BAB 1 | END OF SUMMER HOLIDAY

5 0 0
                                    

Ketika awal tahun pelajaran, biasanya para murid Vellichor akan sibuk dengan perlengkapan sihir mereka dengan membeli bermacam barang yang dibutuhkan-tentu saja perlengkapan atau barang-barang tiap tahun berbeda. Namun tidak begitu dengan Clara. Karena setiap liburan sekolah, Clara selalu menyiapkan terlebih dahulu perlengkapan sekolah untuk tahun selanjutnya. Clara melakukan itu dari awal dia masuk Vellichor. Sebab orang tua Clara, orangtuanya bekerja di kementrian sihir. Ibunya, Sophia Thompson bekerja di bagian Pendidikan Sihir, sedangkan ayahnya, Eric Thompson bekerja sebagai Aquiver.
Clara, Clara Thompson. Remaja perempuan yang memiliki rambut lurus berwarna coklat yang seringkali di ikat agar terlihat rapih, dia memiliki warna mata hazel dan berpenampilan sangat rapih karena dia sangat perfeksionis.
Clara mempunyai adik bernama Helena. Mata biru Helena sangat mencolok baginya, begitu pula dengan rambut pirang bergelombang yang sama sekali berbeda dengan kakaknya.
Helena memiliki kulit yang putih bersih. Penampilan yang sangat anggun membuat dirinya bak putri di negeri dongeng. Di lehernya selalu menggantung kalung pemberian ibunya yang berbentuk bulan sabit-Clara diberi berupa gelang.

#

Hari ini pagi terasa tak seindah pagi sebelumnya, Clara dengan malas bangun dari tidur dan turun ke bawah untuk sarapan. Seperti dia tak ingin liburan cepat selesai karena besok sudah masuk sekolah padahal ini tahun terkahirnya di Vellichor. Berbeda dengan Helena yang wajahnya tak bisa menyembunyikan rasa senang bahwa dia akan kembali ke Vellichor.

Setengah dari meja makan sudah dipenuhi berbagai macam makanan. Di dapur, Mrs. Sophia sedang memasak menggunakan sihirnya-pisau dapur yang memotong bawang dengan sendirinya, teflon-teflon yang menampilkan atraksi masak hebat tanpa ada yang menyentuhnya serta sup yang diaduk dengan sendok. Di rasa sudah matang, Mrs. Sophia pergi ke meja makan dengan diiringi peralatan makan yang membawa semua makanan seperti parade makanan lezat. Semuanya mengalun di udara dengan rapih dan mengantri untuk meletakkan hidangan yang sudah tak sabar untuk dimakan.
Clara sudah duduk dan berganti pakaian dengan gaun favoritnya. Dia memainkan beberapa mantra pada Clay. Dia mempermainkan kucing miliknya dengan memunculkan sebuah bola karet di sembarang tempat dan menghilangkannya lagi. Clay terus mengejarnya ke sana ke mari. Helena hanya duduk dengan tenang sambil membaca buku sejarah kaum penyihir.

"Sudah hentikan, Clara", Mrs. Sophia menyuruh Clara untuk berhenti ketika makanan sudah sampai.

"Baik, Bu", Dia menghilang bola yang sudah di dapatkan Clay dengan susah payah. Bolanya Clara simpan di ujung meja dekat dirinya. Clay yang merasa kecewa meloncat ke jendela dan duduk.
Makanan pun menari-nari di udara sebelum terhidang dengan sempurna. Mereka pun mulai malam setelah Mrs. Sophia duduk di kursi kayunya.

"Ibu, apakah ayah kemarin pulang?", Tanya Clara di sela-sela makannya padahal makanannya masih dikunyah. Ada jeda waktu sampai Mrs. Sophia menjawab tentu karena dia menuntaskan makanan di mulutnya.

"Tidak, ayahmu ada pekerjaan di Aquiver. Mereka sedang memburu Hodevil", Jawab Mrs. Sophia.

"Hah, Hodevil?!, Penyihir yang hobi menyiksa para Stupple?. Keren", Mulut Clara membuka, ia kaget dengan jawaban sang ibu.

"Tak hanya itu, dia sering menggunakan mayat korban untuk dijadikan manekin. Dia pun pernah mencuri Bank Duitten", tanpa aba-aba, Helena menambahkan kejahatan Moreau dengan nada yang datar dan tiba-tiba.

"Bank Duitten?!, Bank teraman di Zovatra?", Sekali lagi ekspresi kaget Clara terlihat.

"Apakah kau tak pernah baca koran Clara?", Tanya Helena.

"Memangnya kau sering Helena?", Tanya balik dari seorang Clara.

"Yah, cukup sering selama liburan ini. Tapi kalau di Vellichor aku kadang-kadang membacanya", Sesekali Helena berpaling dari buku untuk menjawab semua pertanyaan Clara dengan sabar.

Crimson Moon : Love And LifeWhere stories live. Discover now