"Kalo kita nyuri jam tangan itu kemudian dijual kan lumayan, kita bisa bantu Jihoon buat dana tambahan operasi Junkyu," ujar Haruto.

Doyoung mengangguk, "Lo bener, yaudah nanti malem kita nyuri di sana."

Tanpa mereka sadari Junkyu mendengar itu semua dengan jelas.

Junkyu menutup mulutnya menahan isakan yang keluar dari mulutnya.

Ternyata kedua saudaranya melakukan hal yang sangat bodoh hanya semata-mata untuk biaya operasinya.

Junkyu kecewa, sangat kecewa. Sekarang ia semakin yakin bahwa hidupnya hanya sebagai benalu bagi semua orang.

Ya, benalu yang sangat merepotkan.




































































"Junkyu dimana?" Tanya Jihoon pada kedua saudaranya.

"Di kamar, emangnya kenapa? kok lo keliatan bahagia banget," jawab Doyoung.

"Junkyu, dia udah dapet pendonor," ujar Jihoon senang.

"Finally," ucap Haruto dengan nada gembira.

"Gue duluan, mau nyampein kabar baik ini sama Junkyu,"

Jihoon berlari menuju kamar Junkyu dengan tergesa-gesa.

"Kim Junkyu, gue punya kabar baik buat lo,"

"Kabar baik apa?" nadanya terdengar datar.

Jihoon mengerutkan alisnya ketika mendengar nada bicara Junkyu yang tak seperti biasanya.

Jihoon menghalau pemikiran-pemikiran buruk tentang Junkyu di otaknya.

"Lo udah dapet donor jantung, lusa lo bisa dioperasi dan hidup lo akan jauh lebih baik," ujar Jihoon antusias.

"Gue gak mau," balas Junkyu datar.

Jihoon melunturkan senyumnya.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Gue gak mau, kan udah gue bilang meskipun gue udah dapet donor jantung tetep aja penyakit itu masih ada."

"Jun," kalau Jihoon sudah memanggilnya dengan 3 huruf depan namanya berarti dia benar-benar serius dengan ucapannya.

"Udah gue bilang, buang jauh-jauh pemikiran bodoh lo itu! penyakit lo emang gak bakal hilang tapi setidaknya itu ngebuat lo bisa jauh lebih baik," lanjutnya.

"Gak, gue tetep gak mau!" Kukuh Junkyu.

"Jelasin kenapa lo gak mau?!" Oke, Jihoon mulai terusulut emosi rupanya.

"Jangan buang-buang uang buat operasi gak guna itu! apalagi sampe ngelakuin hal bodoh demi ngumpulin uang buat operasi itu," kelakar Junkyu.

Ucapan Junkyu mampu membuat Jihoon paham dan pikirannya langsung tertuju pada dua orang.

Tanpa pikir panjang Jihoon keluar dari kamar Junkyu dan menuju ke ruang tengah, dimana kedua orang itu berada.

"Kim Doyoung!" Suara beratnya terdengar mengintrupsi dua orang yang sedang duduk bersantai itu.

Bugh

"Apa-apaan lo!" geram Doyoung.

"Lo masih ngelakuin hal bodoh itu?!" bentak Jihoon.

Doyoung mengusap sudut bibirnya yang berdarah akibat pukulan saudara kembarnya itu.

"Iya! emang kenapa? lo juga sama kan?!" balas Doyoung.

? | Treasure ✔Where stories live. Discover now