● Pulau Area 66

558 42 8
                                    

Pulau Unit area 66 adalah pulau yang menjadi area terlarang semenjak sebuah markas didirikan disana. Pulau yang tidak boleh di masuki oleh orang awam. Markas itu dijaga ketat oleh pasukan-pasukan terlatih dengan sistem dan alat tempur yang canggih.

Malam itu, seorang penyusup berhasil memasuki pulau tersebut, walau ia harus bergelut dangan pasukan terlatih dan menghabisinya satu persatu. Sirene mulai menyala. Menandakan penyusup itu telah masuk ke markas mereka. Para pasukan terlatih mulai berhamburan ke luar dan mengambil senjata mereka, siap menangkap penyusup itu. Penyusup bersetelan serba hitam itu mengendap endap berjalan ke ruangan yang ditujunya.

"berhenti!" penyusup itu menghentikan langkahnya. Ia melihat ke belakang, di belakangnya sudah ada 7 anggota pasukan terlatih yg sedang mengepungnya sambil menodongkan senjata mereka.

Penyusup itu menyerigai lalu mengeluarkan senjatanya yg semacam short gun. Tanpa basa basi, ia langsung menghabisi para pasukan terlatih itu, tanpa ada peluru yang meleset. kemampuannya sungguh seperti pembunuh bayaran profesional.

Penyusup itu berhasil memasuki ruangan penelitian, tempat ruangan yang ditujunya. Penyusup itu menembak para peneliti dengan dingin lalu mendatangi salah satu rekannya yg di tangkap dan di jadikan bahan uji coba oleh para peneliti itu. Rekannya itu terbaring setengah sadar di ranjangnya dengan alat alat teknologi canggih yang dipasang di tubuhnya.

"ketua, ketua.. akan me..menyelamatkan saya dari tem..pat menjijikan ini,kan?" dengan terbata bata rekanya bertanya kepada ketua yang lebih muda darinya.

"maafkan aku, kau terlalu membahayakan misi ini dan kau sudah terkontiminasi oleh alat alat di sini." Ujar penyusup itu. Manik mata merahnya menatap dingin rekannya tanpa ada rasa belas kasihan di raut wajahnya.

"ja..jadi ketua akan.. tidak! Ketua! Jangan lakukan itu! Aku ingin hidup! Aku-"

Dor! Dor! Dor!

"maaf, ini demi tempat kelahiran kita"

Penyusup itu keluar dari ruangan setelah menghabisi rekan satu-satunya. ia pun berpindah tempat ke ruangan informasi. Di sana ia mengutak atik keybord yg ada disana, mencoba mengapus data data yang ada di tempat itu, setelah itu ia merusak alat alat teknologi dan mencabut kabel kabel yg ada disana.

Para pasukan terlatih itu mengetahui bahwa penyusup itu ada di ruangan informasi. Mereka pun mendobrak pintu ruangan itu dan masuk secara paksa. Tetapi para pasukan terlatih itu tidak menemukan penyusup itu. Pasukan itu hanya menemukan beberapa jasad rekan mereka dan barang-barang yg sudah rusak. Ia menghilang begitusaja tanpa ada jejak sedikitpun. Saat salah satu pasukan terlatih itu akan mengevakuasu jasad jasad disana, anggota pasukan itu menemukan bom yg berada di jasad yg terlungkup. Anggota pasukan itu berteriak dan...

DUAAAARRRRR!!!

Bom itu pun meledak, menghancurkan ruangan informasi dan sebagian markas itu. Semua anggota pasukan ketar katir berlarian ke sana kemari. Menyelamatkan pasukan mereka yang terluka. Mereka juga menyelamatkan 'barang-barang penelitian' yang berada di markas itu.

Di kehuru haraan itu. Penyusup itu tersenyum penuh bangga diatas kapal very yang ia sewa bersama dengan para bawahannya.

"Ketua, apakah anda berhasil menghancurkan data-data yang berada dimarkas itu?." ujar salah satu bawahannya yang berdiri dibelakang penyusup itu.

Penyusup itu berbalik ke arah bawahannya, "tentu saja, Wakil ketua Lee. itu hal yang mudah untuk dilakukan sendiri." ujarnya angkuh.

"Tapi, apakah kita tidak perlu memberitahukan kepada Tuan Pemimpin mengenai hal ini.."

"sudah kubilang, TIDAK PERLU! Tuan Pemimpin tidak boleh tahu tentang hal yang kita lakukan dibumi."

"ba-baik, Ketua."

"satu hal lagi, wakil ketua Lee. kenapa yang aku temukan di markas itu hanya ada satu prajurit, bukankah ada dua prajurit yang ditangkap oleh musuh kita."

"Kemungkinan satu prajurit lagi di kurung di markas yang berbeda."

"apa?! mereka masih memiliki markas lain?"

"benar, ketua. mereka memiliki markas rahasia di pulau rintis."

"kalau begitu kerahkan seluruh pasukan kita untuk mencari markas itu. kita harus menemukan markas itu secepatnya. jangan sampai markas itu tidak di temukan."

"BAIK KETUA!!" Wakil ketua itu memberi hormat lalu bergegas pergi untuk memberitahukan bawahan yang lain.

Di Pulau Rintis, Rumah Tok Aba...

DUAAAARRR!!!

"Eh? suara ledakan apa itu, Ayah?"

"hmmm... mungkin itu suara ban mobil truk yang meletup. dah... dah... jangan pikirkan masalah itu, lebih baik kau bantu bunda bereskan barang bawaannya, cepat!!!!"

"iya, Ayah~" Boboiboy pergi dari ruang keluarga. dan akhirnya Amatolah yang menguasai remot televisi.

"Muehehehe~ Akhirnya aku bisa menonton pertandingan tinju."

"DASAR SUAMI TAK PUNYA HATI!!! GAKADA NIATAN NIH! NGEBANTU ISTRINYA YANG LAGI KESUSAHAN! EMANG SEMUA SUAMI ITU GAK PEKA!" baru saja beberapa menit ia menonton televisi, sudah diteriaki oleh istri tercinta.

"nah! istrimu sudah mengaung saatnya kau menyerahkan remot tv itu pada aba, hehehe..."

"hah... oke, sayang... aku datang." terpaksa Amato pun memberikan remot tv itu ke tok aba, dan segera ke kamar istrinya berada.

"akhirnya datang juga, cepat bantu Anak kita lipat beberapa pakaian itu " Perintah Camilla.

"Boboiboy kan tinggal pecah tiga atau lima, dan masalah pun selesai." ujar Amato.

"oke, kalau begitu, aku takkan telpon awak ataupun membalas pesan awak selama satu bulan."

"ehhh... janganlah! istriku ini... pandai sangat membuat suamimu ini mengalah. baiklah meh aku bantu."

"nah! kan senang kalau dari tadi suamiku menurut perkataanku." Camilla tersenyum puas.

"hahaha... Terbaik!" Boboiboy mengacungkan jempolnya kepada ibunya. "Bunda yakin akan kembali ke kota Hilir?"

"Haah, sebab Bunda tak bisa meninggalkan butik yang sedang bunda jalani, rancangan busana yang harus dibuat menumpuk-numpuk diruang kerja bunda jadi bunda harus cepat-cepat kembali. Maafkan Bunda yah." Camilla mengelus-elus kepala anak semata wayangnya itu.

"Tidak apa-apa, bunda. Boboiboy tetap senang karena bunda masih bisa meluangkan waktu walau Bunda sibuk."

"Aaaaahhh~ anak bunda yang comel ini memang terbaik!"

"sampai hati istriku ini akan tinggalkan aku dan putraku~" Amato merajuk.

"sebenarnya yang ninggalin itu siapa sih? Aku yang pulang ke rumah kita dikota Hilir, atau korang yang pergi ke galaxy." Camilla.

"hehehe..." Boboiboy dan Amato pun hanya bisa terkekeh tanpa bisa membalas perkataan istrinya itu.

Amato pun bertanya lagi, "istriku sedang datang bulan yah?"

"Haah!" Camilla mengangguk.

"oh~ pantas..." ucap serempak anak bapak.

"APA?!?"

"Tak-tak! takde apa-apa,... hehehe..." elak mereka berdua.

Tbc...

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN! TERIMA GAJI!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fang Familly [Agam Gabernor]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang