Tiga

1.2K 80 7
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

▪︎ ▪︎ ▪︎

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

▪︎ ▪︎ ▪︎

Jeno tertidur ketika Renjun mengompres luka-luka lebam di wajahnya. Kini ia terbangun pukul 2 dini hari. Pusingnya sedikit menghilang, mungkin karena ia tidur dan efek dari kompresan es batu dari Renjun.

Mencoba membuka lebar kelopak matanya yang sedikit mengatup karena masih mengangtuk, dan mengira Renjun telah pergi dari apartemennya setelah mengobati lukanya, ternyata perkiraan miliknya salah.

Renjun tertidur di bawah sembari melektakkan kepala dan satu lengannya di atas sofa. Posisi yang nyaman untuk tidur di kelas, namun tidak nyaman saat di rumah. Tangan yang satunya membawa kain lap putih dan plastik berisi es yang sudah mencair bekas ia mrngompres Jeno.

Jeno beranjak dari sofa, kemudian ikut berposisi menyamakan seperti posisi Renjun saat ini. Ia mengamati wajah Renjun cukup dalam, kepalanya sedikit di dekatkan dengan kepala Renjun. Wajah Renjun terlihat lelah dan lelap, bahkan di keadaan wajah lelah seperti ini, aura manis dan indahnya masih setia menghiasi wajah mungil milik Renjun. Bibirnya yang telihat merah ceri, bulu matanya yang lentik, alis yang tebal berbentuk teratur, kulit putih dan halus seperti kulit bayi, surai halus berwarna coklat tua, dan hidung bangir berukuran kecil yang melengkapi kesempurnaan wajah Renjun.

Ia sempurna secara fisik dan hati, Jeno sedikit berharap saat ini. Di otaknya muncul banyak pertanyaan yang ingin ia ketahui jawabannya dengan segera. Apakah Renjun memiliki kekasih? apakah Renjun masih sendiri? karena, dirinya sendiri sepertinya sedang merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Perasaan yang entah dari mana datangnya.

Apakah love at the first sight itu benar adanya?

Jeno tersenyum dan terkekeh sendiri. Benar dugaannya, ia telah menyadari sendiri bahwa dirinya sedang jatuh cinta. Jatuh cinta pada pandangan yang pertama, sepertinya.

Jeno bukan orang yang gampang mencintai dan menyukai orang. Bahkan seumur hidupnya, ia hanya mencintai ayah dan adiknya saja. Tidak pernah ada orang lain yang pernah Jeno cintai.

Jeno hanya mencintai orang yang menghargai dan mencintai dirinya saja. Perlakuan lembut dan perhatian dari Renjun, entah mengapa membuat dirinya nyaman sekaligus membuat jantungnya cukup berdebar.

TEENAGER MOM | JAERENNOWhere stories live. Discover now