"Nath, bangun. Kita udah sampai di rumah Lo" panggil Edgar, tak lupa pria itu menepuk pelan pundak Nathan.

"Heumm" gumam Nathan pelan. Mata pemuda itu masih tertutup rapat dengan kedua tangannya yang direntang, mencoba meraih tubuh Edgar untuk dipeluk.

Edgar terkekeh gemas, lalu melepaskan pelukan Nathan dengan perlahan membuat pemuda itu menyerngit tidak terima.

Edgar keluar dari mobilnya, berjalan kearah pintu penumpang di sampingnya. Membukanya dan langsung menggendong tubuh Nathan.

Nathan menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Edgar, wangi pria itu sangatlah menenangkan. Nathan suka itu.

"Di mana kuncinya?" Tanya Edgar. Nathan membuka matanya perlahan, hanya sedikit dan menunjukkan kearah vas bunga yang ada.

Edgar mendekati vas bunga itu, mengambil kunci rumah Nathan yang selalu dia letakkan di dalam vas bunga tersebut.

"Permisi" ucap Edgar pelan sesudah membuka pintu rumah Nathan.

Edgar menatap kearah penjuru rumah Nathan yang cukup sederhana dengan gaya minimalis, terkesan rapi untuk anak muda yang tinggal sendirian.

"Kamar Lo di mana? Lantai 2?"

Nathan mengangguk mengiyakan.

Edgar berjalan menaiki anak tangga dengan Nathan yang dia gendong di depan. Pria itu membuka perlahan pintu kamar Nathan.

Edgar membaringkan tubuh Nathan di kasurnya yang berwarna abu-abu polos dengan perlahan. Menyelimuti pemuda itu lalu mengecup keningnya.

"En, mau kemana?" Tanya Nathan dengan suara seraknya, pemuda itu terbangun karena aroma tubuh Edgar sudah tidak tercium lagi.

"Gue mau pulang, kenapa?"

Nathan melambaikan tangannya, menyuruh Edgar untuk mendekatinya, "sini" katanya dengan mata yang masih terlihat mengantuk.

Edgar mendekati Nathan, dengan segera Nathan menarik tubuh Edgar, membuat pria itu berbaring di sampingnya lalu memeluknya erat.

"Kenapa hm?" Tanya Edgar heran, entah mengapa Nathan menjadi sangat manis hari ini.

Nathan merapatkan tubuhnya dengan tubuh Edgar, menggesek kepalanya ke dada bidang Edgar yang berbalut kaos.

"Temenin" balas Nathan, membuat Edgar terkekeh lalu mengecup bibir Nathan pelan.

Sesuai keinginan Nathan, Edgar menemaninya tidur bersama di kasur Nathan yang untungnya cukup untuk mereka berdua.

~•°•~

~•°•~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~•°•~

Jam 2 siang Nathan terbangun dari tidurnya, dia bermimpi buruk akan tetapi dia tidak ingat apa yang terjadi di mimpi, tapi yang pasti itu sangatlah menyakitkan.

Nathan mengatur nafasnya, mencoba tenang. Nathan menatap kearah samping, terdapat Edgar yang tertidur pulas sambil memeluk dan menciumi perutnya.

Dengan perlahan Nathan melepaskan pelukan Edgar, mendudukkan dirinya lalu termenung.

Entah mengapa Nathan jadi teringat ayahnya dan mulai terisak.

Edgar membuka matanya perlahan, telinga mendengar suara isakan kecil. Edgar segera menegapkan tubuhnya dan memeluk erat Nathan.

"Mimpi buruk?" Nathan mengangguk.

Setelah itu suara ponsel Nathan terdengar, dengan perlahan Nathan turun dari kasurnya untuk mengambil ponselnya yang seperti Edgar letakkan diatas meja belajarnya.

Tertera nama dokter Riyan di sana, membuat tubuh Nathan mendadak kaku.

Dengan berat Nathan mengangkat telpon itu, "Halo dok?"

"Kenapa dengan ayah saya?

Setelah mendengar sahutan dari seberang telepon, Nathan langsung bergegas untuk pergi ke rumah sakit. Edgar yang melihat itu juga lantas mengikuti Nathan.

Dengan cepat Edgar menjalankan mobilnya menuju rumah sakit tempat ayah Nathan di rawat.

Hampir 15 menit mereka berdua akhirnya sampai di rumah sakit tersebut, dengan tergesa-gesa Nathan berjalan kearah ruangan tempat ayahnya di rawat.

Nathan membuka pintu ruang rawat ayahnya dengan tidak sabaran, di depannya terlihat seorang pria paruh baya yang mirip dengan tengah tersenyum hangat.

"Ayah" Nathan menangis sambil memeluk tubuh ayahnya yang cukup kurus, tangan sang ayah terulur mengelus rambut sang putra.

Edgar yang berada di belakang Nathan tersenyum lembut ketika melihat tangis bahagia Nathan, pandangannya kini beralih menatap pria di sampingnya.

Edgar mengikuti arah pandang pria itu yang menatap aneh Nathannya, lalu menatap kembali kearah pria itu dengan tajam.

Dokter Riyan, pria itu mengalihkan pandangannya dari Nathan lalu tersenyum miring pada Edgar yang menatapnya tajam.

.

.

.
TBC

Wuih, Cio datang hehehe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wuih, Cio datang hehehe

Oiya, Senin ini, Cio vaksin ke-2 ^^

Secret Side Ketos (Completed)Where stories live. Discover now