"Lo oke juga, bisa untuk masuk geng kita." Alena menatap kedua temannya yang mengangguk menyetujui.

"Tanisha." Kini seorang cewek berambut bondol juga ikut memperkenalkan namanya.

"Gardenia." Cewek itu tersenyum penuh arti menatap Aloody. Aloody sedikit terkejut.

Pak Wir kembali menyuruh semuanya diam dan mulai menyimak apa yang dijelaskan.

"Gak ketemu lama Ody, lo tambah cantik. Seneng bisa ketemu lagi." Gardenia berbisik tepat di telinganya.

Aloody menatap Gardenia sekejap, lalu mengalihkan pandangannya ke Alena. Ia memberikan seringai tipis.

***

"Ah, maaf gue gak sengaja." Svetla buru-buru membersihkan seragam yang terkena jus walau tidak berguna, tidak mungkin seragam itu bersih ketika Svetla hanya menggunakan telapak tangannya saja.

Svetla meringis. Bisa-bisanya dia menabrak seseorang sampai membuat seragam orang itu kotor. Punggung tangan yang terkena tumpahan kuah baso milik perempuan di depannya ia hiraukan walaupun tangannya mulai memerah terasa panas dan perih.

"Gue bener-bener minta maaf ya."

Svetla tidak mendengar balasan dari cewek yang ia tabrak. Malah tarikan rambut yang ia dapat dari cewek di belakangnya.

"Lo lagi, lo lagi. Gue aja yang lo ributin jangan temen baru gue." Alena berkata sambil memperkuat tarikan rambut Svetla.

Svetla meringis. "Gila. Siapa yang mau ributin? Gue cuma minta maaf karena gak sengaja nabrak dia."

"Alesan lo!"

"Anak setan kurang ajar lo apain temen gue?!" Youra datang bersama Alula. Youra berusaha melepas paksa tangan Alena dari rambut Svetla, tapi Alena sangat kuat, kalau Youra paksa dengan kasar bisa-bisa rambut Svetla ikut lepas.

"Sialan lo! Lepasin setan!"

"Lu bantuin!" Alula langsung saja mengigit tangan milik Alena hingga membuat perempuan itu meringis kesakitan sambil menyorot Alula dengan penuh dendam.

"Sakit banget pasti Ve," Alula mengusap rambut Svetla.

"Mulai berani ya lo!" Alena meneriaki Alula. Dia memberi kode kepada Tanisha dan Gardenia. Belum sempat keduanya menyerang Alula, Youra menendang bokong milik Tanisha dan Gardenia sampai kedua cewek itu terdorong menabrak meja.

"Anjing." Tanisha meringis. "Youra sialan lo!"

Youra tidak memedulikan keduanya, ia berbalik badan menghadap Alena. Tanpa basa-basi ia menonjok Alena tepat di wajahnya.

"WTF?!"

Svetla dan Alula melongo melihatnya. Selama yang Alula tahu, Youra itu tidak pernah melakukan tindakan bar-bar seperti itu dan Youra juga tipe cewek yang tidak peduli dengan keadaan sekitarnya.

Alena memegang hidungnya yang mengeluarkan darah. Ia mendesis marah, matanya menatap nyalang Youra. Tanpa memberi kesempatan Youra untuk menonjoknya lagi, Alena lebih dulu menarik rambut Youra sampai kepala gadis itu ikut tertarik ke belakang. Tidak sampai situ saja, Alena juga menampar kedua pipi Youra.

"ORION TOLONGG!!" Alula berteriak ketika melihat Orion bersama Farhan baru memasuki kantin.

Orion melepas paksa tangan Alena dari rambut Youra. Dengan segera Farhan menggeser tubuh Youra agar ada di belakang tubuh cowok itu. Orion juga melindungi tubuh Svetla dan Alula.

"Lo apa-apaan sih Alena!" Bentak Orion.

"Muka gue di tonjok. Ya kali gue diem aja."

"Anak setan! Lo yang duluan jambak Vetla!" Balas Youra.

Orion melihat penampilan Svetla yang sudah acak-acakan.

"Kenapa?" Tanya Orion pelan.

"Gue gak sengaja nabrak dia," matanya melihat Aloody. "Beneran gak sengaja. Tapi Alena ngira gue ganggu dia."

"Lo denger? Dia gak sengaja. Kenapa malah lo perbesar masalahnya?"

"Karena kecorobohannya buat seragam Ody kotor!"

"Masuk sekolah ini bisa, pasti duitnya banyak. Gak ada? Perlu gue beliin selusin?"

"Orion gak boleh sombong," bisik Svetla tepat di telinga Orion.

"Gak jelas lo pada. Kelakuan kayak gak pernah sekolah aja. Hobinya bikin keributan mulu." Orion menggenggam tangan Svetla lalu pergi dari sana. Semakin Orion mengeratkan genggamannya malah membuat Svetla meringis.

"Kenapa?" Tanyanya sembari melihat punggung tangan Svetla.

"Pas nabrak, kuah baso cewek itu tumpah ke tangan gue,"

"Kenapa malah mentingin orang lain?"

Svetla tidak menjawab.

Orion membawanya ke Klinik. Cowok itu menyuruh Svetla menunggu sebentar, sedangkan ia keluar untuk memanggil Miss Layla. Ketika Svetla sedang di obati, Orion sempat membelikan bubur ayam untuk gadis itu. Ia mendekati Svetla yang sedang memperhatikan balutan perban di punggung tangannya.

"Miss Layla udah selesai?" Tanya Orion basa-basi.

Orion duduk di pinggir brankar. Tangannya menyodorkan semangkuk bubur yang ia beli.

"Bisa sendiri atau perlu di suapin?"

"Tangan kanan masih berfungsi." Jawab Svetla.

Svetla mulai memakan buburnya. Orion hanya memperhatikan istrinya itu. Perlahan tangannya naik ke puncak kepala Svetla, mengelusnya pelan sampai ujung rambut gadis itu.

"Masih terasa sakitnya?" Svetla mengangguk.

Svetla membiarkan Orion yang mulai mengikat rambutnya. Tidak kencang karena Orion tidak ingin kepala Svetla tambah sakit.

"Youra nggak apa-apa?"

Orion mengangguk. "Dia lagi sama Farhan. Aman."

"Lo kenal anak baru itu? Sekelas kan sama lo?"

"Aloody?"

Svetla seperti pernah mendengar nama itu.

"Iya, itu yang disebut Oma waktu makan malam."

"Hubungannya sama lo apa?"

"Oma udah ngerencanain perjodohan gue sama dia. Ya akhirnya gue seneng banget karena batal."

Svetla mengangguk-angguk. "Pantesan ya, Oma kelihatan gak suka sama gue. Kan, gue yang ngegagalin perjodohan lo."

Orion tertawa pelan. "Enggak apa-apa, yang penting guenya suka sama lo."

"Hah?"

"Untung tadi gue buru-buru minta maaf sama Aloody itu. Kalau dia tau nih, gue penyebab perjodohannya batal, bisa jadi bulan-bulanan dia buat di bully."

"Kan ada gue yang lindungi lo. Jangan takut."

"Kalau lo balik sama perempuan yang masih ada di hati lo, siapa yang akan lindungi gue?"

***

Jangan lupa vote nya🥲🤍

Svetla

Svetla

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
SVETLARION (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin