Hanya berisi oneshot/twoshot seputar Lee Heeseung.
Warnings :
- Konten random
- Upload story tidak menentu
- BXB content
- Jangan salah lapak
- All x Heeseung
- Follow, comment, dan vote ya..
- Selamat Membaca !!
Tertanda
Bleu~
Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
Bait lagu dari lauv feat Troye Sivan mengalun dari bibir seorang laki – laki. Menyanyikan lagu tersebut dengan suara merdunya sambil melangkah menuju sebuah ruangan mini. Meletakkan Hpnya ke atas meja.Dan lanjut berlatih bagiannya dalam menampilkan lagu 'Fire' BTS pada penampilan selanjutnya di I-land, sebuah acara realitas survival.
Setelah berlatih cukup lama, ia yang sedang kelelahan itu akhirnya meluruhkan badannya. Menyandarkan tubuh tingginya dengan dinding ruangan.
"Ah.. Aku lelah.." Ucapnya lirih. Ia pun memejamkan kedua mata besarnya itu. Ingin rehat sebentar dari padatnya latihan.
" Kau tidur ?" Tanya seseorang yang baru saja datang kesana. Membuat sosok yang sudah terpejam itu membuka matanya, kaget dengan pertanyaan tiba – tiba dari Hyungnya itu.
" Ah.. Maafkan aku Heeseung-ah, sudah mengagetkan dan membangunkan dirimu." Timpal seseorang yang dipanggil dengan sebutan 'Hyung-ie' sebelumnya. Ia mengusap tengkuknya pelan, merasa bersalah membangunkan adik 'manis-nya' itu.
"Ah.. Tak apa Hyung. Lagipula aku belum tertidur, hanya memejamkan mata saja." Balas Heeseung.
" Kau capek? Tidurlah di kamarmu." Saran sang hyung merasa sedikit kasian dengan adiknya ini. Heeseung mendapat bagian pertama dan dipercaya oleh yang lain untuk memimpin ke 12 I-landers itu. Tentu saja beban yang ditanggungnya lumayan berat. Namun, Ia percaya sang 'adiknya' itu mampu melakukannya dengan baik.
"Tak apa Kei Hyung, aku hanya ingin beristirahat sejenak. Penilaian sementara akan dilaksanakan sebentar lagi, aku ingin menuntaskan tarianku." Jawabnya.
Heeseung kemudian beranjak berdiri dan ingin kembali memulai tarian yang belum ia entaskan sebelumnya. Baru saja ia menggerakkan tubuh tinggi rampingnya itu, ia merasa kaget ketika dengan tiba – tiba seseorang menggendongnya. Siapa lagi jika bukan hyung jepangnya itu.
Kei hanya diam ia tidak bereaksi bahkan ketika dongsaengnya itu memukul pelan pundaknya agar segera menurunkannya di tempat. Ia tetap kekeh menggendong mengabaikan adiknya yang tengah malu karena dengan seenaknya digendong ala karung beras oleh pria Jepang itu. Akhirnya heeseung pasrah dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya setelah melihat para ilanders yang lain tengah melihat aksi menarik dari kedua pria Jepang dan Korea itu.
Setelah sampai di salah satu dari 3 ruang kamar disana, Kei merebahkan tubuh Heeseung diatas ranjang. Ia melepaskan penutup kaki yang terpasang di kaki manis adiknya itu.
"Tidurlah!" Pinta Kei dengan tegas. Heeseung yang mendengar suruhan hyungnya itu pun mengerucutkan bibirnya lalu berkata,
" Baiklah, Hyung bisa meninggalkanku."
Mendengarkan balasan dari mulut Heeseung, Kei bukannya pergi malah ikut merebahkan diri disamping Heeseung.
" Eh Hyung, kenapa malah ikut tiduran bersamaku?" Heeseung mengernyitkan dahi, bingung dengan tingkah yang lebih tua.
"Mengawasimu, bukan hal yang tidak mungkin kau akan kembali berlatih disini setelah aku tinggalkan nanti." Balas Kei.
"Tetapi Hyung ak-"
"Tak ada bantahan! Tidurlah!" Ucap Kei memutuskan ucapan yang lebih muda. Heeseung akhirnya kembali pasrah dan menghembuskan nafasnya lelah. Ia pun menarik sedikit selimut keatas, dan mulai memejamkan matanya.
Kei memandang adiknya yang tertidur dengan tersenyum lembut. Setelah merasa Heeseung sepenuhnya terbawa ke alam mimpi, Ia melakukan hal yang tak terduga.
Cup*
" Jangan lelah Heeseung-ah, aku tak suka." Ucap lirik Kei setelah dengan sengaja mengecup bibir manis itu sekilas. Membawa belakang tubuh sang mungil menempel di dadanya dan ikut berkelana ke alam mimpi dengan kedua tangan memeluk pinggang ramping itu.
Tanpa Kei sadari korban kecupannya itu belum sepenuhnya tertidur. Membuka mata perlahan, Heeseung menyentuh bibirnya dengan tatapan tak percaya dan semburat merah dipipinya. Ia menatap sebentar Hyungnya yang tertidur lelap dan --
Cup*
" Terimakasih Hyung"
--membalas kecupan Kei sebelumnya serta mengucapkan terimakasih dengan lirih. Tak lama dari itu, kedua insan telah sepenuhnya berkelana bersama mengarungi dunia mimpi.