ini berdiri di hadapannya.

Ruangan Robert yang gelap, yang hanya disinari oleh cahaya rembulan dan pancaran dari beberapa gedung, menampilkan sosok Dax yang tengah menyeringai ke arahnya.

Robert tersungkur di lantai. Lelaki itu perlahan memundurkan tubuhnya, ketika Dax semakin mendekatinya.

"Robert Tennant. Anak tunggal dari keluarga Tennant. Usia 28 tahun dan menjadi CEO sejak umur 24 tahun. Pencapaian yang bagus." Ucap Dax membuat Robert semakin ketakutan.

Can You Find Me ? [COMPLETED]Where stories live. Discover now