6. Salah Sasaran?

Mulai dari awal
                                    

  "Aku juga menyukainya." Tawa Sunwoo.

     Sementara wanita yang duduk cemas di kursi meja belajar putrinya justru makin ketakutan karena tau maksud cat merah yang Sunwoo bicarakan itu. Wanita berharap cemas semoga nomor yang orang kala itu berikan padanya benar benar bisa dihubungi. Setelah panggilan ke lima, akhirnya nomor yang dituju mengangkat panggilan itu.

  "Ada apa kau menghubungiku?! Aku sudah mengirimkan uangmu lewat bank!"

  "Katakan jika uang itu belum terkirim dan kau ingin menemui mereka sekarang." Ucap Sunwoo pelan pada si wanita sambil memberikan telponnya.

    Dengan gemetar, wanita itu menuruti Sunwoo, "u-uang itu belum terkirim ke rekening saya. Malam ini saya ingin menemui kalian."

  "Apa kau tak paham? Aku sudah mengirimkannya ke rekening yang kau kirim kemarin lusa!"

  "Katakan kalau mahasiswa itu melarikan diri dan coba mencari kalian." Kata Sunwoo.

  "Mahasiswa yang kau jebak itu, dia melarikan diri! Sekarang dia coba untuk mencari kalian!"

  "Ahahhahaha! Aku akan ladeni dia! Dia hanya seorang pemuda yang mudah dibodohi!"

    Sunwoo tersenyum sambil merebut ponselnya dari si wanita, "jika kau benar-benar berani meladeniku, maka katakan dimana kau berada, Paman."

  "Hoo.. kau menjebak wanita bodoh itu? Ahaha! Baiklah, aku akan mengirimkan alamat kami padamu. Tapi sebelum itu, kau harus menghubungi seluruh teman dan keluargamu jika kau akan mati hari ini. Jangan lupa memesan peti mati dan rangkaian bungamu sendiri, kau tak mau merepotkan orang lain bukan?"

  "Kau tau paman? Aku rasa kita sangat cocok," balas Sunwoo riang gembira, "aku juga hampir mengatakan hal yang sama untukmu dan para bawahanmu."

*

    Sudah dua jam lebih semenjak mahasiswa yang seharusnya dihukum mati itu menelponnya. Namun hingga saat ini, pemuda itu belum juga menampakkan diri di hadapannya. Dia tertawa keras karena merasa jika dirinya telah menang, pemuda itu hanya menggertak tapi tak berani benar benar datang ke sana.

    Mahasiswa itu adalah yang pertama menantang mereka untuk mendapatkan haknya kembali. Walau ada sedikit perasaan cemas tentang apa yang mungkin dilakukan bocah itu adalah memanggil polisi, pemilik dari organisasi gelap itu telah mempersiapkan banyak penjaga untuk menahan mereka.

  "Apa yang bisa dilakukan pemuda itu?" Tawanya.

  "Tapi, Boss. Kau ingat? Alasan klien yang meminta kita untuk membunuh aktivis itu dengan mengkambing hitamkan mahasiswa Kairo yang berasal dari luar Mesir, dengan jurusan Sastra Arab, berinisial A itu adalah karena mahasiswa itu sangat berbahaya?" Tanya asistennya.

  "Tak ada yang lebih berbahaya! Kita belum pernah gagal, lagipula, pemuda itu pasti sangat ketakutan sekarang karena menjadi buronan." Ucapnya sombong.

 
    Tak lama, terdengar suara ketukan pintu.
 
 
  "Masuk." Ucapnya.

    Ketika pintu terbuka, alangkah terkejutnya kedua orang itu melihat seorang pemuda tersenyun manis sambil membawa sebuah kepala salah satu anggota organisasi di tangan kirinya dan sebuah parang di tangan kanannya. Dia yang mengenakan pakaian serba hitam menyembunyikan noda darah di sekujur tubuhnya, namun tidak dengan noda di pipi dan kedua lengannya.
  
 
  "Maaf aku terlambat, Paman. Aku sangat asik bermain dengan mereka, hehe :D" Ucap Sunwoo sambil memasuki ruangan.

   
    Pria itu berdiri dari duduknya dan berjalan mundur, diraihnya pistol yang dipajang di dinding ruangan dan mengarahkannya pada pemuda itu.

[✔] Klub 513 | Universe | Ep.2 : AbimanyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang