part 3

10.5K 913 0
                                    

"Dia tidak berbohong"
Ucap Joana menatap lurus kearah sang anak yang ada di hadapannya.

"Kita tidak bisa mempercayainya begitu saja"
Ucap Jeno.

Mereka sedang mengadakan rapat di ruangan khusus mereka untuk membahas perihal Mark.

"Tapi mommy mempercayainya"
Ucap Joana menatap serius kearah Jeno.

Jeno terdiam sebentar karena merasa janggal akan suatu hal.

"Dari mana mommy bisa mengenalnya?"
Tanya Jeno pada sang ibu.

Joana yang sedari tadi berdiri, kembali menegakkan tubuhnya. Ia sempat terdiam sesaat sebelum akhirnya memilih untuk bicara.

"Mark merupakan salah satu anak buah dari ketua mafia yang berbasis di kanada"

"Dia musuh kita?"
Tanya jeno.

"Mommy tidak tau harus mengatakan apa? Tapi yang jelas anak itu bukan anggota resmi dari kelompok mafia itu. Dia hanya anak berandalan yang di culik dan di paksa untuk bergabung ke kelompok mafia itu untuk menjalankan misi ini"
Ucap Joana menjelaskan sedikit tentang identitas Mark pada sang anak.

"Jadi dia bukan ancaman?"
Tanya Jeno.

Joana mengangguk pelan,
"Bisa di bilang seperti itu"

"Lalu apa tujuan mereka sebenarnya? Kenapa Mark dengan mudah menuruti keinginan mereka?"

"Ini tentang keluarganya"
Ucap Joana dengan tatapan dalamnya. Membuat Jeno yang hanya mendengar kalimat itu langsung paham akan situasi yang di alami Mark saat ini.

Helahan nafas Jeno keluarkan. Sebelum akhirnya ia kembali bertanya pada sang ibu.

"Apa yang dia inginkan?"
Tanyanya. Jeno sadar betul jika Mark menginginkan sesuatu dari mereka.

"Dia ingin kembali ke kanada, dia ingin kita membantunya untuk kembali bertemu dengan keluarganya"

"Berapa kode yang kita dapat?"

"Hanya dua, sisanya masih bersama Mark. Dia berjanji akan memberikan kita semua kode itu jika kita berhasil membawanya pulang dengan selamat ke kanada"
Ucap Sang ibu.

"Jadi musuh kita adalah para mafia yang ada di kanada itu?"
Tanya Jeno. Joana memilih untuk mengangguk.

"Walau sebenarnya bukan mereka yang mencuri senjata itu. Tapi mereka berusaha mencurinya"
Jelas Joana.

"Dan sampai saat ini, kita masih belum tau sebenarnya siapa dalang dari pencurian semua senjata mematikan milik kita"
Ucap Joana yang membuat para anggota yang lain menunduk dalam.

Jeno yang mendengar itu memilih untuk bangkit dari duduknya.

"Aku akan menemuinya"
Ucapnya meminta ijin pada sang ibu.

"Silahkan"

































Jeno memasuki ruang introgasi Mark, ia ingin bicara dengan anak itu sebelum mereka mengirimnya kembali ke kanada.

Pintu ruangan yang terbuat dari besi itu terbuka, menampilkan tubuh tegap Jeno yang di baluti dengan pakaian serba hitam miliknya. Pria tampan itu berjalan kearah Mark yang tengah duduk dengan borgol di kedua tangannya.

Jeno mendudukkan dirinya di depan Mark, menatap intens kearah anak manis itu.

"Aku tidak tau apa rencana mu sebenarnya. Tapi ibu ku sangat mempercayai mu"
Ucap Jeno, yang di respon Mark dengan keterdiamannya.

"Dengar, jangan berani mengkhianati kami atau merusak kepercayaan ibu ku. Kau akan habis di tangan ku"
Ancam Jeno yang menatap intens kearah Mark. Tidak ada tatapan menakutkan atau apapun itu, Jeno terlihat tenang saat mengucapkannya. Membuat Mark terkesima menatap wajah tampan pria itu.

"Antarkan aku ke kanada, maka akan ku berikan semua yang kau inginkan"
Ucap Mark dengan tenang. Jeno yang mendengar itu langsung menaikan sebelah alisnya.

"Semuanya?"
Tanyanya sekali lagi, mengulangi perkataan Mark. Mark mengangguk pelan.

"Termasuk tubuh mu?"
Tanya Jeno yang kini menatap intens sarat menggoda kearah Mark.

"Apa maksud mu?"
Mark terlihat tersinggung, dan sungguh ia tau maksud dari perkataan pria yang ada di depannya ini.

"Tidak ada, aku hanya-"

"Termasuk tubuh ku"
Ucap Mark yang langsung membuat Jeno terdiam.

"Itu yang kau maksud kan, tuan?"
Lanjut Mark dengan tatapan intensnya. Jeno yang mendengar itu terlihat menyunggingkan senyumannya.

'Dia cukup menarik'
Batin Jeno.

"Akan ku pikirkan tawaran itu"
Ucapnya.

Jeno merogoh saku celananya, dan mengeluarkan sebuah kotak dari sana. Itu terlihat seperti kotak cincin. Dan benar saja, saat kotak itu terbuka. Mark dapat melihat sebuah cincin indah dengan berlian kecil di tengahnya. Benar-benar indah.

"Ini milik mu"
Ucap Jeno yang menunjukan cincin itu.

Mark menatap bertanya kearahnya.

"Aku akan menikahi mu untuk hari ini saja"
Ucap Jeno yang berhasil membuat Mark menatap kaget kearahnya.

"Hanya ikatan sumpah"
Perjelas Jeno. Ia meraih tangan Mark dan langsung memasangkan cincin itu di jari manis milik Mark. Dan cincin itu sangat pas untuk Mark.

"Aku juga memakai cincin yang sama"
Ucap Jeno sambil menunjukkan cincin miliknya yang berukuran lebih besar dari Mark.

"Kenapa kau melakukan ini?"
Tanya Mark, ia memperhatikan cincin itu lalu menyentuhnya.

"Entalah, aku hanya ingin memastikan jika kau tidak sedang berpura-pura"
Ucap Jeno.

"Tapi ini hanya cincin"

"Itu lebih dari sekedar cincin untuk ku"

Jeno kembali menatap intens kedua mata indah milik Mark.

"Mulai hari ini kita adalah sepasang suami istri, dan aku berharap kau tidak akan mengkhinati suami mu ini"
Ucap Jeno dengan smirk di senyumannya, ia langsung beranjak dari duduknya dan berjalan kearah Mark yang masih terdiam. Ciuman lembut ia berikan pada kening Mark, membuat Mark sedikit tertegun. Lalu setelahnya pria tampan itu keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Mark dengan kertebingungannya.

























VannoWilliams

Mafia Package (NoMark)Where stories live. Discover now