Sepuluh

747 64 14
                                    

Setelah menahan semua rasa sakit disekujur tubuhnya, Jaehyun akhirnya sampai di depan rumah Renjun, darah dari kepala dan beberapa bagian yang terluka masih saja mengalir tanpa mau berhenti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah menahan semua rasa sakit disekujur tubuhnya, Jaehyun akhirnya sampai di depan rumah Renjun, darah dari kepala dan beberapa bagian yang terluka masih saja mengalir tanpa mau berhenti. Kesadarannya sedikit demi sedikit berkurang seiring dengan darah yang mengalir tak berkesudahan.

Dengan tangannya yang semakin bergetar akibat lemas, Jaehyun berusaha memencet tombol bel rumah Renjun dengan sekuat tenaga.

Dari dalam rumah, Renjun sedang menikmati makanan ringan bersama tuan dan nyonya Huang yang menonton tv di ruang keluarga. Mendengar suara bel yang berbunyi, dengan inisiatif Renjun beranjak dari sofa dan melangkah menuju pintu rumah.

Renjun kini melangkah menuju pagar dengan mengelus perutnya yang tiba-tiba sang bayi melakukan pergerakan yang mengejutkannya.

"Auh.. ada apa sayang? mengapa mama di tendang dengan kekuatan penuh?"

Renjun kini sampai di depan pagarnya, ia menarik gagang pagar dan membuka pagar tersebut.

"Maaf, mencari sia- J-jaehyun!"

Jaehyun yang melihat Renjun yang membuka pagar seketika tersenyum lemah. Ia meraih kotak cincin di saku mantelnya, dan membuka dengan tangan yang bergetar.

"R-renju-jun... maukah k-kau-" tak sempat melanjutkan ucapannya, Jaehyun terjatuh dan tak sadarkan diri.

"J-jaehyun! Ayah! Ibu! Jaehyun!" Renjun berteriak sembari menangis kencang, ia tersujud dan memeluk Jaehyun yang penuh dengan darah.

"Ada apa na- astaga!" Tuan Huang berlari menuju Renjun yang memeluk Jaehyun.

Tuan Huang dengan segera menggotong Jaehyun yang tak sadarkan diri, sedangkan Renjun menangis terisak sembari memungut barang yang dibawa Jaehyun, dibantu oleh nyonya Huang. Baju Renjun yang berwarna putih seketika berubah terhiasi dengan bercak merah darah dari kekasihnya.

Jaehyun dibaringkan di ruang kamar tamu, tuan Huang dan nyonya Huang terkejut melihat kondisi Jaehyun yang mengenaskan dengan penuh darah di tubuh dan wajahnya.

Renjun terus menerus menangis disisi Jaehyun. Tuan Huang dan nyonya Huang membantu membersihkan Jaehyun dari darah dan mengobati luka-luka di tubuh Jaehyun.

Renjun membantu melepaskan mantel Jaehyun, kemudian ia teringat bahwa kotak cincin yang disuguhkan Jaehyun terjatuh di tanah. Renjun dengan berlari kecil keluar dan mengambil kotak cincin tersebut. Beruntung 2 cincin tersebut tidak keluar dari kotaknya.

Renjun meletakkan kotak tersebut di meja dekat kasur, ia kembali mendekati Jaehyun yang masih setia tak sadarkan diri. Renjun kembali menangis.

"Dilihat dari letak lukanya, sepertinya Jaehyun mengalami kecelakaan." ucap tuan Huang sembari meletakkan obat di luka Jaehyun.

Nyonya Huang menatap Jaehyun kasihan, kondisi yang penuh luka dengan membawa banyak barang berat seperti itu pasti membuat tenaganya terkuras. Hebat karena ia berusaha tetap tersadar dan menahan segala kesakitan yang ia rasakan. Nyonya Huang menteskan air matanya.

TEENAGER MOM | JAERENNOWhere stories live. Discover now